rencana ini memerlukan perhatian dari seorang pakar berkenaan seorang yang arif agama Kristian. Sila tambah parameter reason atau talk untuk templat ini bagi menjelaskan isu ini dengan rencana. WikiProjek Seorang yang arif agama Kristian mungkin boleh membantu merekrut seorang pakar.(Januari 2021)
Triniti (dari bahasa LatinTrinitas "tiga serangkai", dari trinus "tiga kali ganda")[1] mentakrifkan Tuhan sebagai tiga peribadi[2], ungkapan atau hipotasis:[3]Tuhan Bapa, Tuhan Anak (Jesus), dan Roh Kudus; "satu Tuhan di dalam tiga keperibadian". Ketiga-tiga Peribadi itu berbeza, namun dilihat lebih kepada satu "Bahan, Intipati atau Sifatnya".[4] Dalam konteks ini, "Sifatnya" mencerminkan "apa Peribadi" yang dimaksudkan (melakukan) sesuatu itu, manakala "Keperibadian-Nya" menyatakan "Siapa" diantara Peribadi yang dimaksudkan itu.[5][6][7]
Menurut misteri pertengahan dari keyakinan Kristian pada umumnya, hanya ada "Satu" Tuhan didalam Tiga Peribadi: maknya berbeza untuk setiap sifat Keperibadian yang asal (sebagaimana dinyatakan dalam Konsili Lateran IV, "adalah Tuhan Bapa yang Menciptakan, Tuhan Putera yang diciptakan, dan Tuhan Roh Kudus yang dihembuskan") dan hubungan antara satu sama lain, tetapi ketiga-tiga ini dinyatakan satu dalam semua yang lain, setara, sama kekalnya, dan konsubstansial, serta masing-masing adalah Tugan, Kekal dan Kesemuanya. Disebabkan semua Karya Penciptaan (Tuhan Bapa) dan rahmat dipandang sebagai satu operasi tunggal secara bersama-sama pada keseluruhan tiga peribadi ilahi, dengan kekhususan masing-masing peribadi, sehingga semuanya berasal "dari Bapa", "melalui Putera", dan "oleh Roh Kudus".
Para Uskup Besar Gereja Awal memandang elemen-elemen Perjanjian Lama seperti penampakan tiga orang kepada Abraham dinyatakan di dalam Kitab Kejadian, bab 18, sebagai pertanda Tritunggal (Awal), tetapi mereka memandang kitab-kitab di dalam Perjanjian Baru sebagai dasar untuk perkembangan konsep sebenar Tuhan Tritunggal. Ayat didalam Perjanjian Baru sangat berpengaruh tentang ajaran Tritunggal seperti didalam Kitab Injil menurut Matius 28:19, kerana itu, babtislah mereka " Di dalam nama Bapa dan [Putra] dan Roh Kudus". Ayat ini mengarah kepada Rumusan doktrin yang dirasakan sesuai dengan keaslian yang terdapat di dalam Alkitab. Kesimpulan yang paling sederhana mengenai doktrin ini dirumuskan pada abad ke-4, umumnya berkaitan dengan penolakan terhadap apa yang dipandang tidak selaras dengan keyakinan umum Agama Kristian. Namun diterima (Gereja) setelah berkurun-kurun lamanya.
Seperti sifat Tuhan itu sendiri yang tidak mungkin dapat digambarkan, begitu juga kesatuan ini yang amat sulit difahami kerana ia sendiri adalah rahsia (Misterium) Tuhan. Kesimpulannya doktrin ini menyatakan bahawa Tuhan itu berupa (wujud di dalam bentuk) tiga peribadi iaitu Tuhan Bapa, Tuhan Anak (Putera) dan seterusnya Tuhan Roh Kudus. Ketiga-tiga peribadi ini membentuk satu Tuhan yang Esa menurut ajaran ini.
KeTuhanan Tritunggal (menurut Al-kitab)
Dari Perjanjian Lama, Gereja perdana mempertahankan keyakinan bahwa Tuhan adalah satu.[8] Tetapi didalam Perjanjian Baru tidak menggunakan kata Τριάς (Trinitas).[9] ataupun secara Aslinya mengajarkan tentang doktrin Trinitaris Nicea, namun terdapat beberapa bahagian (kutipan ayat-ayat di Alkitab) yang cuba menerangkan siapa bentuk Tuhan yang sebenar (Menurut Iman KeKristianan). Ayat-ayat yang menerangkan tentang rangkap dua (Hubungan Bapa dan Yesus) misalnya Rom. 8:11, 2 Kor. 4:14, Gal. 1:1, Ef. 1:20, 1 Tim. 1:2, 1 Pet. 1:21, dan 2 Yoh. 1:13. Ayat-ayat yang merujuk pada Ketuhanan dengan pola rangkap tiga (Tritunggal) misalnya Mat. 28:19, 1 Kor. 6:11 dan 12:4dst., Gal. 3:11–14, Ibr. 10:29, dan 1 Pet. 1:2. Ayat-Ayat tersebut membuktikan 'Bahan' yang dengannya kalangan Kristian untuk mengembangkan dan memahami Tuhan Trinitas.[10]
Refleksi oleh Gereja perdana terhadap bagian-bagian seperti Perwartaan Besar: "Karena dari itu Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan [Putra] dan Roh Kudus"Mat. 28:19 dan oleh berkat dari Rasul Paulus: "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan Kasih Tuhan, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu semua. Kor. 13:14 bersama dengan Shema Yisrael Yahudi: "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!"Ul 6:4[11] membimbing Gereja perdana untuk menyatakan siapakah Bapa, Putera, dan Roh Kudus yang juga adalah "Satu" atau "Esa". Kebelakangan ini, kesimpulan untuk memahami Erti "Bapa, Yesus, dan Roh Kudus" yang tersisip di dalam Perjanjian Baru disistematisasi ke dalam satu Trinitas—satu Tuhan yang hidup dalam tiga pribadi dan satu Intipati—untuk menentang kecenderungan yang dipandang sesat berkaitan di antara Ketiganya dan untuk menyakinkan Gereja terhadap tuduhan penyenbahan akan dua atau tiga Tuhan.[12]
Beberapa Ajaran membantah gagasan bahawa konsep terhadap Trinitas dapat ditemukan dalam Alkitab, dan berpendapat bahwa konsep tersebut lebih merupakan kesimpulan daripada Teologi KeKristianan daripada menyuarakan makna ayat di dalam Kitab Suci (The Bible).[13][14] Konsep ini diungkapkan dalam tulisan-tulisan awal sejak awal abad ke-2, dan para Pengajar (Kristian) yang lain meyakinkan bahawa cara Perjanjian Baru berulang-ulang kali menyatakan mengenai Bapa, Putera, dan Roh Kudus seperti demikian menghendaki pembaca agar menerima pemahaman Tritunggal.[15]
Comma Johanneum, 1 Yohanes 5:7, merupakan ayat yang didebat yang menyatakan: "Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam surga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu."[13] Namun, bagian ini tidak dianggap sebagai bagian dari ayat yang asli, dan kebanyakan pengajar bersepakat memaksudkan frasa tersebut merupakan suatu Glosari (catatan tambahan).[14]
Injil Yohanes telah dipandang secara khusus bertujuan menekankan ke-Ilahian Yesus, menghadirkan Yesus sebagai Logos, sudah ada (Sebelum karya Penciptaan) dan ilahi, dari kata-kata pertamanya, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."Yoh. 1:1[16] Injil Yohanes berakhir dengan pernyataan Rasul Thomas bahwa ia percaya Yesus adalah Tuhan, "Ya Tuhanku dan Allahku!"Yoh. 20:28[17] Tidak ada kecenderungan yang signifikan di antara para pengajar moden untuk menyangkal bahwa Yohanes 20:28 mengidentifikasi Yesus dengan Tuhab.[18] Injil Yohanes juga menggambarkan Yesus sebagai agen penciptaan alam semesta.[19]
Terdapat juga beberapa kemungkinan dukungan Al-Kitab tentang ke-Ilahian Yesus di dalam Injil Sinoptik. Injil Matius, sebagai contoh, memuat kutipan kata-kata Yesus, "Semuanya ini telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku."Mat. 11:27 Hal ini serupa dengan Injil Yohanes, yang menuliskan kalau Yesus berkata, "Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya."Yoh 16:15 Ayat-ayat tersebut biasa digunakan untuk membela Ke-Tuhanan Yesus, memiliki segala kuasa, serta Peribadi Yesus yang memiliki segala kebijaksanaan.
Beberapa ungkapan dalam surat-surat Paulus juga ditafsirkan sebagai hal-hal yang mengaitkan ke-Tuhanan dengan Yesus. Sebagai contoh: "Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia"Kol. 1:16 dan "Sebab dalam [Kristuslah] berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan",Kol. 2:9 serta dalam klaim Rasul Paulus bahwa ia diutus "bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa."Gal. 1:1[20]
Beberapa kalangan (ajaran selain Kristian) mengemukakan bahawa Injil Yohanes menyifatkan suatu hierarki ketika mengutip perkataan Yesus yang mengatakan, "Bapa lebih besar dari pada Aku",Yoh. 14:28 suatu pernyataan yang digunakan sebagai perbantahan oleh kalangab nontrinitaris seperti Arianisme.[21] Namun, para Bapa Gereja seperti Agustinus dari Hippo berpendapat bahawa pernyataan tersebut adalah untuk memahami Yesus wujud dalam bentuk seorang manusia biasa dan secara tak langsung Dia yang juga (Yesus) dikasihi oleh Tuhan Bapa.[22]
Semenjak hilangnya Perdebatan Arian, pembahasan beralih dari Ke-Tuhanan Yesus ke kedudukan Roh Kudus dengan Bapa dan Putera. Di satu sisi, Mazhab Pneumatomaki menyatakan bahwa Roh Kudus merupakan peribadi yang lebih rendah daripada Bapa dan Putera. Di sudut pandangan lain, Bapa-bapa Kapadokia berpendapat bahwa Roh Kudus merupakan peribadi yang setara dengan Bapa dan Putera.
Meskipun Ayat utama yang digunakan untuk membela ke-Tuhanan Roh Kudus adalah Matius 28:19, para Bapa Kapadokia seperti Basilius Agung memberikan pemahaman dari bagian lainnya seperti "Tetapi Petrus berkata: 'Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.Templat:'"Kis. 5:3–4[23]
Ayat lain yang dikutip dari para Bapa Kapadokia misalnya: "Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya."Mzm. 33:6 Berdasarkan pemahaman mereka, karena "nafas" dan "roh" dalam bahasa Ibrani sama-sama tertulis "רוּחַ" ("ruach"), Kitab Mazmur 33:6 mengungkapkan peranan Putera dan Roh Kudus sebagai para rakan-sang pencipta. Menurut mereka,[23] karena Tuhan yang suci dapat menciptakan makhluk-makluk suci seperti para malaikat, Putera dan Roh Kudus tentunya adalah Allah.
Pemahaman lain yang digunakan oleh para Bapa Kapadokia untuk membuktikan bahwa Roh Kudus adalah sifat yang sama dengan Bapa dan Putera yaitu: "Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah."1 Kor. 2:11 Mereka menganggapi bahawa ayat ibu membuktikan kalau Roh Kudus memiliki kedudukab yang sama dengan Tuhan sebagaimana roh di dalam diri seseorang bagi orang tersebut.[23]
Para Bapa Kapadokia juga mengutip, "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?"1 Kor. 3:16 dan beralasan bahawa adalah suatu penghujatan bagi suatu sifat yang lebih rendah (Penghujatan terhadap Roh Kudus sama seperti menolak Tuhan Bapa dan Yesus Kristus) untuk mendiami bait Tuhan. dengan demikian membuktikan bahawa Roh Kudus setara dengan Bapa dan Putera.[24]
Mereka juga memadukan ayat "hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya"Yoh. 15:15 dengan ayat di kitab 1 Korintus 2:11 dalam suatu upaya untuk memperlihatkan bahawa Roh Kudus bukan hamba Tuhab, dan keduanya ialah sama.[25]
Pneumatomaki menentang para Bapa Kapadokia dengan mengutip, "Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?"Ibrani 1:14 dengan pernyataan bahawa Roh Kudus tidak berbeza dari roh-roh malaikat yang lain yang diciptakan.[26] Para Bapa Gereja tidak setuju, mereka mengatakan bahwa Roh Kudus lebih tinggi kedudukannya daripada para malaikat, karena Roh Kudus adalah peribadi yang memberikan Pengetuahuan untuk bernubuat1 Kor. 12:8–10 sehingga para malaikat dapat memberitahukan peristiwa yang akan datang.[23]
Penggunaan kata "paraclete" (Yunani: parakletos) untuk Roh Kudus dalam Injil Yohanes 14:16, yang dapat diterjemahkan sebagai penolong, perantara, pembimbing, atau pelindung,[27] serta tindakan dan bentuk Roh Kudus yang berkarater sebagai kebenaran, sebagaimana ketiga peribadi Trinitas dikaitkan dengan kebenaran (lihat. ayat Yoh 14:17),[28] digunakan sebagai semua pernyataan tentang Roh Kudus adalah peribadi yang Ilahi; terutama karena Yesus menyebut Roh Kudus sebagai "Penolong yang lain", yang dengan cara tersebut mengungkapkan bahwa Roh Kudus sama dengan kedudukan pada diri-Nya sendiri dalam maksud penolong manusia (Pembebasan Dosa-Dosa manusia).[29]
Keselarisian di dalam Perjanjian Lama
Perjanjian Lama juga sudah memberi pertanda Tritunggal,[30] dengan menyebut firman Tuhan,Mzm 33:6 roh-Nya,Yes. 61:1 dan Hikmat,Ams. 9:1 serta kisah-kisah seperti penampakan ketiga orang kepada Abraham.Kej. 18[31] Bagaimanapun, secara umum terdapat kesatuan para pengajar dan pembimbing Kristian Trinitaris bahawa mengorelasikan kutipan-kutipan tersebut secara langsung dengan doktrin Trinitaris kemudian adalah di luar niat dan semangat Perjanjian Lama.[32][33]
Beberapa Bapa Gereja percaya bahawa pengetahuan tentang misteri ini diberikan kepada para nabi dan orang-orang suci Perjanjian Lama, dan bahawa mereka mengidentifikasi utusan Ilahi dalam kitab Kejadian 16:7, 21:17, 31:11, Keluaran 3:2 dan Hikmat dalam kitab-kitab hikmat dengan Putera, dan "roh Tuhan" dengan Roh Kudus.[32] Bapa Gereja yang lain, misalnya Gregorius Nazianzen, berpendapat dalam setiap karyanya dengan pernyataan-pertanyaan, mengklaim bahawa Bapa dinyatakan secara terbuka di dalam Perjanjian Lama, tetapi Putera hanya tak jelas, sebav "tidaklah aman, sewaktu Ketuhanan Bapa belum diakui, secara terang-terangan menyatakan kewujudan Putera".[34]
Di dalam Kitab Kejadian 18–19 dirujukan di dalam agama Kristian tentang ajaran Trinitaris.[35] Penceritaan tersebut dianggap mengisahkan Tuhan yang menampakkan diri kepada Abraham, yang dikunjungi oleh tiga orang.Kej. 18:1–2 Kemudian dalam Kitab Kejadian 19, "kedua malaikat" mengunjungi Lot di Sodom. Interaksi antara Abraham di satu sisi dan Tuhan/Tiga orang/ke-dua malaikat di sisi lainnya merupakan suatu ayat yang menarik bagi mereka yang percaya pada satu Tuhan dalam Tiga Peribadi. Yustinus Martir, dan juga Yohanes Calvin, menafsirkannya bahawa Abraham dikunjungi oleh Tuhan, yang didampingi oleh dua malaikat disisinya.[36] Yustinus menganggap bahawa Tuhan yang melewati Abraham berbeza dengan Tuhan yang tetap berada di dalam surga, tetapi tetap diidentifikasi sebagai Tuhan (monoteistik). Yustinus menggambarkan Tuhan yang mengunjungi Abraham dengan Yesus, peribadi yang kedua di dalan Tritunggal.
Agustinus pula berpandangan lain, beliau menyatakan bahawa ketiga orang yang mengunjungi Abraham adalah ketiga peribadi Tritunggal.[36] Beliau juga tidak melihat petunjuk yang (bahawa) para pengunjung tersebut tidak setara, sebagaimana Yustinus menafsirkannya. Contohnya di dalam Kitab Kejadian 19 dua dari pengunjung Lot disapa olehnya dalam bentuk tunggal: "Kata Lot kepada mereka: 'Janganlah kiranya demikian, Tuanku.Kej. 19:18[36] Agustinus cuba menerangkan yang Lot mengidentitikan mereka sebagai satu kesatuan ("Tuanku") karena mereka merupakan satu Bahan yang tunggal, walaupun wujud dalam multi-keperibadian.[note 1]
Menurut Emanuel Swedenborg, ketiga malaikat yang menampakkan diri kepada Abraham seolah-olah menyakinkan maksud Trinitas, tetapi Trinitas dari satu hakikat: Yang Ilahi Itu Sendiri (Sang Pencipta), Manusia Ilahi ( Dia Yang lahir di Dunia nyata), dan Hembusan Ilahi (Yang Diberikan). Satu hakikat yang dinyatakan itu dimaksudkan oleh fakta bahawa Ketiganya disebut dalam bentuk tunggal sebagai Tuhan.[37] Alasan mengapa hanya dua dari para malaikat tersebut yang pergi mengunjungi Sodom dan Gomora adalah karena mereka mewakili Manusia Ilahi dan Hembusan Ilahi, serta mereka memiliki aspek-aspek penghakiman Yang Ilahi, sebagaimana Yesus menyatakannya bahwa semua penghakiman dipercayakan oleh Bapa kepada Putera.Yoh. 5.22[38] Ketiga malaikat menampakkan diri kepada Abraham sebagai tiga orang, tetapi dipandang sebagai suatu perwakilan simbolis Trinitas, yang tidak seharusnya difahankan secara harfiah sebagai tiga peribadi berbeza. Dalam Perjanjian Lama, Swedenborg mendapati rujukan langsung yang paling awal akan suatu Tritunggal dalam Keilahian pada kisah perjumpaan Musa dengan Tuhan di dalam Kitab Keluaran yang menyatakan, "Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya."Kel. 34:6[39]
Beberapa kalangan Kristian menafsirkan berbagai teofani atau penampakan Malaikat Tuhan sebagai pengungkapan seorang peribadi yang berbeza daripada Tuhan, tetapi tetap disebut sebagai Tuhan itu sendiri.[40] Tafsiran seperti demikian setidaknya dapat ditemukan mulai dari masa Yustinus Martir dan Melito dari Sardis, serta mencerminkan idea-idea yang telah terkandung dalam karya tulis Filo.[41] Semua teofani dalam Perjanjian Lama karenanya dipandang sebagai Kristofani, masing-masing merupakan "penampakan pra-penjelmaan Mesias".[42]
Teologi Kekristianan
Formula pembaptisan Trinitarian
Pembaptisan secara amnya dianugerahkan dengan formula Trinitarian, "Atas nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus". Mt 28: 19 Setiap Peribadi di dalam Tritunggal ini dikenal pasti dengan perlakuan ini dengan Kepercayaan Kristiani di mana pembaptisan adalah inisiasi, seperti yang terlihat dalam pernyataan Basil yang Agung (330–379): "Kita harus dibaptiskan dengan syarat-syarat yang telah kita terima, dan mengaku percaya kepada syarat-syarat di mana kita telah dibaptiskan. " Majlis Pertama Konstantinopel (381) juga mengatakan, "Ini adalah Iman baptisan kita yang mengajar kita untuk mempercayai Nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Menurut Iman ini adalah satu Tuhan, Kekuasaan, dan Kewujudan Bapa, Putera, dan Roh Kudus. " Di dalam Injil Matius 28: 19 dapat diambil untuk menunjukkan bahawa pembaptisan dikaitkan dengan formula ini sejak beberapa dekad awal keberadaan Gereja Perdana. Rumus Trinitarian lain yang terdapat dalam Perjanjian Baru termasuk dalam Kitab-kitab seperti 2 Korintus 13:14, 1 Korintus 12: 4–6, Efesus 4: 4–6, 1 Petrus 1: 2 dan Wahyu 1: 4–5
Oneness Pentecostals demur dari pandangan Trinitarian mengenai pembaptisan dan menekankan pembaptisan "dalam nama Yesus Kristus" formula kerasulan yang asli. Atas sebab ini, mereka sering menumpukan perhatian pada pembaptisan dalam Kisah Para Rasul. Mereka yang memberikan penekanan yang besar pada pembaptisan dalam Kisah Para Rasul sering juga mempertanyakan kesahihan dalam Injil Matius 28: 19 dalam bentuknya sekarang. Sebilangan besar sarjana Perjanjian Baru kritik teks menerima keaslian petikan, kerana tidak ada varian manuskrip mengenai rumus, dan bentuk petikan yang masih ada dibuktikan dalam karya Didache[43] dan lain-lain patristic pada abad ke-1 dan ke-2: Ignatius, [44]Tertullian, [45]Hippolytus, [46]Cyprian, [47] dan Gregory Thaumaturgus. [48]
Mengulas mengenai Injil Matius 28: 19, Gerhard Kittel menyatakan:
Hubungan tiga kali ini [dari Bapa, Anak (Putera) dan Roh] tidak lama lagi menemukan ungkapan tetap dalam formula triadik dalam kitab 2 Korintus 13: 14 dan dalam 1 Kor 12: 4–6, Bentuknya pertama kali dijumpai dalam formula pembaptisan dalam Injil Matius 28:19; Adakah ayat., 7. 1 dan 3 .... [Saya] terbukti dengan jelas bahawa Bapa, Anak dan Roh di sini dihubungkan dalam hubungan tiga kali lipat yang tidak dapat dipecahkan. [49]
Monoteisme asas
Agama Kristian, yang muncul dari Yahudi, adalah agama monoteistik. Dalam Perjanjian Baru, konsep Tritunggal tidak pernah menjadi "triteisme" (tiga Dewa) atau bahkan dua. [50] Tuhan itu satu, dan bahawa Tuhan adalah satu intipati yang dinyatakan dengan jelas Al-Kitab:
* Shema dari Kitab-Kitab Ibrani: "Dengarlah, hai kamu orang Israel: Tuhan adalah Tuhan kita, dan oleh Tuhan adalah satu!" Ul. 6: 4
* Perintah pertama dari Sepuluh Hukum - "Anda tidak harus mempunyai tuhan-tuhan lain selain Aku di hadapan-Ku. " Deut. 5: 7
Dan "Demikianlah kata {{TUHAN}} , Raja dan Penebus Israel, TUHAN Tuan rumah: Aku yang pertama dan yang terakhir; tidak ada Tuhan-mu melainkan Aku." Isa. 44: 6
* Dalam Perjanjian Baru: "... Tuhan adalah Tuhan kita, Tuhan itu satu." Mk. 12:29
Menurut pandangan Trinitarian, Bapa dan Anak dan Roh Kudus berkongsi intipati, Keperibadian, atau Inti yang sama. Penegasan utama dan penting dari iman Kristiani adalah bahawa ada satu penyelamat, iaitu Tuhan, dan satu keselamatan, yang dinyatakan dalam Yesus Kristus, hanya dapat diakses oleh Roh Kudus. Kitab Perjanjian Lama masih sama dengan Kitab Perjanjian Baru. Dalam agama Kristian, pernyataan mengenai Tuhan yang tunggal dimaksudkan untuk membezakan pemahaman Ibrani dari pandangan polytheistic, yang memandang kuasa Ilahi sebagai perkongsian oleh beberapa peribadi yang dapat berselisih dan bertentangan antara satu sama lain.
'Satu Tuhan tetapi tiga Keperibadian'
Dalam doktrin Trinitarian, Tuhan hadir sebagai tiga peribadi atau hipostasis, tetapi satu dalam peribadi, yang mempunyai sifat ketuhanan tunggal. sifat, kuasa, tindakan, dan kehendak. Seperti yang dinyatakan dalam Athanasius Creed, Bapa tidak diciptakan, Anak tidak diciptakan, dan Roh Kudus tidak diciptakan, dan Ketiga kekal (kekal) tanpa permulaan. [51] "Bapa dan Anak dan Roh Kudus" bukanlah nama dari berbagai bahagian Tuhan, tetapi satu nama Tuhan [52] kerana terdapat tiga orang dalam Tuhan sebagai satu entiti. [53] Ketiga-tiga tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Setiap orang difahami mempunyai sifat atau inti yang sama, bukan hanya sifat yang mempunyai persamaan. [54]
Bagi konsep Trinitari, penekanan pada kata "kita" dalam kitab Kejadian 1:26 adalah pada pluralitas dalam Ketuhanan, dan kitab Kejadian 1:27 berbicara tentang persekutuan dalam Hakikat ilahi. Satu kemungkinan penafsiran Kejadian 1:26 adalah bahawa hubungan Tuhan dalam Trinitas tercermin pada manusia melalui hubungan yang rapat antara suami dan isteri, dua orang yang menjadi "satu daging", seperti yang dijelaskan kemudian dalam penciptaan Hawa di seterusnya bab. Kej. 2: 18-24
Perichoresis (dari Greek, "berkeliling", "envelopment") adalah istilah yang digunakan oleh beberapa sarjana untuk menggambarkan hubungan di antara anggota-anggota Triniti. Setara Latin untuk istilah ini adalah circumincessio . Konsep ini merujuk pada dasarnya untuk John 14–17, di mana Yesus memberi petunjuk kepada murid-murid mengenai erti pemergiannya (Kisah Sengsara). Dia pergi kepada Bapa, katanya, adalah demi mereka; supaya dia datang kepada mereka ketika "sang Penghibur" diberikan kepada mereka. Kemudian, kata-Nya, murid-muridNya akan tinggal di dalamnya, seperti dia tinggal di Bapa, dan Bapa tinggal di dalamnya, dan Bapa akan tinggal di dalamnya. Hal ini demikian, menurut teori perichoresis , kerana yang percaya akan konsep Tritunggal "saling mengandung satu sama lain, sehingga seseorang menyelimuti secara kekal dan menyelimuti secara kekal oleh yang lain yang dia selimutkan". (Hilary of Poitiers, Mengenai Triniti 3: 1). [55] Eksponen yang paling terkenal dari "perichoresis" adalah John of Damascus (d. 749) yang menggunakan konsep ini sebagai istilah teknikal untuk menggambarkan kedua-dua interpenetrasi sifat ke-Tuhanan dan manusia Kristus dan hubungan antara hipostasis Trinitas. [5]
Perichoresis secara efektif mengecualikan idea bahawa Tuhan mempunyai bahagian, melainkan adalah makhluk sederhana. Ini juga selaras dengan doktrin bahawa penyatuan orang Kristian dengan Putera dalam kemanusiaannya membawanya bersatu dengan orang yang mengandung dalam dirinya sendiri, dalam kata-kata Rasul Paulus, "semua kepenuhan keilahian "dan bukan bahagian. ( Lihat juga: Divinization (Christian] ). Perichoresis memberikan gambaran intuitif tentang apa yang dimaksudkan dengan ini. Putera, Firman yang kekal, adalah dari segala kekekalan tempat kediaman Tuhan; dia adalah "rumah Bapa", sama seperti Anak tinggal di Bapa dan Roh; sehingga, ketika Roh "diberikan", maka hal itu terjadi sebagaimana Yesus berkata, "Aku tidak akan meninggalkanmu sebagai anak yatim; kerana aku akan datang kepadamu." Yoh 14:18
Hubungan asal dari kekekalan
Trinitarianisme menegaskan bahawa Anak itu "diperanakkan" (bahasa Inggeris: begottencode: en is deprecated , atau "diperanakkan") dari Bapa dan Roh dihirup (bahasa Inggeris: hasilcode: en is deprecated , atau "dari") Bapa, tetapi Bapa "tidak dilahirkan atau bernafas". Argumen mengenai apakah Roh berasal dari Bapa sahaja, atau dari Bapa dan Anak, adalah salah satu pemangkin untuk Great Schism, dalam hal ini berkaitan dengan penambahan Filioque klausa oleh Barat ke Klausa Filioque. [The Nicene Creed]]. Gereja Katolik Roma mengajarkan bahawa, dalam erti kata kerja Latinprosedur (yang tidak semestinya menunjukkan permulaan dan oleh itu sesuai dengan proses "melalui"), tidak dalam arti kata kerja Yunani (yang menyiratkan permulaan), [56] Roh "berasal" dari Bapa dan Anak. Gereja Ortodoks Timur, yang mengajarkan bahawa Roh "datang" dari Bapa saja, tidak membuat tuntutan mengenai perbezaan makna dua perkataan, satu Yunani dan satu Latin, sementara keduanya diterjemahkan sebagai "dari" (bahasa Inggeris: hasilcode: en is deprecated ). Gereja Ortodoks Timur membantah klausa Filioque atas dasar eklesiologi dan teologi, dengan pandangan bahawa "dari Bapa" bermaksud "dari Bapa sahaja".
Bahasa sering dianggap sukar kerana, apabila digunakan dalam hubungannya dengan manusia atau makhluk ciptaan lain, itu menyiratkan masa dan perubahan; sedangkan ketika digunakan dalam konteks ini tidak berarti ada permulaan, perubahan sifat, atau proses dalam satuan waktu. Anak-anak lelaki dilahirkan (atau "dilahirkan"), dan Roh dilafazkan, selama-lamanya. Augustine of Hippo menjelaskan, "Tahun-tahunmu adalah satu hari, dan hari-Mu bukan setiap hari, tetapi hari ini; kerana hari ini milikmu tidak menghasilkan hari esok, dan juga tidak mengikuti hari ini. Hari ini adalah milikmu selamanya; oleh kerana itu Engkau lupakan yang Kekal, kepada siapa Engkau telah berkata, 'Engkau telah memperanakkanku hari ini.' Mzm 2: 7 "
Bapa Gereja membezakan antara teologi ( theologia ) dan ekonomi ('oikonomia' '). "Teologi" merujuk kepada misteri kehidupan terdalam Tuhan di Holy Trinity; "ekonomi" merujuk kepada semua karya di mana Tuhan menyatakan diri-Nya dan menyampaikan kehidupan-Nya. Melalui oikonomia , theologia diungkapkan kepada kami; tetapi, sebaliknya, theologia menerangi keseluruhan oikonomia . Pekerjaan Tuhan menunjukkan siapa Dia dalam diriNya; misteri paling mendalam mengenai keberadaan-Nya menyedarkan pemahaman kita tentang semua karya-Nya. Hubungan interpersonal manusia mempunyai persamaan: manusia menyatakan dirinya dalam tindakannya, dan semakin banyak kita mengenali seseorang, semakin kita memahami tindakannya. [57]
Ahli teologi Pra-Nicene berpendapat bahawa semua yang dilakukan oleh Triniti dilakukan bersama oleh Bapa, Anak, dan Roh Kudus dalam satu kehendak. Ketiga-tiga orang Triniti selalu bekerja tidak dapat dipisahkan, kerana mereka selalu menjadi karya Tuhan yang satu. Kehendak Anak tidak boleh berbeza dengan kehendak Bapa kerana itu kehendak Bapa. Ketiganya mempunyai satu kehendak sebagaimana Tiga mempunyai satu hakikat, kerana Ketiga adalah satu Tuhan. Menurut Phillip Cary, sama sekali tidak akan ada Trinitas jika ada hubungan perintah dan kepatuhan antara Bapa dan Anak, tetapi tiga Dewa. [58] Mengenai hal ini St. Basilius berkata, "Ketika itu Dia berkata, 'Aku tidak berbicara tentang diriku sendiri', dan sekali lagi, 'Aku mengatakannya seperti yang dikatakan oleh Bapa kepadaku', dan 'kata yang kamu dengar bukan dari saya., Tetapi dari Bapa yang mengutus Aku ', dan di tempat lain,' Saya melakukan semua perkara sebagaimana yang diperintahkan oleh Bapa kepada saya ', ini bukan kerana Dia tidak mempunyai niat yang disengaja atau kekuatan permulaan, dan Dia juga menunggu petunjuk-petunjuk mengenai kunci-kunci yang akan dinyatakan. Dia menggunakan bahasa seperti ini. Tujuannya adalah untuk menyampaikan kejelasan bahawa kehendak-Nya dihubungkan dengan persatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan Bapa. Oleh itu, janganlah kita memahami apa yang disebut sebagai 'perintah' sebagai mandat yang harus dipatuhi oleh organ-organ berbicara, dan memberi perintah kepada Putra, mengenai penundaan, tentang apa yang Dia harus lakukan. Tuhan, marilah kita melihat transmisi kehendak, seperti pantulan objek di cermin, berlalu tanpa petunjuk masa dari Bapa ke Anak. "[59]
Athanasius dari Alexandria menjelaskan bahawa Anak dan Bapa adalah satu yang kekal di alam, Putra menjadi penundaan Bapa secara sukarela dan sementara dalam perkhidmatan penjelmaan-Nya. [60]
Roger E. Olson mengatakan bahawa beberapa teolog evangelis berpandangan bahawa ada hierarki wewenang dalam Trinitas dengan Anak yang tunduk kepada Bapa: "Injil Yohanes menjelaskan ini kerana Yesus berulang kali menyatakan bahawa Dia datang ke lakukan kehendak Bapa. "Ralat petik: Pembukaan tag <ref> tidak tidak berfungsi atau mempunyai nama yang salah. Namun, Olsen memberi amaran bahawa hierarki di " Trinity Ekonomi "perlu dibezakan dengan" Trinity Imanent ". Dia mengutip Bapa Cappadocian, "Bapa adalah sumber atau 'sumber' ketuhanan di dalam Ketuhanan; Anak dan Roh memperoleh ketuhanan mereka dari Bapa dalam kekekalan (sehingga tidak ada pertanyaan tentang ketidaksamaan alam). analogi kegemaran adalah matahari dan panas dan cahaya. Tidak ada yang membayangkan matahari tanpa panas dan cahaya, tetapi matahari adalah sumber keduanya. "Ralat petik: Pembukaan tag <ref> tidak tidak berfungsi atau mempunyai nama yang salah.
Benjamin B. Warfield melihat prinsip subordinasi dalam "modus operandi" Trinitas, tetapi juga enggan menganggap hal yang sama seperti dalam "mod sara hidup" yang saling berkaitan. Sambil memperhatikan bahwa adalah wajar untuk melihat suatu subordinasi berfungsi sebagai refleksi dari subordinasi yang serupa dalam substansi, dia menunjukkan bahwa ini mungkin hasil dari "... kesepakatan oleh Orang-orang Triniti - sebuah" Perjanjian "sebagaimana adanya dipanggil secara teknikal— yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeza dalam kerja penebusan. "[61]
Aspek Politik
Richard E. Rubenstein mengatakan bahawa Constantine the Great dan Hosius of Corduba penasihatnya menyedari perlunya sebuah gereja yang ditahbiskan secara ilahi di mana pihak berkuasa gereja, dan bukan individu, dapat menentukan keselamatan individu , agar mereka menyokong formula Nicene homoousion. [62] Kemudian Constantine mengubah pandangannya tentang orang-orang Arian, yang menentang formula Nicene, yang menyokong para uskup yang menolak rumusan ini, [63] sebagai beberapa penggantinya , sementara maharaja pertama yang dibaptis dalam kepercayaan Nicene adalah Theodosius the Great (maharaja dari 379 hingga 395). [64]
Bapa Gereja Zaman Pra-Nicene menegaskan ketuhanan Kristus dan berbicara tentang "Bapa, Anak, dan Roh Kudus", walaupun bahasa mereka tidak sama dengan yang digunakan oleh ini doktrin tradisional seperti yang diformalkan pada abad ke 19. hingga 4. Trinitari memandang ini sebagai unsur doktrin yang dikodifikasikan. [66]Ignatius of Antioch memberikan sokongan awal untuk Triniti sekitar 110, [67] mendesak orang untuk mematuhi "Kristus , dan kepada Bapa, dan kepada Roh ". [68]Justinus Martyr (100 - s. 165) juga menulis," atas nama Tuhan, Bapa dan Tuhan alam semesta, dan Juruselamat kita Yesus Kristus, dan Roh Kudus ". [69] Bapa Gereja yang pertama kali direkodkan untuk menggunakan kata" Trinity "adalah Theophilus of Antioch yang menulis di akhir abad ke-2. Dia mendefinisikan Trinitas sebagai Tuhan, Firman-Nya ( Logo ), dan Kebijaksanaan-Nya ( Sofia ) [70] dalam konteks perbincangan tiga hari pertama penciptaan. Pertahanan pertama idea Trinity berlaku pada awal abad ke-3 oleh salah seorang Bapa Gereja awal bernama Tertullian. Dia secara eksplisit mendefinisikan Trinitas sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus dan mempertahankan teologi Trinitarian dalam perjuangannya melawan isme "Praxean". [71] St. Justin dan Clement of Alexandria menggunakan Trinitas dalam pelbagai doxologies mereka, dan juga St. Basilius pada cahaya malam. [72]
Satu lagi rumusan awal, dan lebih falsafah, Triniti (tanpa menggunakan istilah) dikaitkan dengan seorang guru Gnostic bernama Valentinius (tinggal s. 100 - s. 160 ) yang, menurut ahli teologi abad ke-4 Marcellus of Ancyra, adalah "yang pertama merenungkan idea tiga entiti sara hidup ( hypostasis), dalam sebuah karya yang dia berjudul About the Three Natures ". Penafsiran yang sangat kiasan dari sekolah Valentinian cenderung menafsirkan petikan kitab suci yang relevan sebagai penegasan Ketuhanan yang, dalam beberapa cara, adalah tiga. Gospel of Philip Valentinian, yang berasal dari zaman Tertullian, menyokong formula Trinitarian. Namun, walaupun ada kemungkinan pengaruhnya terhadap doktrin yang kemudiannya terbentuk sepenuhnya, sekolah Valentinus ditolak dan dianggap bidaah oleh orang Kristian ortodoks.
Walaupun terdapat banyak perdebatan mengenai apakah kepercayaan Rasul hanya dinyatakan dan dijelaskan dalam Pengakuan Kepercayaan Trinitarian, [73] atau rosak dan digantikan oleh kepercayaan baru, [74][75] ahli akademik mengakui bahawa Pengakuan Iman itu sendiri dibuat sebagai tindak balas terhadap perbezaan pendapat mengenai sifat Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Perlu beberapa abad untuk menyelesaikan kontroversi tersebut.
Perkembangan yang paling ketara dinyatakan selama empat abad pertama oleh Church Fathers[73] sebagai tindak balas kepada Adoptionism, Sabellianism, dan Arianism. Adopionisme adalah kepercayaan bahawa Yesus adalah manusia biasa, lahir dari Yusuf dan Maria, yang menjadi Kristus dan Anak Tuhan ketika Yesus dibaptiskan. Pada tahun 269, Sinode Antiokhia mengutuk Paul of Samosata kerana teologi Adopionisnya, dan juga mengutuk istilah homoousios (ὁμοούσιος, "yang sama sifatnya") kerana dia menggunakannya. [76]
Sabellianisme mengajar bahawa Bapa, Anak, dan Roh Kudus pada dasarnya adalah satu dan sama, hanya perbezaan lisan, yang menggambarkan aspek atau peranan yang berbeza dari satu inti. [77] Hasil daripada pandangan ini, Sabellius dalam ekskomunikasi di Rom sekitar tahun 220 kerana bidaah.
Pada abad ke-4, Arius, seperti yang difahami secara tradisional, mengajarkan bahawa Bapa ada di hadapan Anak yang, secara semula jadi, bukan Tuhan melainkan makhluk [78] Pada tahun 325, Majlis Nicaea mengadopsi Nicene Creed yang menggambarkan Kristus sebagai "Tuhan dari Tuhan, Cahaya dari Cahaya, Tuhan sejati dari Tuhan yang benar , dilahirkan, tidak dibuat, dari satu zat dengan Bapa ". [79] Akidah menggunakan istilah homoousios (dari satu bahan) untuk menentukan hubungan antara Bapa dan anak lelaki. Setelah lebih dari lima puluh tahun perdebatan, homoousios diakui sebagai ciri khas ortodoks i, dan dikembangkan lagi menjadi formula "tiga orang, satu intipati".
Anathasius (293 - 373) yang hadir di dewan sebagai pembantu Uskup Alexandria, menyatakan bahawa para uskup terpaksa menggunakan istilah ini, [80] yang tidak dijumpai dalam Kitab Suci, kerana ungkapan alkitabiah yang mereka lebih suka menggunakan dituntut oleh orang Arian untuk ditafsirkan dalam arti yang dianggap sesat oleh para uskup. [81] Selain itu, makna dari " ousia " dan " hypostasis " saling bertindih sehingga "" 'hypostasis' '"" bagi sesetengah orang bermaksud "' 'esensi' '" dan bagi yang lain itu bermaksud " peribadi ".
Pengakuan Kepercayaan Majlis Nicaea tidak banyak menyebut tentang Roh Kudus. [82] Doktrin ketuhanan dan keperibadian Roh Kudus dikembangkan oleh Athanasius pada dekad-dekad terakhir hidupnya. [83] Dia mempertahankan dan memperbaiki formula Nicaea. [82] Pada akhir abad ke-4, di bawah kepimpinan Basilius of Caesarea, [[Gregorius of Nyssa] ], dan Gregorius of Nazianzus (Bapa Cappadocian), doktrin ini secara substansial telah memperoleh bentuknya sekarang. [82]
Mengenai Trinitas, Gregory dari Nazianzus berkata, "Sejenak saya membayangkan Yang Satu, saya diterangi oleh kemegahan Tiga; untuk seketika saya membedah Tiga, saya dibawa kembali ke Yang Satu. Apabila saya memikirkan salah satu Ketiganya, saya menganggap Dia sebagai Yang Esa. Segala sesuatu, dan mata saya mengalir dengan air mata, dan sebahagian besar dari apa yang saya fikir melarikan diri dari ingatan. Saya tidak dapat memahami keagungan Yang Esa dengan cara yang lebih besar keagungan kepada yang lain. Ketika saya merenungkan Ketiga bersama-sama, saya hanya melihat satu obor, dan tidak dapat membelah atau mengukur cahaya yang tidak terbelah. "[84]
Pengabdian untuk Triniti berpusat di biara-biara Perancis Tours dan Aniane di mana Saint Benedict mendedikasikan gereja biara untuk Triniti pada tahun 872. [85]
Nontrinitarianisme (atau antitrinitarianisme) merujuk kepada sistem kepercayaan Kristian yang menolak doktrin Trinitas dengan alasan bahawa ia tidak berdasarkan kitab suci. Pandangan non-nuklir sangat berbeza mengenai sifat Tuhan, Yesus, dan Roh Kudus. Sebilangan pandangan tidak berketurunan, seperti Adopsionisme, Monarkianisme, dan Arianisme, ada sebelum definisi resmi doktrin Trinitas di Majlis Nicaea (325), Majlis Pertama Konstantinopel (381), dan Majlis Efesus (431).[86] Setelah kemenangan terakhir ortodoksi Kristian di Constantinople pada tahun 381, Arianisme disingkirkan dari Empayar dan mengekalkan kedudukannya di antara suku Teutonik. Namun, ketika orang-orang Frank menganut agama Katolik pada tahun 496, agama itu secara beransur-ansur hilang.[87] Nontrinitarianisme di kemudian hari diperbaharui dalam Gnostisisme yang dianut kaum Katar pada abad ke-11 sampai abad ke-13, pada Abad Pencerahan abad ke-18, dan dalam beberapa kolompok yang timbul selama Gerakan Kebangunan Rohani Kedua abad ke-19.
Pemahaman ini dilihat salah akidah Islam di mana ia menyanggah fahaman ketauhidan dalam agama ini, hal ini turut dikuatkan dalam petikan Al-Quran di mana Allah SWT berfirman:
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
"Ia tiada beranak, dan Ia pula tidak diperanakkan;"
^Rusch, William G. (1980). "Introduction". Dalam Rusch, William G. The Trinitarian Controversy. Minneapolis: Fortress Press(perlu perlanganan). hlm. 2.
^Neither the word Trinity nor the explicit doctrine appears in the New Testament ... the New Testament established the basis for the doctrine of the Trinity"(Encyclopædia Britannica Online: article Trinity).
^( "Trinity". Britannica.com. ) Disiat pada tarikh 2 January 2012.
^The Oxford Companion to the Bible (ed. Bruce Metzger and Michael Coogan) 1993, p. 782–3.
^Simonetti, Manlio. "Injil Matius 14–28." Perjanjian Baru Vol. 1b, Kehidupan lampau umat Kristiani dalam pengenalan terhadap Yesus. Intervarsity Press, 2002. ISBN 978-0-8308-1469-5
^Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama priscilla20
^Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama despiritu
^Menurutnya, ciri-ciri manusia ini tidak dapat ditelusuri kembali ke Trinitas abadi. Demikian juga Bapa Cappadocian menegaskan bahawa tidak ada ketaksamaan oikonomik dalam Triniti. Basilius berkata, "Kami memandang operasi Bapa, Anak, dan Roh Kudus sebagai satu dan sama, bukan dalam aspek apa pun yang menunjukkan perbezaan atau variasi; dari identiti operasi ini, kita pasti menyimpulkan kesatuan alam." Teori tradisional "perampasan" melibatkan menghubungkan sejumlah nama, kualiti, atau operasi kepada salah satu Orang dari Trinitas, tetapi, bukan untuk mengecualikan yang lain, tetapi lebih memilih yang lain. Teori ini dibentuk oleh Bapa Latin abad ke-4 dan ke-5, khususnya Hilarius of Poitiers, Augustine, dan Leo the Great. Pada Zaman Pertengahan, teori ini diajar secara sistematik oleh akademik seperti Bonaventure. <ref> Sauvage, George. "Persetujuan." Ensiklopedia Katolik Vol. 1. New York: Robert Appleton Company, 1907. 20 Oktober 2016
^Rubinstein. Unknown parameter |pertama= ignored (bantuan); Unknown parameter |halaman= ignored (bantuan); Unknown parameter |tajuk= ignored (bantuan); Missing or empty |title= (bantuan) </ ref> Menurut Eusebius, Constantine mencadangkan istilah homoousios di Majlis Nicaea, walaupun kebanyakan sarjana meragui bahawa Constantine mempunyai pengetahuan mengenai perkara itu dan berpendapat bahawa Hosius kemungkinan besar adalah orang yang mencadangkan istilah kepadanya. <ref> [https: //books.google.com/books? redir_esc = y & hl = id & id = NgPI7Jt1HewC & q = Constantine + mencadangkan + penggunaan + awal + dari + istilah + homoousios # v = coretan & q = Constantine% 20saran% 20the% 20initial% 20use% 20of% 20the% 20term% 20homoousios & f = false Buku Panduan Pengajian Kristian Awal Oxford] Check |url= value (bantuan)Unknown parameter |tahun= ignored (bantuan); Unknown parameter |halaman= ignored (bantuan); Unknown parameter |penerbit= ignored (bantuan)
^.iii. vi.xv.html Philip Schaff, Sejarah Gereja Kristian. Jilid III. Nicene dan Post-Nicene Christianity , edisi kelima disemak semula, §27
^Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama dimming-paul
^Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama dogmatiki
^Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama eusebius
^Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama ignatius
^Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama first-apology
^Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama theophilus2
^Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama tertullian
^Mulhern, Philip F. (1967) "Trinity, Holy, Devotion", dalam ensiklopedia New Catholic. Disediakan oleh kakitangan editorial di Universiti Katolik Amerika. New York: McGraw-Hill, 14.306
^ abRalat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama JBing
^Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama americana
^Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama dictionnnaire
^Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama cathenc-paul
^Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama chadwick
^Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama oxford-arianism
^Mulhern, 306. < / Ref> Hari perayaan baru dilancarkan pada tahun 1091 di Cluny Abbey dan pada tahun 1162 di Canterbury; penentangan kepausan berterusan sehingga tahun 1331. <ref> Mulhern, hlm.306
^Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernama vonharnack
^Cross, F.L. (1958). The Oxford Dictionary of the Christian Church. London: OUP, p. 81.
Pautan luar
Umum
(Inggeris) "Doctrine of the Trinity". ReligionFacts, 2005. (ed. Overview of history, doctrinal statements and critics of the doctrine of the Trinity).