Masyarakat Peduli Sejarah Aceh disingkat Mapesa adalah sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang sejarah dan kebudayaan Aceh. Organisasi ini dimulai pada tahun 2010 dan disahkan dengan akta notaris pada tahun 2012. Kegiatan awal Mapesa dimulai dengan gotong-royong untuk membersihkan dan menata situs sejarah seperti makam-makam masa kesultanan Aceh.[1][2]
Tujuan dan Jalan
Secara garis besar, Mapesa memiliki dua tujuan inti dan pokok, yaitu:
Menemukan kisah Islam yang insaf serta mencerminkan kesejatiannya di kawasan mana Aceh masa silam merupakan penunai tugas dari risalahnya yang abadi.
Menyajikan kisah tersebut beserta warisannya kepada masyarakat luas, terutama kepada generasi muda.
Untuk sampai kepada dua tujuan inti tersebut, Mapesa menempuh jalan dengan:
Melakukan penyelidikan dan penelitian sesuai prosedur ilmiah dalam rangka menemukan fakta-fakta sejarah yang terpercaya keshahihannya.
Merajut fakta-fakta tersebut untuk kemudian dapat dilahirkan dalam wujud narasi yang lebih menyatakan falsafah sejarah Aceh serta warisannya.
Merawat serta melestarikan berbagai warisan yang dapat membuktikan fakta-fakta sejarah.
Menerbitkan berbagai narasi terkait sejarah Aceh serta memperkenalkan warisannya kepada masyarakat lewat berbagai cara yang memungkinkan[3][4]
Kegiatan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Mapesa selama ini terarah pada:
Penyelidikan dan penelitian keberadaan permukiman-permukiman dan makam-makam peninggalan sejarah Aceh, serta berbagai benda peninggalan sejarah lainnya, terutama dalam kawasan utama Kesultanan Aceh Darussalam untuk menemukan pola-pola umum dari berbagai wujud warisan.
Sosialisasi kepentingan peninggalan sejarah Aceh kepada berbagai lapisan masyarakat.
Pembersihan dan penataan kompleks-kompleks makam peninggalan sejarah demi kepentingan penelitian ilmiah dan pelestarian.
Penyediaan layanan jasa pemanduan wisata ke berbagai situs sejarah Islam di Aceh, terutama untuk murid-murid sekolah dalam berbagai tingkatannya.
Pengelolaan media sosial Mapesa sebagai sarana berkomunikasi dan berbagi informasi menyangkut sejarah Aceh dan warisannya.[3]
Advokasi
Sejak berdirinya Mapesa sudah sering terlibat dalam berbagai kegiatan advokasi penyelamatan situs bersejarah. Pada tahun 2012, Mapesa aktif mengawal rencana pengubahan situs bersejarah Kerajaan Lamuri di Lamreh menjadi lapangan golf. Dari luas 200 hektar perbukitan Lamreh, seluas 100 hektar rencananya akan dijual oleh pemerintah Kabupaten Aceh Besar kepada investor. Rencana ini akhirnya dapat digagalkan.[5]
Selain itu Mapesa juga aktif mengawal kawasan situs bersejarah di Gampong Jawa dan Gampong Pande yang akan diubah menjadi instalasi pengolahan air limbah Kota Banda Aceh. Kawasan Gampong Jawa dan Gampong Pande merupakan kawasan pesisir Kota Banda Aceh yang banyak ditemui batu nisan tokoh-tokoh Kesultanan Aceh periode awal seperti makam sultan, ulama, keluarga kerajaan dan pejabat kerajaan.[6][7]
Penghargaan
Kemendikbudristek menganugerahi Mapesa Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) tahun 2023 kategori pelestari budaya khususnya sejarah Aceh. Penghargaan ini diberikan atas sumbangsih selama 13 tahun ke belakang terhadap pelestarian peninggalan Aceh.[8][9]