Partai Pejuang Tanah Air (Jawi: ڤرتي ڤجواڠ تانه اءير), dengan akronim PEJUANG adalah sebuah partai politik berlandaskan Melayu di Malaysia. Didirikan oleh Mahathir Mohamad yang sebelumnya merupakan pendiri UMNO Baru dan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu). Sebelumnya, Mahathir mendeklarasikan "Bersatu Blackout" sebelum akhirnya memisahkan diri dari Partai Bersatu dan mendirikan Partai Pejuang.[1]
Partai Pejuang Tanah Air pertama kali ikut serta dalam pemilihan umum di Slim, Perak dan mengusung Amir Khusyairi Mohd Tanusi. Saat itu, Partai Pejuang belum terdaftar secara resmi di Departemen Pendaftaran Organisasi, sehingga calon legislatif tersebut disebut sebagai calon independen.[2] Pada Januari 2022, Partai Pejuang kembali menyertai pesta demokrasi di Johor.[3] Partai Pejuang mengusung calon legislatifnya sendiri tanpa melakukan kerja sama politik dengan Barisan Nasional, Perikatan Nasional, maupun Pakatan Harapan. Namun, seluruh calon legislatif yang diusungnya gagal mencapai suara mayoritas di Dewan Undangan Negeri Johor.[4]
Sejarah
Bermula dari pengunduran diri Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia, sekaligus Ketua Umum Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) dan Ketua Umum Pakatan Harapan (PH).[5] Bersamaan dengan itu, Partai Bersatu juga keluar dari koalisi PH dan membuat pemerintahan federal runtuh.[6] Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah menunjuk Mahathir sebagai penjabat perdana menteri hingga perdana menteri terpilih dilantik. Partai Bersatu kubu Mahathir Mohamad justru mengusungnya kembali sebagai perdana menteri, sedangkan Muhyiddin Yassin mengajukan diri sebagai calon perdana menteri. Kemudian, Muhyiddin melakukan kerja sama politik dengan beberapa partai politik, seperti Barisan Nasional, Gabungan Partai Sarawak, Partai Islam Se-Malaysia, Partai Bersatu Rakyat Sabah, dan Partai Solidaritas Tanah Air untuk meraih dukungan parlemen. Pada akhirnya, Muhyiddin berhasil memperoleh dukungan sebesar 114 anggota Dewan Rakyat.[7] Kelompok fraksi-fraksi pendukung Muhyiddin tersebut dikenali sebagai Perikatan Nasional (PN).
Mahathir tidak setuju atas pembentukan koalisi PN dengan komponen utama partainya adalah Partai Bersatu. Ia bersikeras bahwa Partai Bersatu merupakan bagian dari Pakatan Harapan.[8] Pertentangan tersebut berakhir dengan adanya keputusan untuk memberhentikan beberapa kader Partai Bersatu, di antaranya Mahathir Mohamad, Mukhriz Mahathir, Syed Saddiq Syed Abdul Rahman, Maszlee Malik, dan Amiruddin Hamzah pada 28 Mei 2020.[9] Mereka tidak menerima keputusan tersebut dan tetap mengekalkan diri mereka sebagai kader Partai Bersatu. Meski demikian, Muhyiddin menjelaskan bahwa pemberhentian mereka telah sesuai dengan konstitusi partai dikarenakan Mahathir dan empat orang lainnya yang telah diberhentikan tersebut tidak mendukung pemerintah, melainkan duduk sebagai anggota parlemen oposisi.[10]
Mahathir yang saat itu mengklaim dirinya sebagai anggota Partai Bersatu mendeklarasikan "Bersatu Blackout" yang menunjukkan kekecewaan para mantan kader Partai Bersatu yang telah diberhentikan sebelumnya kepada Partai Bersatu pimpinan Muhyiddin Yassin.[1] Pada 12 Juni 2020, Mahathir berkelakar bahwa dirinya akan membentuk partai baru yang dinamakan sebagai "Partai Apa Aku Dapat" menyusul perpecahan di antara anggota Partai Bersatu.[11] Setelah itu, Shahruddin Md Salleh yang menjabat Wakil Menteri Pekerjaan mengundurkan diri dari jabatannya setelah tidak mendukung pemerintahan Perikatan Nasional dan berdiri dalam barisan pendukung Mahathir.[12]
Pengumuman pembentukan partai dilakukan pada 12 Agustus 2020 bersamaan dengan deklarasi dukungan terhadap calon legislatif, Amir Khusyairi Mohamad Tanusi dalam pemilihan umum sela Slim, Perak.[13] Dengan demikian, "Bersatu Blackout" resmi dibubarkan dan digantikan oleh Partai Pejuang. Lambang partainya menggunakan abjad Jawi, yaitu ڤ (pa) bermakna huruf pertama dari kata "Pejuang". Syed Saddiq yang sebelumnya bersama dengan Mahathir tidak bergabung dengan Partai Pejuang dan memilih untuk mendirikan partai baru bernama Ikatan Demokrat Malaysia.
Partai Pejuang Tanah Air didaftarkan sebagai partai politik pada Januari 2021 dan dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh Departemen Pendaftaran Organisasi (RoS).[14] Hingga pada akhirnya, Partai Pejuang resmi terdaftar sebagai partai politik pada 8 Juli 2021.[15]
Struktur kepemimpinan
- Ketua Umum:
- Presiden:
- Wakil Presiden:
- Sekretaris Jenderal:
- Bendahara Umum:
- Kepala Informasi:
- Muhammad Rafique Rashid Ali
- Ketua Wanita (Pejuanita):
- Ketua Pemuda (Pejuang Muda):
- Ketua Pemudi (Pejuanita Muda):
- Ketua Biro Kesejahteraan:
- Ketua Biro Hukum:
- Ketua Biro Ekonomi:
- Ketua Biro Persatuan Nasional:
- Ketua Biro Riset:
- Ketua Biro Agama:
- Ketua Biro Organisasi Kemasyarakatan:
- Amir Khusyairi Mohamad Tanusi
- Ketua Biro Pelatihan:
- Ketua Biro Hubungan Internasional:
- Ketua Biro Konsumsi:
- Ketua Biro Urusan Sabah dan Sarawak:
- Ketua Biro Perbendaharaan, Komunikasi, dan Multimedia:
- Pengarah Pemilihan Umum:
|
- Ketua di Negara Bagian:
- Wilayah Federal: Kamal bin Abdul Aziz
- Johor: Norekman bin Osman
- Kedah: Azimi Daim
- Kelantan: Sazmi Miah
- Melaka: Sheikh Ikhzan bin Sheikh Salleh
- Negeri Sembilan: Norizan bin Ahmad
- Pahang: Muzaimi Ezrin bin Mukhtar
- Perak: Mior Nor Haidir Suhaimi
- Perlis: Rosley Mat
- Pulau Pinang: Ahmad Shah Rezal Abd Rashid
- Sabah: Nicholas Sylvester
- Selangor: Harumaini Omar
- Terengganu: Wan Nazari Yusoff
|
Pimpinan
Ketua Umum
№
|
Potret
|
Ketua Umum Partai Pejuang |
Mulai jabatan |
Akhir jabatan |
Lama menjabat |
Ref
|
1 | | Mahathir MohamadMahathir Mohamad (lahir 1925) | 12 Agustus 2020 | 16 Desember 2022 | 7002856000000000000♠2 tahun, 126 hari | [16] |
Presiden
№
|
Potret
|
Presiden Partai Pejuang |
Mulai jabatan |
Akhir jabatan |
Lama menjabat |
Ref
|
1 | | Mukhriz MahathirMukhriz Mahathir (lahir 1964) | 12 Agustus 2020 | Petahana | 7003157300000000000♠4 tahun, 112 hari |
Sekretaris Jenderal
Berikut merupakan daftar Sekretaris Jenderal Partai Pejuang Tanah Air.
Sekretaris Jenderal
|
Mulai menjabat
|
Akhir menjabat
|
Ref
|
|
Amiruddin Hamzah
|
12 Agustus 2020
|
Petahana
|
|
Perolehan suara umum
Pemilihan umum
|
Jumlah kursi
|
Jumlah calon legislatif
|
Jumlah suara
|
Persentase
|
Hasil
|
Presiden
|
2022
|
|
52
|
502,927
|
3.99%
|
5 kursi; Pemerintah
|
Mukhriz Mahathir
|
2028
|
|
52
|
502,927
|
3.99%
|
5 kursi; Pemerintah
|
Mukhriz Mahathir
|
Perolehan suara
Negara bagian
Lihat pula
Referensi