Oswald Spengler (lahir di Blankenburg-am-Harz pada 29 Mei 1880; meninggal di München pada 8 Mei 1936) adalah filsuf sejarah dan politikJerman.[1] Dalam dua jilid karya utama Spengler, Der Untergang des Abendlandes (pada tahun 1918 dan 1922), Spengler berpendapat bahwa kunci sejarah ialah hukum masyarakat dan peradaban yang timbul dan tenggelam dalam siklus berulang.[1] Ia memakai pendekatan lebih spekulatif dan kecerdasan wawasan daripada metode sejarah. Menurutnya, pada eranya, peradaban Barat sedang mengalami kemunduran (surut).[1] Atas dasar teori tersebut, ia menyimpulkan bahwa akan ada perjuangan manusia di seluruh dunia.[1] Sebagai sistem usulan, Spengler menolak sistem pemerintahan demokrasi dan liberalisme, dan menyetujui sistem pemerintahan dan politik kekuatan.[1] Ia berpengaruh luas pada masyarakat Jerman, tetapi tidak di kalangan sejarawan dan ahli filsafat, dan dalam batas waktu tertentu telah membuka jalan bagi kebangkitan Hitler.[1]
Riwayat Hidup Ringkas
Oswald Spengler lahir dalam keluarga kelas menengah dan menghabiskan masa kecilnya jauh dari orang tua.[2] Dia tumbuh menjadi pribadi yang secara intelektual kacau.[2] Seperti anak-anak kelas menengah di Wilhelmine Jerman, ia sangat mengidolakan para tokoh modernisme yang menentang kaum borjuis, kebodohan, dan kemunafikan (yang ia anggap sebagai dunia orang tuanya).[2] Oleh karena itu, ia terinspirasi oleh subyektifitas yang tertanam dalam dirinya yang kelak ia nyatakan dalam karya Der Untergang des Abendlandes yang ia pakai untuk melawan hasrat-hasrat manusia dalam kekuasaan, seperti diungkapkan oleh Friedrich Nietzsche.[2]