PT Naikilah Perusahaan Minang (disingkat NPM) adalah perusahaan bus angkutan pernumpang darat yang berasal dari Kota Padang Panjang, Sumatera Barat.[1][2]
Perusahaan bus ini merupakan perusahaan bus tertua di Indonesia yang masih beroperasi hingga kini.
Perusahaan bus didirikan pada tanggal 1 November 1937 oleh Bahauddin Sutan Barbangso Nan Kuniang berbasis di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Awalnya Bahauddin adalah pengusaha transportasi yang mengoperasikan bendi dan kemudian mendirikan perusahaan penyewaan mobil bus sampai 1948, setelahnya barulah NPM membuka jasa bus antar kota di Sumatera Barat. Kini perusahaan ini dikelola oleh generasi ketiga, yaitu Angga Vircansa Chairul.[4][5]
Trayek
Pada masa-masa awal, NPM hanya melayani beberapa trayek antarkota dalam provinsi Sumatera Barat. Beberapa puluh tahun kemudian berkembang dengan membuka rute ke berbagai kota di pulau Sumatra. Pada dekade 1980-an, NPM mulai menjalani trayek ke pulau Jawa. Dari Sumatera Barat, NPM memulai pemberangkatan ke berbagai jurusan di pulau Jawa dari beberapa kota, seperti Padang, Bukittinggi, Pariaman, Payakumbuh, dan lainnya.
Pada puncak kejayaannya, dari dasawarsa 1980-an hingga awal 2000-an, jaringan trayek NPM membentang mulai dari Medan, Pekanbaru, Dumai, Jambi, Bengkulu, Palembang, dan Bandar Lampung di pulau Sumatra, hingga Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Bandung di pulau Jawa. NPM juga melayani trayek utama di Sumatera Barat, yaitu Padang-Bukit Tinggi.
Awal tahun 2020 lalu, NPM bekerjasama dengan PO Haryanto dan Sumber Alam memfasilitasi penumpang yang akan menuju ke Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur melalui tiket terusan. Penumpang NPM dari pulau Sumatra yang bertujuan ke Jawa Tengah bagian utara dan Jawa Timur nantinya akan ditransit atau dioper ke bus PO Haryanto, sedangkan penumpang yang bertujuan ke Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan akan dioper ke Sumber Alam begitupun sebaliknya.
Lintas Sumatra
Sebelum adanya layanan low cost carrier dari berbagai maskapai penerbangan, jasa transportasi penumpang Sumatra–Jawa didominasi oleh angkutan bus antarkota. Ribuan kilometer Jalan Raya Lintas Sumatra diramaikan oleh ratusan operator bus yang melayani trayek bus antarkota di pulau Sumatra, maupun trayek ke pulau Jawa.
Pada masa jaya angkutan penumpang bus jarak jauh dari akhir dekade 1970-an hingga awal dekade 2000-an, beberapa operator bus di Sumatra berkembang menjadi besar. Di antara ratusan operator bus tersebut, NPM bersama PMTOH (Aceh), ALS (Sumatera Utara), ANS (Sumatera Barat), dan Gumarang Jaya (Lampung), mendominasi Jalan Raya Lintas Sumatra (baik lintas tengah maupun lintas timur).
Bus pariwisata
Menurunnya angkutan penumpang bus antarkota karena berbagai faktor, seperti harga tiket pesawat murah, mudahnya mendapatkan mobil pribadi melalui pembayaran kredit, dan maraknya perusahaan angkutan travel yang menggunakan minibus dapat menyebabkan banyak armada bus besar milik NPM yang menganggur dan juga dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan bus ini.[1]
Untuk keluar dari kesulitan ini, Angga Vircansa Chairul sebagai pengelola generasi ketiga melakukan pengembangan usaha dengan membuka angkutan pariwisata yang bernama Vircansa Tour Bus yang beroperasi di Sumatera Barat dan sekitarnya.[1][5][6]
Rujukan
Pranala luar