Di bidang organisasi Furqon tercatat sebagai Anggota Dewan Pembina Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) periode 2014-2019 berdasarkan hasil musyawarah nasional (munas) ISPI ke-7 di Sidoarjo, Jawa Timur pada tanggal 5-7 Desember 2014.
Karier Furqon dimulai ketika ia diangkat sebagai dosen di almamater tempatnya menimba ilmu, yaitu IKIP Bandung (sekarang UPI). Jabatan fungsional tertinggi ia capai pada tanggal 1 Juni2006 saat dikukuhkan sebagai guru besar di Universitas Pendidikan Indonesia.[2]
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 163/M Tahun 2013 tanggal 31 Desember 2013, Furqon diangkat menjadi Kepala Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggantikan Prof. Khairil Anwar Notodiputro yang mengundurkan diri dari jabatannya. Sejak saat itulah dia meninggalkan UPI pada jabatan terakhir sebagai Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional.
Pada tahun 2015, masa jabatan Rektor UPI memasuki masa akhir jabatan sehingga akan diadakan pemilihan Rektor untuk periode 2015-2020. Nama Furqon masuk ke Bursa Calon Rektor UPI. Akhirnya pada tanggal 25 April2015, Panitia Pemilihan Rektor UPI mengumumunkan enam bakal calon Rektor UPI masa bakti 2015-2020 yang telah lulus syarat admistrasi, sesuai dengan putusan MWA Nomor 07/KEP/MWA UPI/2015 tentang bakal calon Rektor UPI masa bakti 2015-2020. Keenam calon tersebut secara alfabetis adalah[4]
Prof. Furqon, M.A., Ph.D. (Kepala Balitbang Kemendikbud)
Keenam Bakal calon rektor ini disaring oleh Senat Akademik UPI menjadi tiga calon,[5] dalam Sidang Paripurna Senat Akademik yang dilaksanakan di Gedung University Center lantai III terpilihlah tiga orang calon rektor yaitu
Prof. Furqon, M.A., Ph.D.;
Prof. Endang Aminudin Aziz, M.A., Ph.D.;
Prof. Dr. Asep Kadarohman, M.Si.
Dengan perolehan suara Prof. Furqon, M.A., Ph.D meraih 31 suara; Prof. Endang Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. 26 suara; dan Prof. Dr. Asep Kadarohman, M.Si. meraih 26 suara; Dr. Eng. Agus Setiawan, M.Si. meraih 18 suara; Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A. meraih 22 suara; Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed. meraih 21 suara. Selanjutnya, satu dari tiga calon tersebut akan dipilih Majelis Wali Amanat UPI menjadi Rektor UPI, 13 Mei 2015.[6]
Akhirnya pada voting di sidang pleno Majelis Wali Amanat (MWA) UPI di Gedung Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, pada tanggal 13 Mei2015. Furqon meraih 21 suara, Endang Aminudin Aziz meraih 5 suara, dan Asep Kadarohman tidak meraih suara. Sidang pleno MWA UPI dipimpin ketuanya K.H. As’ad Ali diikuti 18 anggota, kecuali Gubernur Jawa BaratAhmad Heryawan; Wali kota BandungRidwan Kamil; Ginandjar Kartasasmita; dan Menteri Ristek DiktiMuhammad Nasir. Meski demikian, kehadiran Gubernur Jabar diwakili Ahmad Hadadi dari Biro Sosial Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sedangkan Menristek Dikti diwakili Sekjen Menristek Dikti Prof. Ainun Naim, Ph.D. MWA UPI menyepakati bahwa semua suara berjumlah 26, sedangkan Menristek Dikti memiliki 35% suara, sehingga dia memiliki 9 suara. Dari 26 suara, Prof. Furqon meraih 21 suara dan Prof. Amin meraih 5 suara.
Sidang MWA sempat mewacanakan sepakat mufakat dalam memilih Rektor UPI ini. Meski demikian, mereka kemudian mengalami kesulitan saat harus memilih figur yang akan di-sepakat-mufakati itu, karena tiga calon dinilai memiliki kualitas yang hampir sepadan. Oleh karena itu, MWA kemudian sepakat melakukan pemilihan dengan cara voting.[7]
Pendidikan S-1 Furqon diperoleh dari jurusan Bimbingan dan Penyuluhan, IKIP Bandung lulus tahun 1982. Begitu pula S-2-nya dari jurusan Bimbingan dan Penyuluhan, IKIP Bandung tahun 1987. Kesempatan Furqon untuk meningkatkan kapasitas keilmuannya mendapat jalan dengan berhasil menyelesaikan pendikan S-2 (lulus tahun 1990) dan S-3 (lulus tahun 1993) pada konsentrasi metode Penelitian di University of Pittsburgh, Amerika Serikat.
Karier
Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional UPI, (2010-2014);
Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. H. Furqon, M.A., Ph.D. meninggal dunia, Sabtu, 22 April 2017. Furqon meninggal pada usia 59 tahun. Furqon meninggal setelah bermain tenis lapangan. Sabtu sekitar pukul 08.00 WIB, Furqon membuka pertandingan persahabatan tenis antara UPI dengan salah satu bank. Furqon sempat memberi sambutan dan bercengkrama dengan koleganya.
Namun kemudian Furqon tampak seperti kehabisan napas. Teman-teman di lapangan sempat menolong, namun nadinya tak lagi berdenyut. Ia kemudian dilarikan ke RS Advent Bandung. Di rumah sakit sudah dinyatakan meninggal dunia. Furqon diperkirakan meninggal sekitar pukul 10.00 WIB. Diduga ia juga kelelahan, sebab sebelumnya ia baru tiba dari Yogyakarta. Jajaran pimpinan UPI dan para mantan rektor ikut mendatangi di RS Advent.
Jenazah kemudian dibawa ke rumah duka di Rumah Dinas Rektor UPI, Jalan Gegerkalong Girang Kampus UPI Bandung. Setelah dimandikan, jenazah akan disalatkan di Masjid Al-Furqon UPI Bandung. Rencananya, jenazah akan dimakamkan di TPU Cikutra.[11] Furqon wafat saat masih menjabat Rektor UPI selama 2 tahun, seharusnya jabatan Furqon berakhir pada tahun 2020.