Imanuel Juliman (lahir 12 november 1984) Adalah seorang figur yang memiliki peran ganda dalam dunia sepakbola nasional Indonesia dan juga dikenal sebagai selebriti internet. Ia telah membangun reputasi sebagai pengamat sepakbola nasional yang aktif memberikan pandangan dan analisis dalam persepakbolaan Indonesia.
Selain keterlibatannya dalam dunia sepak bola, Imanuel Juliman juga memilih berkarier di dunia politik. Ia bergabung sebagai seorang kader dalam Partai Solidaritas Indonesia (PSI), menunjukkan komitmen dan minatnya dalam berkontribusi pada perkembangan politik di Indonesia.
Di samping itu, Imanuel pernah memiliki pengalaman unik sebagai muse atau perwakilan untuk brand fashion bernama Kaloka dalam sebuah acara yang dikenal sebagai JF3 (Jelajahi Fashion Indonesia).[1] [2] [3]
Imanuel Juliman |
---|
|
Lahir | Imanuel Juliman 12 November 1984 (umur 39) |
---|
Nama lain | Imanuel Juliman |
---|
Pendidikan | Universitas Business Kwik Kian Gie |
---|
Pekerjaan | [4] [5] [6] |
---|
Tahun aktif | 2016—sekarang |
---|
Kota asal | Jakarta,Indonesia [7] |
---|
Suami/istri | |
---|
Anak | 2 |
---|
Orang tua | Agus Juliman Dan Ester |
---|
Kehidupan Awal
Kehidupan awal Imanuel Juliman adalah seorang pengamat sepak bola nasional yang sangat peduli dengan nasib kompetisi sepak bola di Indonesia. Dia sangat menyesal dengan penghentian mendadak Liga 2 dan Liga 3, terutama karena hal tersebut dapat merusak citra kompetisi sepak bola Indonesia di mata internasional. Ia juga mengkhawatirkan dampaknya pada Timnas Indonesia yang sebelumnya menunjukkan tren positif.[8]
[9]
[10]
Karier
Berkarier Sebagai seorang pengamat sepak bola nasional yang aktif dalam memberikan pandangan dan harapannya terhadap perkembangan kompetisi sepak bola di Indonesia. Dia mengungkapkan harapannya agar kompetisi seperti Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 dapat berlanjut dengan ideal, termasuk dengan adanya sistem promosi dan degradasi. Imanuel juga menyoroti pentingnya kompetisi Liga 2 dan Liga 3 sebagai wadah untuk mengembangkan pemain muda. Selain itu, dia memandang bahwa penghentian kompetisi di tengah jalan tidak adil bagi klub-klub yang telah bersiap dengan serius sejak awal. Selama pandemi, dia juga terlibat dalam aktivitas seperti lelang jersey untuk tujuan amal.[11] [12] [13]
Referensi
Pranala luar