Abdullah bin Zaid bin Ashim seorang sahabat Nabi Muhammad dari golongan Anshar yang berasal dari suku Khazraj, Madinah, keturunan Bani Mazini. Abdullah dipanggil dengan nama Abu Muhammad. Ayahnya bernama Zaid ibn Ashim bin Ka‘ab dan ibunya adalah Nusaibah binti Ka‘ab al-Maziniyah atau yang lebih dikenal dengan nama Ummu Umarah.[1] Abdullah bin Zaid yang meriwayatkan hadits tentang wudhu.[2]
Nusaibah adalah seorang pejuang wanita (mujahidah menurut Islam) yang menjadikan dirinya sebagai perisai untuk membentengi Muhammad dari serangan musuh dalam Perang Uhud. la mendapat doa dari Nabi bahwa ia akan bersama di surga kelak.
Abdullah bin Zaid bin Ashim menceritakan saat ia mengikut Pertempuran Uhud :
“Aku tetap bertarung bersama Rasulullah di medan Uhud ketika banyak orang yang berlari meninggalkan beliau. Aku dan Ibu mendekati Rasulullah. Kami menjadi tameng hidup untuk melindungi beliau dari serangan musuh. Kemudian beliau bersabda, ‘Hai anak Ummu Umarah!’ Aku pun menjawab, ‘Ya, Rasulullah.’ Nabi berkata lagi, ‘Kemarilah! Ibumu! Ibumu! Balutlah luka-lukanya! Semoga Allah memberkahi kalian."[1]
Ketika Pertempuran Yamamah tahun 632 M pecah dimana pasukan muslimin melawan pasukan Musailamah yang mengaku Nabi, saat itu pedang Abdullah dan pedang Abu Dujanah serta tombak Wahsyi bin Harb menyerang bersamaan ke tubuh Musailamah. Nabi palsu itu pun jatuh tersungkur, tewas seketika.[1]
Abdullah ibn Zaid terbunuh dalam Pertempuran Harrah di Madinah semasa Khalifah Yazid bin Muawiyah pada 63 H karena perebutan kekuasaan dengan Abdullah bin Zubair.[1][2]