Mansaf (bahasa Arab: منسف) adalah hidangan tradisional khas Yordania yang dibuat dari daging domba yang dimasak dengan saus yang terbuat dari fermentasi yoghurt yang dikeringkan dan biasanya disajikan dengan nasi atau bulgur.[1]
Mansaf menjadi salah satu hidangan yang populer dimakan oleh masyarakat Levant (wilayah Syam, Palestina sekitarnya sekarang). Mansaf juga menjadi hidangan nasional Yordania, dan juga ditemukan di beberapa negara Arab lainnya seperti Irak, Palestina, Suriah Selatan, dan Arab Saudi.[2] Nama dari hidangan ini diambil dari istilah bahasa Inggrislarge tray (nampan besar) atau large dish (piring besar).[3]
Sejarah
Mansaf yang asalnya dibuat oleh para penggembala dari suku Badui mengalami perubahan signifikan pada abad ke-20. Hidangan ini konon awalnya dibuat hanya dengan daging (unta atau domba), kaldu daging atau ghee (mentega) dan roti.[4] Setelah beras masuk dan populer di Yordania utara pada tahun 1920-an, beras secara bertahap disajikan bersama hidangan ini, yang sebelumnya dicampur dengan bulgur, dan kemudian dengan sendirinya, sampai hidangan mencapai inkarnasi modern yang didasarkan pada penggunaan nasi putih. Demikian pula, saus jameed adalah salah satu pengembangan baru-baru ini pada mansaf, karena suku Badui tidak secara historis menggunakan jameed dalam hidangan mereka sampai sedentarisasi modern.[5]
Penyajian
Jameed
Jameed adalah yogurt yang dikeringkan hingga keras yang dibuat dengan cara merebus susu domba atau susu kambing, yang kemudian didiamkan hingga mengering dan berfermentasi.[6] Campuran ini kemudian disimpan dalam kain tipis tenunan halus untuk membuat yoghurt menjadi kental. Garam ditambahkan setiap hari untuk mengentalkan yoghurt lebih banyak selama beberapa hari, yang kemudian menjadikannya sangat padat dan dibentuk seperti bundar. Kota Al-Karak di Yordania memiliki reputasi untuk menghasilkan jameed dengan kualitas terbaik.[7]
Proses memasak
Kaldu jameed disiapkan lalu potongan daging domba dimasak di dalamnya. Hidangan ini disajikan di atas piring besar dengan lapisan roti pipih (markook atau shrak) di atasnya dengan nasi dan kemudian daging, didampingi dengan kacang almond dan kacang pinus, kemudian saus jameed yang kental dituangkan di atas hidangan.[8]
Budaya dan tradisi
Mansaf dikaitkan dengan budaya tradisional Yordania yang didasarkan pada gaya hidup agro-pastoral di mana daging dan yoghurt sudah tersedia lebih dahulu. Mansaf disajikan pada acara-acara khusus seperti pernikahan, kelahiran, dan perayaan wisuda, atau untuk menghormati tamu, dan pada hari besar seperti Idul Fitri, Idul Adha, Natal, Paskah dan Hari Kemerdekaan Yordania. Mansaf secara tradisional dimakan secara kolektif atau bersama pada satu piring besar dengan cara Badui dan adat desa setempat, yaitu dengan berdiri di sekitar piring dengan posisi tangan kiri di belakang lalu makan menggunakan tangan kanan, tidak menggunakan peralatan makan tambahan.[9]
Karena mansaf pada awalnya populer di kalangan orang Badui, banyak tradisi yang mereka gunakan dalam menikmati hidangan tersebut masih bertahan sampai sekarang. Nampan berisi mansaf diletakkan di atas meja tempat orang berkumpul di sekitarnya sambil berdiri. Mansaf harus dimakan dengan menggunakan tangan kanan sementara posisi tangan kiri berada di belakang punggung. Tangan digunakan untuk membuat bola nasi dengan menggenggam nasi hingga bulat kemudian bola nasi disuapkan ke dalam mulut menggunakan tiga jari. Diperbolehkan untuk meniup bola nasi, tidak peduli seberapa panas. Banyak dari tradisi ini yang masih digunakan; namun, mansaf juga bisa dimakan dengan sendok dan piring.[10]
Hidangan nasional Yordania
Meskipun mansaf sering disebut sebagai "hidangan nasional" Yordania, Massad menyatakan bahwa mansaf bukanlah hidangan "tradisional", sebenarnya tetapi lebih merupakan hidangan yang lebih baru yang dikembangkan selama era Transyordania di awal abad ke-20, yang kemudian diundangkan sebagai hidangan "nasional" setelah kemerdekaan. Profesor Joseph Massad mencatat bahwa tampilan mansaf saat ini berbeda dengan resep pada era kemerdekaan, tetapi digambarkan oleh negara sebagai hidangan yang merupakan tradisi nasional dan suku Badui,[5] meskipun secara historis juga merupakan hidangan khas bagi para petani. Juga merupakan hidangan bagi Badui dari daerah tetangga Palestina dan Suriah.[11][12]
Wilayah dan varian
Penduduk kota Al-Salt dan Al-Karak terkenal sebagai pembuat mansaf terbaik di Yordania.[13] Terdapat beberapa varian hidangan lainnya yang disesuaikan dengan selera serta keadaan sekitar wilayah. Salah satunya mansaf ikan, yang ditemukan di bagian selatan di sekitar kota pelabuhan Aqaba. Adaptasi mansaf di perkotaan yang kurang seremonial yaitu dengan menggunakan yoghurt yang tidak kering disebut shakreyyeh. Kadang-kadang mansaf dimasak dengan unggas, bukan dengan domba dan ini umum ditemukan di bagian utara Yordania.[14]
^"المنسف.. سيد الطعام العربي". Ad Dustour (dalam bahasa Arabic). Ad Dustour. 2011-12-16. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-07. Diakses tanggal 2016-04-20.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Bacaan lanjutan
The Jordan Heritage Encyclopedia/ vol. 1–5: Rox Bin Za’id Al-Uzaizi.
Cultural history of Jordan during the Mamluk period 1250–1517. Professor Yousef Ghawanmeh. 1979, Workers Cooperative Society presses. Amman, Jordan.1982, Yarmouk University. Irbid, Jordan.1986, Ministry of Culture and Youth. Amman, Jordan.1992, University of Jordan. Amman, Jordan.
Howell, Sally 2003. "Modernizing Mansaf: The Consuming Contexts of Jordan's National Dish", Food and Foodways, 11: 215–243
Strategi Solo vs Squad di Free Fire: Cara Menang Mudah!