Bio Smart and Safe Bus adalah bus anti-COVID-19 yang pertama kali diluncurkan di Indonesia. Bus ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Diponegoro, Karoseri Laksana, dan PO Sumber Alam, serta dipandu oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).[1]
Bus ini menerapkan konsep Patologi Segitiga Sehat untuk menciptakan lingkungan yang sehat di dalam bus. Konsep ini bertujuan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Beberapa fitur bus ini antara lain: 1. Menggunakan pelapisan nano silver untuk mengurangi penyebaran virus dan bakteri; 2. Memiliki sirkulasi udara khusus yang dirancang untuk menjaga kebersihan dan kesehatan kabin; 3. Menggunakan HEPA filter dan UV-C lamp untuk menyaring partikel-partikel kecil seperti virus; 4. Menggunakan tata letak kursi penumpang yang menerapkan physical distancing; 5. Memberikan masker herbal kepada penumpang.[2]
Cara kerja Bio Smart and Safe Bus yaitu, udara dihisap dari bagian bawah bus. Kemudian, udara yang dihisap disalurkan melalui HEPA filter dan UV-C lamp. Udara yang sudah disaring dialirkan kembali ke dalam kabin bus. Permukaan interior bus dilapisi nano silver untuk menguraikan virus yang menempel.[3]
Bus ini menginspirasi Kementerian Perhubungan Republik Indonesia untuk menyediakan bus serupa bagi peserta peserta KTT G20, namun dengan konsep bus listrik ramah lingkungan. Hingga saat ini, Bio Smart and Bus masih beroperasi dan melayani masyarakat.[4]
Riset awal Bio Smart and Safe Bus dilakukan oleh tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Undip yang dipimpin dr. Awal Prasetyo dari bagian patologi anatomi. Penelitian melibatkan beberapa peneliti dari sejumlah disiplin ilmu, antara lain Alfitra Akbar Bara Mentari dari program studi kedokteran, Arlita Leniseptaria Antari dan Stefan Candra Firmanti dari bagian mikrobiologi klinis, serta Indah Saraswati dari bagian biokimia. Penelitian juga melibatkan tim dari bagian laboratorium nanoteknologi, di antaranya Agus Subagio, Heidar Ruffa Taufiq, Khasan Rowi, serta Ahmad Gufron.[5]