Pada 1 Mei 2010, sebuah percobaan bom mobil di Times Square, New York City diketahui oleh seorang pewira polisiNew York City (New York Police Department/ NYPD), yang diberitahu oleh seorang pedagang kaki lima.[1] Bom mobil itu gagal meledak dan bom mobil tersebut berhasil dijinakkan tanpa ada korban.[2][3]
Dua hari kemudian, agen federal menangkap Faisal Shahzad, seorang penduduk Bridgeportm Connecticut berumur 30 tahun kelahiran Pakistan, yang telah menjadi warga negara Amerika Serikat pada April 2009.[4] Dia ditangkap setelah dia menaiki Emirates penerbangan 202 ke Dubai di Bandara JFK, dan pesawat mulai menuju landasan pacu, namun dipanggil kembali ke tempat semula.[4][5] Dia mengakui mencoba melakukan bom mobil dan menyatakan bahwa dia telah dilatih di sebuah kamp pelatihan teroris Pakistan, menurut pejabat AS.[6]
Insiden
Mobil tersangka memasuki Times Square kira- kira pada pukul 18.28 waktu setempat (22.28 UTC) pada Sabtu, 1 Mei 2010. 2 menit kemudian, seorang pedagang kaus oblong (T-shirt), yang bernama Lance Orton[7] menyadari adanya aktivitas yang aneh dari sebuah mobil Nissan Pathfinder di pojok timur 1 Astor Plaza dekat gerbang masuk Teater Minskoff,[8] termasuk aliran asap kendaraan itu.[9] Dia kemudian menyiagakan seorang petugas NYPD. Petugas tersebut kemudian mendekati Pathfinder untuk menginvestigasinya, dan mengobservasi asap yang keluar dari kursi belakang, tabung yang tidak teridentifikasi, dan bau mesiu. Petugas tersebut segera meminta bantuan, sebuah tim penjinak bom, dan pemadam kebakaran New York City (New York City Fire Department).
Sebuah kawasan dari 43rd Street sampai 49th Street di Seventh Avenue, dan 45th Street dari Seventh Avenue sampai Eighth Avenue, secepatnya dievakuasi dari kendaraan dan pejalan kaki, lalu dibarikade. Beberapa bangunan dekat kendaraan itu, termasuk hotel New York Marriott Marquis yang di depannya terdapat mobil itu, juga dievakuasi.[10] Warga sipil dipindahkan keluar termasuk beberapa yang sedang menonton pertunjukkan Broadway.[2]
Ketika sampai, tim penjinak bom mengoperasikan sebuah alat robotik kendali jarak jauh untuk memecahkan jendela kendaraan itu dan mengeksploarsi isinya. Mereka menemukan bubuk mesiu, kembang api, 2 kaleng bensin yang bersi 5 liter bensin, 3 tangki propana, kabel listrik, dan 2 jam dengan baterai yang tampaknya dihiasi sebagai satu atau dua tombol ledak. Seorang ahli penjinak bom menemukan bahwa rancangan perangkat ini lebih konsisten dengan sebuah alat pembakar dibandingkan bom tradisional.[2]
Untuk alasan yang tidak diketahui, sumber pengapian perangkat itu gagal meledak sebagaimana yang diharapkan, kemungkinan karena tersangka diganggu oleh petugas polisi. Kevin Barrym seorang mantan pengawas di tim penjinak bom NYPD, melaporkan bahwa perangkat peledak yang diimprovisasi tidak berfungsi dengan baik dan "gagal menjalankan muatan utama."[2]