Sebagai sebuah negara mayoritas Muslim, industri alkohol menghadapi penentangan terkini dari kelompok-kelompok dan partai-partai Islamis di negara tersebut. Hukum konsumsi pangan Islam berisi pelarangan melawan konsumsi alkohol. Karena berbagai peraturan, penjualan alkohol menurun di Indonesia.[3] Peraturan tersebut meliputi peninggian pajak mencapai 18%, penentuan lokasi bir dapat dijual, serta rencana untuk mencekal bir. Akibatnya, pasaran bir Indonesia menurun pada 2014 dan 2015.[4]
Pembagian pasar
Saat ini, PT Multi Bintang Indonesia Tbk merupakan penghasil bir domestik terbesar di Indonesia,[5] dengan merek Bir Bintang-nya memimpin pasaran sebagai bir dengan penjualan terbesar di Indonesia. Multi Bintang Indonesia memimpin pasar bir Indonesia dengan mendapatkan total pembagian volume sebanyak lebih dari 61% pada 2012.[6]
Multi Bintang adalah sebuah cabang dari Heineken Asia Pasifik. Pada 2011, Biru Bintang memenangkan Medali Emas untuk Kategori Bir Lager dan dianugerahi penghargaan 'Juara Bir 2011' di kompetisi bir kelas dunia, Brewing Industry International Award (BIIA 2011) yang diadakan di London. Pada 2014 Bintang Radler memperkenalkan biru berasa pertama yang diproduksi secara domesktik di Indonesia.[3][7][8][9]
Produsen bir utama lainnya adalah Delta Djakarta yang dikenal karena Bir Anker-nya,[10] dan PT Bali Hai Brewery Indonesia yang dikenal karena Bali Hai, sebuah afiliasi dari sebuah penghasil bir Asia, yang juga memproduksi di bawah lisensi merek lainnya yang meliputi Bir San Miguel, Bir Asahi, dan bir Lowenbrau (non alkohol).[11]