Pieter Bleeker

Pieter Bleeker

Biografi
Kelahiran	10 Juli 1819 Zaandam
Kematian	24 Januari 1878 (58 tahun) Den Haag
Direktur Sekolah Dokter Djawa
1851 –
Kegiatan
Pekerjaan	military officer of healthcare ^(en)  (1841–1864), zoologis, dokter, ichthyologist ^(en) , scientific illustrator ^(en)
Bekerja di	Akademi Kesenian dan Ilmu Pengetahuan Kerajaan Belanda
Karya kreatif
Singkatan nama zoologi	Bleeker
Penghargaan (16 Januari 1862)  Knight of the Order of Saint-Michel ^(en) (25 Agustus 1861)  Commander of the Order of Philip the Magnanimous ^(en) (18 Februari 1860)  Commander of the Friedrich Order ^(en) (24 November 1859)  Order of the Red Eagle 3rd Class ^(en) (22 Februari 1858)  Knight of the Order of the Iron Crown (Austria) ^(en) (6 Agustus 1857)  Commander of the Order of the Oak Crown ^(en) (17 November 1856)  Officers' Cross ^(en) (11 Desember 1849)  Knight of the Order of the Netherlands Lion ^(en)

Pieter Bleeker

Pieter Bleeker (10 Juli 1819 – 24 Januari 1878) adalah seorang dokter dan ahli ikan (iktiolog) yang pertama kali mempublikasi jenis-jenis ikan yang hidup di Indonesia.

Kariernya di Hindia Belanda dimulai sebagai pegawai jawatan sanitasi dari tahun 1842 hingga 1860 di dinas ketentaraan Belanda. Di samping kesibukannya sebagai dokter, ia sekali-kali mendatangi tempat penangkapan ikan dan memerikan berbagai jenis ikan yang diperolehnya. Setelah beberapa lama, ia juga memperoleh berbagai contoh ikan yang dikirim kolega-koleganya dari berbagai pulau di Indonesia. Selama keberadaannya di Indonesia, ia telah mendeskripsi lebih dari 12.000 contoh ikan, yang banyak di antaranya masih tersimpan di Museum Sejarah Alam di Leiden, Belanda.

Sekembalinya ke Belanda pada tahun 1860, ia memulai karya monumentalnya, Atlas Ichthyologique yang mengumpulkan semua hasil kerjanya di Indonesia, dan terbit pertama kali tahun 1862. Di dalam karya ini Bleeker memuat lebih dari 1500 gambar ikan. Ia memerikan lebih dari 511 genus baru dan 1925 jenis baru.

Begitu banyak informasi dalam karya-karya Bleeker sehingga hingga kini banyak yang belum ditelaah ulang karena kurangnya perhatian orang pada keanekaragaman ikan di Asia Tenggara setelah dia.