Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Kerusuhan Lampung Selatan 2012

Kerusuhan Lampung Selatan 2012 adalah serangkaian kerusuhan yang terjadi di Balinuraga, Way Panji, Lampung Selatan pada tanggal 27 hingga 29 Oktober 2012[1][2]. Kerusuhan antar desa ini merupakan konflik etnis antara etnis Bali dan etnis Lampung. Kerusuhan ini memakan korban jiwa serta kerusakan bangunan dan kendaraan masyarakat.

Latar Belakang

Etnis Bali bersama dengan Jawa, Madura, Sunda, dan Sasak merupakan Etnis yang menjadi sasaran program transmigrasi era Soeharto. Program ini bertujuan untuk pemerataan penduduk dan meningkatkan produktivitas pertanian (mengingat etnis tersebut memiliki kemampuan bertani). Masyarakat transmigran seringkali tidak berhubungan baik dengan masyarakat pribumi. Di Lampung, transmigran biasanya memiliki perekonomian yang lebih baik dibanding masyarakat pribumi. Selain itu, transmigran Jawa dan Bali biasanya ditempatkan di pemukiman berdasarkan etnis mereka sendiri dan jarang berinteraksi dengan masyarakat pribumi. Hal ini juga terjadi di desa Balinuraga yang didominasi etnis Bali yang beragama Hindu. Segegrasi etnis dan ketimpangan ekonomi ini pada akhirnya mengakibatkan kecemburuan sosial dan sentimen kesukuan yang tinggi di Lampung. Hal ini menjadikan keragaman etnis di Lampung menjadi bom waktu yang sewaktu waktu dapat meledak.

Asal Mula Konflik

Kerusuhan ini disebabkan dua gadis dari penduduk desa Agom yang beretnis Lampung terjatuh dari motor. Warga desa Balinuraga yang sebagian besar beretnis Bali dan berada di sekitar lokasi lalu berinisiatif untuk membantu korban. Setelah membantu korban, tersebar informasi bahwasanya warga desa Balinuraga melakukan pelecehan terhadap korban[3]. Informasi tentang pelecehan ini menyebabkan kesalahpahaman sehingga membuat warga desa Agom marah kepada warga desa Balinuraga[1].

Akibat

Akibat peristiwa ini terjadi bentrokan antara warga desa Agom dan desa Balinuraga serta sekitarnya[4][5]. Bentrokan ini menyebabkan 14 orang tewas[6]. Selain itu, ratusan rumah dan puluhan kendaraan bermotor rusak[4]. Bentrokan yang berujung bentrokan ini menyebabkan ratusan orang dari desa Balinuraga mengungsi[7].

Pasca Kerusuhan

Pasca kerusuhan, warga dari desa Agom dan desa Balinuraga melakukan kesepakatan damai untuk tidak saling menuntut secara hukum[8]. Dalam kesepakatan perdamaian tercatat 10 poin perdamaian, antara lain sepakat untuk menjaga keamanan, ketertiban, kerukunan, keharmonisan, kebersamaan, dan perdamaian antar etnis yang ada di Lampung Selatan[9].

Lihat juga

Referensi

  1. ^ a b Perdamaian pun Diteken di Lampung Selatan, www.republika.co.id, diakses pada 15 November 2012.
  2. ^ Menko Polhukam Tekankan Rekonsiliasi di Lampung Selatan, www.kompas.com, diakses pada 15 November 2012.
  3. ^ Lampung Selatan Rusuh, 3 Orang Tewas, 6 Luka Parah Diarsipkan 2012-11-01 di Wayback Machine., www.suarapembaruan.com, diakses pada 15 November 2012.
  4. ^ a b Polisi Masih Periksa Puluhan Saksi Bentrok di Lampung Selatan, www.kompas.com, diakses pada 15 November 2012.
  5. ^ Lampung Selatan Sudah Kondusif Diarsipkan 2012-11-01 di Wayback Machine., www.gatra.com, diakses pada 15 November 2012.
  6. ^ Korban Tewas di Lampung Selatan Jadi 14 Orang Tewas, www.kompas.com, diakses pada 15 November 2012.
  7. ^ Pengungsi Kerusuhan Lampung Ingin Pulang Diarsipkan 2019-04-12 di Wayback Machine., www.metronews.com, diakses pada 15 November 2012.
  8. ^ Polda Masih Dalami Kasus Balinuraga, www.republika.co.id, diakses pada 15 November 2012.
  9. ^ Warga Lampung Selatan Sambut Baik Kesepakatan Damai[pranala nonaktif permanen], www.metronews.com, diakses pada 15 November 2012.
Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia

Kembali kehalaman sebelumnya