Selain mengajar, ia juga aktif dalam penulisan buku dan artikel.[3] Ia banyak menulis artikel dan menjadi editor di berbagai jurnal.[3] Salah satu jurnal yang ditanganinya ada jurnal Concillium.[3] Karya-karyanya tidak hanya mengenai teologi pembebasan, tetapi juga teologi feminis dan teologi queer.[3] Salah satu bukunya berjudul Indecent Theology dan membawa era baru bagi perkembangan teologi queer.[3] Dari buku ini pula, ia menjadi salah satu pelopor pergerakan queer di Eropa.[3]
Dalam bukunya berjudul Queer God, Althaus-Reid mengungkapkan realitas sosial di Argentina dan kaitannya dengan teologi.[4] Realitas sosial di Argentina dalam pandangannya sangat dominan kepada pemerintah.[4] Ia melihat bahwa pemahaman masyarakat dibentuk oleh keinginan pemerintah.[4] Pemahaman yang otoriter itu selanjutnya malah menjadi sebuah doktrin atau ajaran dalam agama, khususnya Kristen.[4] Pemahaman ini pula membuat gereja ikut dalam lingkaran pemerintah.[4]
Salah satu efek dari otoritas pemerintah tersebut adalah pemahaman bahwa seksualitas manusia yang dianggap benar adalah hubungan lain jenis atau heteroseksual.[4] Pemahaman ini diperkuat dengan pernyataan dari Alkitab bahwa Allah hanya menciptakan laki-laki dan perempuan, serta menugaskan mereka untuk berkembang biak.[4] Pemahaman ini membuat gereja menolak keberadaan homoseksual dan menganggap mereka berdosa. Bagi mereka, Allah juga menolak kehadiran mereka di tengah dunia.[4]
Dari pemahaman-pemahaman tersebut, kaum homoseksual mendapatkan sikap dan perilaku yang tidak adil dari masyarakat.[4] Mereka sangat ditolak di dalam gereja, bahkan ada beberapa diantaranya dibunuh.[4] Pemahaman dan sikap inilah yang ditentang oleh Marcella Althaus-Reid.[4] Ia mengungkapkan bahwa Allah sendiri memiliki cinta yang tidak terbatas. Cinta yang tidak terbatas itu juga ada bagi kaum homoseksual.[4] Allah sendiri adalah queer, dan keberadaan diri-Nya tidak dibatasi hanya oleh satu pemahaman.[4]
Ia mengangkat pemahaman ini dengan memakai konsep-konsep yang sesuai dengan realitas di Argentina.[4] Salah satunya adalah tarian salsa.[4] Menurut pemahamannya, cinta Allah kepada manusia bagaikan orang menari salsa.[4] Tiada henti dan penuh irama.[4] Keindahan tarian salsa bagi masyarakat Argentina dianggap vulgar.[4] Namun, Althaus-Reid memiliki pandangan lain. Baginya, tarian salsa justru menunjukkan cinta Allah yang erat dan dekat dengan manusia.[4]
Indecent Theology
Indecent Theology, atau yang secara harafiah berarti teologi tidak sopan, adalah judul dari salah satu buku karya Marcella Althaus-Reid. Buku ini merupakan salah satu buku yang memberi warna baru bagi teologi queer.[5] Pemahamannya dalam buku ini berangkat dari pandangan mengenai Bunda dari Guadalupe.[5]
Gambaran Bunda dari Guadalupe yang suci dan kudus menguasai pikiran masyarakat di Argentina.[5] Khususnya perempuan, pemahaman bahwa Bunda dari Guadalupe sebagai sosok perempuan yang suci dan kudus terus dipertahankan oleh gereja.[5] Hal ini membuat pemahaman masyarakat tentang perempuan Amerika Latin semakin menguat.[5] Mereka memahami bahwa perempuan yang baik adalah perempuan yang hidup seperti Bunda dari Guadalupe.[5] Hidup mereka selayaknya suci, kudus, dan menghindari hal-hal yang vulgar.[5] Pemahaman ini juga mempengaruhi teologi yang dimiliki gereja.[5]
Pemahaman ini yang ditolak oleh Althaus-Reid.[5] Ia memahami bahwa teologi dan Allah melebihi dari apa yang dapat dibayangkan manusia. Ia memulai tulisannya dari lukisan Bunda dari Guadalupe versi Yolanda Lopez.[5] Lukisan tersebut berbeda dengan gambaran Bunda dari Guadalupe selama ini.[5] Lukisan tersebut melukiskan perempuan muda yang enerjik dan memakai sepatu kets, serta menggenggam ular dii tangan kanannya.[5] Gambaran inilah yang ingin ditunjukkan oleh Marcella Althaus-Reid.[5]
Baginya, gambaran perempuan selama ini malah mengontrol seksualitas perempuan.[5] Perempuan diatur di dalam doktrin gereja dan teologi yang berlaku di masyarakat.[5] Marcella Althaus-Reid memahami bahwa teologi selama ini justru memihak dan dominan hanya kepada satu pihak.[5] Teologi menjadi jawaban bagi masyarakat, sehingga teologi tidak memihak dan bersikap adil.[5] Ia menawarkan bentuk pemahaman Indecent Theology atau teologi tidak sopan sebagai bentuk teologi yang menolak dominasi dan diskriminasi.[5]
Hasil Karya
Indecent Theology: Theological Perversions in Sex, Gender and Politics
Queer God
From Feminist Theology to Indecent Theology
The Sexual Theologian: A Primer in Radical Sex and Queer Theology
From Liberation Theology to Indecent Theology – the Trouble with Normality in Theology from Petrella
Dancing Theology in Fetish Boots: Essays in Celebration of Marcella Althaus-Reid
Referensi
^ abcdefghi(Inggris)Marcella Althaus-Reid. 2009. "Liberation Theology and Sexuality".Orbis Book: New York.
^(Inggris)Loughlin, Gerard. 2007. Queer Theology: Rethingking the Western Body.Oxford: Blackwell Publishing.
^ abcdefghijklmno(Inggris)Isherwood, Lisa dan Mark D. Jordan. 2010. Dancing Theology in Fetish Boots: Essays in Celebration of Marcella Althaus-Reid.London: SCM .