Jim Caviezel lahir di Mount Vernon, Washington, putra dari Margaret (née Lavery), seorang mantan aktris panggung serta ibu rumah tangga, dan James Caviezel, seorang praktisi kiropraktik.[2][3] Ia memiliki seorang adik laki-laki, Timothy, dan tiga saudari, Ann, Amy, dan Erin. Ia dibesarkan dalam suatu keluarga dengan tradisi Katolik yang kuat, di Conway, Washington.[4][5] Nama keluarganya berasal dari Romansh. Ayahnya keturunan Slowakia dan Swiss, sedangkan ibunya keturunan Irlandia.[6][7] Ayahnya kuliah di UCLA dan bermain bola basket di bawah kepemimpinan John Wooden sebagai pelatih, sehingga mempengaruhi semua Caviezel bersaudara untuk menekuni olahraga tersebut.[8]
Caviezel mulai berakting dalam pertunjukan-pertunjukan di Seattle. Ia mendapatkan keanggotaannya di Screen Actors Guild dengan suatu peran kecil dalam film tahun 1991 berjudul My Own Private Idaho. Ia kemudian pindah ke Los Angeles untuk mengejar karier dalam dunia akting. Ia ditawari beasiswa untuk belajar akting di Juilliard School, Kota New York, pada tahun 1993, tetapi ia menolaknya agar dapat memerankan Warren Earp dalam film Wyatt Earp tahun 1994.[9][10] Ia kemudian muncul dalam salah satu episode Murder, She Wrote dan The Wonder Years. Setelah tampil dalam G.I. Jane (1997), ia menampilkan performa yang menakjubkan dalam film tahun 1998 tentang Perang Dunia II berjudul The Thin Red Line yang disutradarai oleh Terrence Malick. Ia memerankan Black John, seorang bushwhacker (semacam gerilyawan) Missouri, dalam sebuah film tentang Perang Saudara Amerika Serikat berjudul Ride with the Devil (1999).
Caviezel berperan sebagai Yesus Kristus dalam film karya Mel Gibson tahun 2004 yang berjudul The Passion of the Christ. Saat syuting, ia tersambar petir, terkena cambuk secara tidak sengaja, mengalami dislokasi bahu, serta menderita radang paru-paru dan hipotermia.[11] Sebelum syuting, kabarnya Mel Gibson memperingatkan Caviezel kalau memerankan Yesus akan berdampak buruk pada karier aktingnya. Pada tahun 2011, ia mengakui bahwa peran-peran yang baik sulit ia dapatkan sejak saat itu, tetapi ia mengaku tidak menyesal telah mengambil peran tersebut.[12][13]
Ia mendapatkan peran-peran utama dalam film-film tahun 2006 berjudul Unknown dan Déjà Vu, sebuah film aksi yang di dalamnya ia berperan sebagai seorang teroris yang tumbuh dari lingkungan keluarganya. Ia memerankan Kainan dalam Outlander (2008) dan mengisi suara Yesus dalam dramatisasi audio Perjanjian Baru tahun 2007 berjudul The Word of Promise.[14][15] Pada tahun 2008, ia membintangi Long Weekend.
Pada tahun 2009, Caviezel memerankan jurnalis Prancis keturunan Iran bernama Freidoune Sahebjam dalam The Stoning of Soraya M., suatu film drama yang berlatar Iran tahun 1986 mengenai eksekusi seorang ibu muda. Ketika ditanya tentang bagaimana dampak pada iman Katoliknya karena cerita ini, ia mengatakan, "Anda tidak perlu berpaling dari Injil untuk mencari tahu hal yang benar untuk dilakukan, apakah Anda harus lebih peduli untuk membantu seseorang terlepas dari agama mereka ataupun dari mana asal mereka".[16] Pada tahun yang sama, ia kembali berperan sebagai Yesus dalam pembuatan akhir The Word of Promise.[17]
Caviezel membintangi The Prisoner, suatu miniseri yang merupakan pembuatan ulang dari serial fiksi ilmiah Britania berjudul The Prisoner, pada bulan November 2009.[18][19] Dari tahun 2011 sampai 2016, ia membintangi serial drama CBS berjudul Person of Interest sebagai John Reese, mantan agen CIA yang bekerja sebagai 'preman' untuk seorang miliarder misterius. Tayangan tersebut memperoleh rating-rating tertinggi selama 15 tahun terakhir untuk suatu rintisan serial dan ditonton secara berkala oleh lebih dari 10 juta permirsa setiap minggunya.[20]
Caviezel membintangi film tahun 2014 tentang bola sepak berjudul When the Game Stands Tall, sebagai pelatih dari De La Salle High School bernama Bob Ladouceur yang memimpin tim Spartan Concord, California, memperoleh kemenangan beruntun dalam 151 pertandingan dari tahun 1992 sampai 2003, melampaui semua rekor kemenangan berturut-turut dalam olahraga Amerika apa pun.[21] Ia tampil dalam film tahun 2013 berjudul Escape Plan, memerankan seorang sipir penjara yang bertugas di penjara paling rahasia dan aman di dunia.
Caviezel menjadi narator film dokumenter tahun 2016 berjudul Liberating a Continent: John Paul II and the Fall of Communism ("Membebaskan Suatu Benua: Yohanes Paulus II dan Jatuhnya Komunisme"), menyebutkan bahwa, "Satu orang Polandia menghancurkan komunisme. ... Dengan kasih", dalam suatu wawancara.[22]
Kehidupan pribadi
Pada tahun 1996, Caviezel menikahi Kerri Browitt, seorang guru bahasa Inggris sekolah menengah. Pasangan ini mengadopsi tiga orang anak dari Tiongkok yang menderita kanker ketika mereka diadopsi,[23] katanya, "Mereka adalah orang, sama seperti kita."[22] Caviezel mengaku kalau ia dan istrinya adalah penganut Katolik yang taat,[24] yang menentang aborsi.[22] Caviezel menjadi pembicara utama di berbagai acara publik keagamaan sejak dirilisnya The Passion of the Christ. Pada tanggal 19 Maret 2005, ia menjadi juru bicara dalam Konferensi Pria Katolik yang pertama di Boston.[25] Istri Caviezel adalah saudari ipar Scott Linehan, koordinator serangan Dallas Cowboys. Sang istri adalah saudari kandung istri Linehan, Kristen.[26] Pada tahun 2006, Caviezel terdaftar setidaknya dalam satu kelas di Universitas Notre Dame sebagai mahasiswa paruh waktu.[27]
Pada tanggal 24 Oktober 2006, Caviezel tampil bersama Patricia Heaton, Kurt Warner, dan Mike Sweeney, dalam suatu pariwara berisi penentangan terhadap Amendemen Konstitusional Missouri 2, yang memperbolehkan segala bentuk terapi dan penelitian sel punca embrionik di Missouri yang adalah legal menurut hukum federal. Ia mengawali pariwara tersebut dengan mengatakan "Le-bar nash be-neshak" (bahasa Aram untuk "Engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman"), merujuk pada pengkhianatan Yudas Iskariot atas Yesus Kristus dan suatu frasa yang digunakan dalam versi YunaniInjil Lukas.[28][29] (Kalimat tersebut tidak disertai dengan terjemahan dalam bahasa Inggris.) Caviezel mengakhiri pariwara tersebut dengan kalimat, "Engkau tahu sekarang. Jangan lakukan itu. Pilihlah tidak pada Amendemen 2." Pariwara tersebut merupakan tanggapan terhadap suatu iklan komersial yang menampilkan Michael J. Fox, yang mendukung penelitian sel punca embrionik.[30]
Karena menghormati sang istri dan imannya, Caviezel menolak untuk melakukan suatu adegan percintaan dengan Jennifer Lopez dalam Angel Eyes karena pasangan mainnya itu tampil telanjang,[31] dan ia menolak untuk menanggalkan semua pakaiannya dalam suatu adegan percintaan dengan Ashley Judd dalam High Crimes.[32] Ia mengatakan, "Saya melakukan adegan-adegan percintaan – tetapi bukan adegan-adengan dengan seks yang tidak dapat dibenarkan. ... Dan ini bukan sekadar tentang istri saya, kendati hal itu penting. Itu dosa, tidak lain lagi. Maksud saya, itu salah. ... Itu tidak nyaman."[33]
^"Jim Caviezel". About.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-07. Diakses tanggal 2010-06-22. One of five children, he grew up as part of a devout Roman Catholic family.