PSBI Blitar berdiri pada 8 Desember 1928 yang saat itu masih pada jaman penjajahan Belanda.
PSBI Blitar menjadi salah satu klub tertua yang ada di Indonesia meski kini harus berkompetisi di Liga 3 Indonesia.
Didirikan dengan nama Persatuan Sepakbola Bangsa Indonesia (PSBI) dengan corak logo berwarna merah dan putih seperti bendera negara Indonesia, klub ini ingin mengisyaratkan bahwa PSBI merupakan klub milik pribumi.
Setelah Ir Soekarno sudah tidak menjadi Presiden Replublik Indonesia, tim PSBI dibawa ke Blitar, ke tanah kelahiran Ir Soekarno dan sejak saat itulah PSBI berubah menjadi (Persatuan Sepak bola Indonesia Blitar) dan berkmarkas di Blitar.
PSBI Blitar sangat erat hubungannya dengan Presiden Republik Indonesia pertama, yaitu Ir Soekarno, Blitar merupakan kota kelahirannya.
PSBI kemudian bermain di Perserikatan PSSI dan prestasi terbaik PSBI pada era perserikatan adalan menjadi urutan keenam Perserikattan musim 1971/1973.
Namun setelah itu PSBI bermain di kasta kedua liga sepak bola Indonesia, bahkan permah bermain di Divisi II pada awal tahun 2000-an.
Sejak musim 2018, tim yang bermarkas di Stadion Gelora Panataran, Nglegok, Kabupaten Blitar berkompetisi di Liga 3 Indonesia.
Pada tahun 2022 PSBI menggandeng Endik Koeswoyo[1] dan Dita Faisal[2] untuk memperbaiki manajemen dengan harapan PSBI menjadi klub yang semakin profesional dan mandiri.
Suporter
Blitzman dan Freedom Gate adalah suporter dari PSBI Blitar.[butuh rujukan]