Hukum tarik-menarik (The Law of Attraction) adalah kepercayaan dalam gerakan spiritual pemikiran baru yang percaya bahwa pemikiran positif dan negatif memberikan pengaruh pada pengalaman positif dan negatif terhadap kehidupan seseorang.[1][2] Kepercayaan ini didasarkan pada ide bahwa individu dan pemikirannya berasal dari tenaga dalam, yang mana dapat menarik energi lain sehingga memungkinkan seseorang untuk meningkatkan kesehatan, kekayaan, atau hubungan personal. Tidak ada bukti empiris yang mendukung hukum tarik-menarik dan ini telah dianggap sebagai pseudosains atau ajaran agama dalam bahasa yang terkesan ilmiah. Kepercayaan ini memiliki berbagai sebutan yang memiliki popularitas bervariasi seiring waktu, ini termasuk manifestation dan lucky girl syndrome.
Pendukung kepercayaan ini biasanya mengombinasikan teknik pembingkaian ulang kognitif dengan affirmasi dan visualisasi kreatif untuk menggantikan pemikiran yang membatasi atau merusak diri sendiri ("negatif") dengan pemikiran yang lebih memberdayakan dan adaptif ("positif"). Komponen kunci dari kepercayaan ini adalah ide bahwa untuk secara efektif mengganti pola pemikiran negatif, orang tersebut harus bisa "merasakan" (melalui visualisasi kreatif) bahwa perubahan yang diinginkan benar-benar terjadi. Kombinasi pemikiran dan emosi positif inilah yang dipercaya memungkinkan seseorang untuk menarik pengalaman positif dan kesempatan dengan mencapai resonansi pada hukum energi.
Walaupun pendukung hukum tarik-menarik ini biasanya merujuk pada teori-teori ilmiah untuk mendukung argumennya,[3][4] tidak ada dasar ilmiah yang dapat dibuktikan.[5] Sejumlah peneliti telah mengkritik penyalahgunaan konsep-konsep ilmiah oleh pendukung kepercayaan ini.[6][7][8][9]
Gerakan Pemikiran Baru berkembang dari ajaran Phineas Quimby pada awal abad ke-19. Semasa awal hidupnya, Quimby telah didiagnosis mengidap tuberkolosis. Sedangkan ilmu kedokteran pada masa itu belum menemukan obat untuk penyakit tuberkolosis. Quimby kemudian mencoba menunggangi kuda dan mencatat bahwa kebahagiaan instens dapat membebaskannya dari penderitaan untuk sementara. Metode untuk menghilangkan rasa sakitnya itu dan pemulihan yang tampaknya terjadi kemudian mendorong Phineas untuk mengejar studi tentang "Pikiran di atas Tubuh".[10] Walaupun dirinya tidak pernah menggunakan istilah "hukum tarik-menarik" untuk menyebut ajarannya itu, ia menjelaskan hal ini dalam sebuah pernyataan yang menggambarkan konsep tersebut dalam bidang kesehatan:
masalahnya ada di dalam pikiran, karena tubuh hanyalah rumah bagi pikiran untuk tinggal, dan kita memberi nilai pada tubuh sesuai dengan nilainya. Oleh karena itu, jika pikiran Anda telah ditipu oleh musuh yang tak terlihat menjadi sebuah keyakinan, Anda telah memasukkannya ke dalam bentuk penyakit, dengan atau tanpa sepengetahuan Anda. Dengan teori atau kebenaran saya, saya melakukan kontak dengan musuh Anda dan mengembalikan Anda pada kesehatan dan kebahagiaan Anda. Hal ini saya lakukan sebagian secara mental dan sebagian lagi dengan berbicara sampai saya memperbaiki kesan-kesan yang salah dan menegakkan Kebenaran, dan Kebenaran adalah obatnya.[11]
Pada 1855, istilah "Hukum tarik-menarik" muncul pada The Great Harmonia yang ditulis oleh ahli spiritual Amerika Andrew Jackson Davis, dalam konteks yang menyinggung roh manusia dan alam baka.[12]
Penyebar pertama kali hukum tarik-menarik sebagai sebuah prinsip umum adalah Prentice Mulford. Mulford, seorang tokoh penting dalam perkembangan gerakan Pemikiran Baru, mendiskusikan hal ini dalam esainya berjudul "The Law of Success",[13] yang pertama kali dipublikasikan pada 1886—1887. Dalam esainya itu, Mulford diikuti oleh penulis Pemikiran Baru lainnya, seperti Henry Wood (yang dimulai dari bukunya God's Image in Man,[14] 1892) dan Ralph Waldo Trine (melalui buku pertamanya, What All the World's A-Seeking,[15] 1896). Bagi mereka, hukum tarik menarik tidak hanya terkait dengan kesehatan tetapi juga semua aspek kehidupan.[16][17]
Pada abad ke-20 terlihat lonjakan minat pada subjek dengan banyak buku yang ditulis tentang hal itu, di antaranya adalah dua dari Daftar buku terlaris sepanjang masa; Think and Grow Rich (1937) oleh Napoleon Hill, The Power of Positive Thinking (1952) oleh Norman Vincent Peale, dan You Can Heal Your Life (1984) oleh Louise Hay. Materi Abraham-Hicks terutama didasarkan pada hukum tarik-menarik.
Pada tahun 2006, konsep hukum tarik-menarik mendapatkan eksposur baru dengan dirilisnya film The Secret (2006) yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah buku dengan judul yang sama pada tahun yang sama. Film dan buku ini mendapatkan liputan media yang luas.[1][18][19] Kemudian diikuti dengan sekuelnya, The Power (buku pengembangan diri) (2010) yang membahas tentang hukum tarik-menarik sebagai hukum cinta.[20]
Versi modern dari hukum tarik-menarik dikenal sebagai manifestasi, yang mengacu pada berbagai strategi swadaya yang konon dapat mewujudkan keinginan seseorang dengan memvisualisasikannya secara mental.[21][22] Teknik manifestasi[23] melibatkan pikiran positif atau mengarahkan harapan kepada "alam semesta"[24] termasuk usaha yang dilakukan sebagai manusia.[25]