Halaman ini berisi artikel tentang pengaturan konsumsi makanan. Untuk jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu, lihat Diet (nutrisi).
Diet (bahasa Inggris: dieting) adalah pengaturan dalam mengonsumsi makanan dengan tujuan untuk mengurangi, mempertahankan, atau menambah berat badan, atau untuk mencegah dan mengobati penyakit tertentu seperti diabetes. Diet untuk menurunkan berat badan direkomendasikan kepada orang-orang yang memiliki masalah kesehatan terkait berat badan, tetapi tidak untuk orang sehat.[1][2] Karena penurunan berat badan bergantung pada asupan kalori secara keseluruhan, berbagai jenis diet yang menekankan pada makronutrien tertentu (misalnya diet rendah lemak, rendah karbohidrat, dan sebagainya), terbukti tidak lebih efektif antara satu dengan yang lain.[3][4][5][6][7] Setelah diturunkan, berat badan biasanya kembali bertambah sehingga keberhasilan diet berhubungan dengan kedisiplinan jangka panjang.[4][7][8] Walaupun demikian, keberhasilan diet sangat bervariasi pada tiap individu.[4][9]
Diet yang pertama kali populer adalah diet "Banting", yang dinamai berdasarkan pencetusnya, yaitu William Banting. Dalam pamflet yang dibuatnya pada tahun 1863, Surat tentang Kegemukan, Ditujukan kepada Publik, ia menguraikan rincian diet rendah karbohidrat dan rendah kalori yang ia gunakan untuk menurunkan berat badan secara drastis.[10]
Sejarah
Kata diet berasal dari bahasa Yunani yakni diaita, yang mewakili gagasan tentang gaya hidup sehat secara keseluruhan termasuk kesehatan mental dan fisik; jadi bukan hanya mengenai aturan penurunan berat badan.[11] Para dokter Yunani dan Romawi kuno berpendapat bahwa tubuh sebagian besar bergantung pada apa yang dimakan seseorang, dan makanan yang berbeda dapat memengaruhi orang dengan cara yang berbeda.[11]
Salah satu ahli gizi pertama adalah dokter Inggris bernama George Cheyne. Dia sendiri mengalami kelebihan berat badan dan terus-menerus mengonsumsi makanan dan minuman berkalori tinggi dalam jumlah besar. Dia kemudian memulai diet tanpa daging, dan hanya mengonsumsi susu dan sayuran. Hasilnya, ia segera mendapatkan kembali kesehatannya. Dia secara terbuka merekomendasikan dietnya kepada semua orang yang menderita obesitas. Pada 1724, ia menulis esai berjudul An Essay of Health and Long Life, yang berisi saran-sarannya untuk olahraga dan menghirup udara segar serta menghindari makanan mewah.[12]
Pada 1797, John Rollo—ahli bedah militer Skotlandia—menerbitkan bukunya yang berjudul Notes of a Diabetic Case. Buku tersebut menjelaskan manfaat dari diet daging bagi mereka yang menderita diabetes—berdasarkan penemuan glikosuria pada diabetes melitus oleh Matthew Dobson.[13] Melalui prosedur pengujian Dobson (untuk glukosa dalam urin), Rollo berhasil menemukan diet yang efektif untuk diabetes.[14]
Diet populer pertama adalah "Banting", dinamai berdasarkan William Banting—seorang direktur pemakaman Inggris yang juga mengalami obesitas. Pada 1863, ia menulis sebuah pamflet berjudul Letter on Corpulence, Addressed to the Public. Pamflet tersebut berisi tentang diet yang berhasil ia lakukan. Terdapat empat kali makan dalam sehari; makanannya terdiri dari daging, sayuran, buah-buahan, dan anggur bergula rendah. Penekanannya adalah menghindari gula, makanan manis, pati, bir, susu, dan mentega. Pamflet Banting populer selama bertahun-tahun setelahnya, dan digunakan sebagai model untuk diet modern.[15]
Pada 1918, seorang dokter dan kolumnis Amerika Lulu Hunt Peters merilis buku Diet and Health: With Key to the Calories—buku pertama tentang penurunan berat badan dengan cara menghitung kalori.[16]
Jenis
Diet rendah lemak
Sesuai dengan namanya, diet rendah lemak adalah diet yang membatasi jumlah lemak pada makanan yang dikonsumsi seseorang.[17] Diet ini bertujuan untuk memperbaiki kadar lemak pada darah.[18]
Diet rendah karbohidrat
Diet ini membatasi konsumsi karbohidrat, tetapi menekankan konsumsi makanan tinggi protein dan lemak. Diet rendah karbohidrat umumnya digunakan untuk menurunkan berat badan. Namun, diet ini juga memiliki manfaat kesehatan, seperti mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik.[19]
Diet rendah kalori
Diet rendah kalori membatasi asupan kalori yang masuk dalam tubuh.[20] Asupan kalori setiap harinya berkisar antara 800 hingga 1.500 kalori. Walaupun demikian, banyak yang merekomendasikan asupan kalori setiap harinya sebanyak 1.200 kalori. Jumlah tersebut dipilih karena itu adalah jumlah kalori terkecil yang rata-rata orang dapat konsumsi tanpa membahayakan kesehatannya.[21]
Diet detoksifikasi
Diet detoksifikasi atau biasa disebut diet detoks adalah diet yang dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan tubuh dari racun atau zat-zat berbahaya.[22]
Referensi
^Harrington M; Gibson S; Cottrell RC (2009). "A review and meta-analysis of the effect of weight loss on all-cause mortality risk". Nutr Res Rev. 22 (1): 93–108. doi:10.1017/S0954422409990035. PMID19555520.
^Anderson, James; Elizabeth C Konz; Robert C Frederich; Constance L Wood (November 2001). "Long-term weight-loss maintenance: a meta-analysis of US studies". The American Journal of Clinical Nutrition. 74 (5): 579–584. doi:10.1093/ajcn/74.5.579. PMID11684524.