Letnan Kolonel Laut (Purn.) Dr. H. Fauzi Bahar, M.Si. gelar Datuak Nan Sati (lahir 16 Agustus 1962) adalah seorang politikus Partai NasDem, pensiunan perwira militer, dan dosen Indonesia. Ia menjabat Wali Kota Padang dua periode antara 2004 hingga 2014.
Fauzi Bahar dilahirkan di Ikua Koto, Koto Tangah, Padang, 16 Agustus 1962. Fauzi merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Ayahnya bernama Baharudin Amin, lebih dikenal dengan sebutan Wali Bahar, karena pernah menjabat sebagai wali nagari (kepala desa) pada zamannya dulu. Ibunya bernama Nurjanah Umar, seorang guru agama sekolah dasar di Ikur Koto yang juga aktivis Muhammadiyah.[4] Salah satu kakaknya, Fakhri Bahar, menjabat Anggota DPRD Kota Padang periode 2014–2019 dari PAN.[5][6] Sementara adiknya, Kolonel Laut Fahmi adalah perwira yang pernah menjabat Komandan Polisi Militer (Danpom) Komando Armada ITNI Angkatan Laut.[7][8]
Fauzi menamatkan pendidikan di SD Negeri 03 Ikur Koto, Padang (1975), SMP Negeri Tabing Padang (1979), dan SMA Negeri Simpang Empat Pasaman (1982). Ia meraih gelar doktorandus dari Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Padang (FPOK IKIP Padang, kini FIK Universitas Negeri Padang)[9] pada 1986. Ia meraih gelar magister sains dari Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (PSIL UI) pada 2002.[10] Ia meraih gelar doktor dari Universitas Negeri Padang pada 2010.[11]
Fauzi sejak muda sudah aktif di sejumlah kegiatan. Ia pernah menjadi pelatih silat di perguruan Pat Ban Bu di Ikua Koto. Ia juga pernah terpilih menjadi Ketua Pemuda Ikua Koto. Saat masih jadi mahasiswa, Fauzi aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler Resimen Mahasiswa (Menwa), dan menjadi komandan.[4]
Fauzi Bahar memulai karier militer sebagai Kepala Sub Direktorat Jasmani dan Rekreasi pada Dinas Perawatan Personil TNI Angkatan Laut (Kasdbditjasrek Watpersal) Markas Besar TNI Angkatan Laut pada 15 April 1987. Berturut-turut, ia menjadi Kepala Urusan Jasmani dan Rekreasi (Kaur Jasrek) Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Ujungpandang pada Komando Armada Timur (Koarmatim) pada 1 April 1988 dan Kaur Minpers Lanal Ujungpandang Koarmatim pada 1 April 1989.[11]
Foto resmi Fauzi Bahar pada masa jabatan pertama dan kedua
Sebelum terpilih menjadi wali kota Padang melalui sistem perwakilan di DPRD Kota Padang pada 2004 lalu, Fauzi merupakan perwira TNI AL dengan pangkat Mayor.[4][12]
Pada peluncuran biografi 50 Tahun Fauzi Bahar, Mengabdi Dalam Guncangan Bencana 2012, Irwan Prayitno menilai meskipun Fauzi Bahar tidak memiliki latar belakang pendidikan dan pekerjaan di bidang agama, tetapi ia adalah sosok dan pemimpin yang peduli terhadap agama Islam. Fauzi menggulirkan sejumlah progam seperti asmaul husna, mewajibkan siswi muslim memakai jilbab, pemberdayaan potensi zakat umat, perang dengan segala bentuk maksiat dan judi toto gelap,[13] beras genggam, pesantren ramadan, didikan subuh/subuh mubarakah,[14] pemberdayaan majelis taklim/kelompok pengajian, dan lain-lain.[15]
Pada 23 April 2008, Pemerintah Kota (Pemko) Padang mengadakan kegiatan pembacaan Asmaul Husna secara serentak oleh 16.800 pelajar SLTP dan SLTA dari 168 sekolah di Kota Padang. Pada 23 April 2009, Pemko Padang mengadakan kegiatan pembacaan juz amma yang diikuti oleh 25.500 peserta dari pelajar SD/MI se-Kota Padang. Dua kegiatan ini mendapatkan penghargaan Rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).[16][17]
Pemilihan umum gubernur Sumatera Barat
Fauzi Bahar pernah maju dalam dua kali pemilihan umum gubernur Sumatera Barat (Sumbar). Pada pemilihan umum 2010, ia maju sebagai calon gubernur menggandeng mantan Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar Yohannes Dahlan. Mereka diusung oleh Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).[18] Diikuti oleh lima pasang kandidat, pasangan Fauzi Bahar–Yohannes Dahlan memperoleh peringkat keempat suara sah dan tidak berhasil terpilih.[19]
Pada pemilihan umum 2015, Fauzi maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi Wakil Gubernur Sumatera Barat petahana Muslim Kasim. Pasangan ini diusung oleh empat partai, yaitu Nasdem, PDI Perjuangan, PAN, dan Hanura. Mereka juga didukung lima partai lainnya, yaitu Partai Golkar, Demokrat, PKB, PPP dan PBB.[20] Mereka kalah dari gubernur petahana Irwan Prayitno dan memperoleh 41,38% suara sah.[21]
Pemilihan umum gubernur Kepulauan Riau
Fauzi sempat ingin maju sebagai bakal calon wakil gubernur Kepulauan Riau pada 2018, tetapi tidak berhasil.[22][23] Ia kembali ingin maju sebagai calom wakil gubernur pada pemilihan umum Gubernur Kepulauan Riau 2020, tetapi tidak berhasil mencari pasangan.[24]
Fauzi Bahar memulai karier akademik sebagai dosen Program Studi Manajemen Bencana Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan Indonesia sejak 2016 hingga 2023.[27][28]
Pada 18 Februari 2014, atau dua hari sebelum masa jabatan Fauzi Bahar sebagai wali kota berakhir, sekelompok massa melakukan aksi demonstrasi di Kantor Gubernur Sumatera Barat menolak investasi Lippo Group di Kota Padang.[30][31] Berpidato di rumah dinasnya, Fauzi Bahar mengecam dan menuding Gubernur Sumatera BaratIrwan Prayitno dan partainya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai dalang terjadinya aksi yang kemudian berpindah tempat ke rumah dinasnya.[32] Sesudah mengakhiri pidatonya dan berjalan ke bawah panggung, ia mengucapkan kata-kata kasar yang videonya diunggah ke media sosial YouTube sehingga viral.[31] Anggota Majelis Syuro PKS Refrizal memprotes sikap tidak terpuji Fauzi Bahar itu dan meminta Fauzi Bahar memohon maaf kepada Irwan Prayitno.[33]
Kehidupan pribadi
Fauzi mempersunting Dra. Hj. Mutiawati, wanita kelahiran Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, yang merupakan adik kelasnya di IKIP Padang (UNP) pada tanggal 5 November 1989.[34] Mereka dikaruniai tiga orang anak, masing-masing M. Fautiaz Fauzi, Muhamad Faugi, dan Faziwa Tiara Salsabila.[15] Fautiaz adalah lulusan S-1 Manajemen Universitas Indonesia[35] yang pada Pemilu 2019 maju menjadi calon Anggota DPRD Kota Padang dari Partai NasDem, tetapi tidak terpilih.[36] Fautiaz maju kembali pada 2024 sebagai calon Anggota DPRD Kota Padang dari Partai NasDem dan berhasil terpilih.[37] Faugi adalah lulusan S-1 Manajemen Teknologi Universiti Utara Malaysia[38][39] yang mengikuti jejak ayahnya sebagai perwira TNI Angkatan Laut.[7] Sementara, Faziwa sedang duduk di bangku kelas XI SMA Negeri 2 Lubuk Sikaping.[40]
^Haris, Syamsuddin, (2007), Partai dan parlemen lokal era transisi demokrasi di Indonesia: studi kinerja partai-partai di DPRD kabupaten/kota, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, ISBN 978-979-799-052-7.