Kontroversi tarian Pendet 2009 merupakan pertikaian dalam hubungan antara Malaysia dan Indonesia disebabkan oleh sebuah iklan yang mengiklankan perlancongan negara Malaysia menampilkan gambaran penari PendetBali yang sebetulnya memang bukan tarian Malaysia, sehingga menyebabkan kemarahan bagi warga Indonesia.
Iklan ini ditayangkan dalam sebuah stesyen televisen swasta Singapura, Discovery Channel di Malaysia[1] This prompted protest in Indonesia.]</ref>, [2] Ini menyebabkan aksi protes di Indonesia.[3] Permintaan ini dibuat oleh para pemerintah daerah, sejarawan budaya, serta pelayanan pelancongan di Indonesia untuk Malaysia demi menjelaskan leadaan.[4] Pemerintah Malaysia menyatakan permintaan maaf mereka, namun ditolak oleh menteri pelancongan Indonesia, karena menganggap permintaan maaf itu diberikan secara tidak rasmi melalui telepon, menteri pelancongan Indonesia menuntut permintaan maaf secara tertulis agar terlihat lebih bertanggung jawab.[5]
Pemerintah Malaysia seterusnya mengatakan bahwa mereka tidak bertanggung jawab untuk iklan tersebut,[6] dan kemudian pihak Discovery TV mengirimkan surat permintaan maaf kepada ke dua negara, yang mengatakan bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas pengiklanan tersebut.[7]
Banyak berita dan editorial Indonesia terus melaporkan bahawa klip tersebut adalah iklan pemerintah Malaysia meskipun sebenarnya dari Discovery Singapura.
Orang Indonesia yang amat nasionalis yang kemudian mengadakan demonstrasi anti-Malaysia. Kelompok Gemars[8] mulai pendaftaran untuk perang melawan Malaysia dan telah mempersiapkan stok makanan, obat-obatan dan senjata termasuk pedang samurai dan bintang untuk ninja lempar.[9] Sekelompok orang bersenjata mendirikan sekatan jalan untuk memeriksa orang Malaysia di jalan Jakarta sebelum para polis mula melakukan aktiviti mereka. Kelompok ini kemudian bubar secara sendirinya tanpa menemukan orang Malaysia satupun.[10] Para mahasiswa Universiti Gadjah Mada yang berasal dari Malaysia di Yogyakarta telah dilempari telur busuk oleh para mahasiswa setempat.[11]
Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia kemudian dihubungi oleh Menteri Luar Negeri Malaysia untuk mencari berita mengenai rakyat Malaysia berikutan isu yang mengakibatkan merosotnya hubungan bilateral kedua negara. Duta Besar Indonesia telah dihubungi Menteri Luar Negeri Indonesia serta Kepala Kepolisian Republik Indonesia, yang meyakinkan bahwa langkah-langkah yang diperlukan akan diambil untuk menjamin keamanan warga Malaysia di Indonesia.[12]
Sekretaris Dewan Keamanan Nasional, Datuk Mohamed Tajudeen Abdul Wahab telah memberi arahan agar semua perbatasan Malaysia, yang diduduki oleh militer, telah diperketat dan lembaga penegakan hukum yang telah diberitahu untuk persiapan dari kemungkinan warga Indonesia yang protes melewati pantai Malaysia. Hal ini dibuat karena dalam menangani ancaman Benteng di Demokrasi Rakyat Indonesia (Bendera) yang akan mengancam berperang dengan mengirim 1,500 tentara - bersenjata dengan bambu runcing - ke Malaysia melalui udara, darat dan laut (10/08/2009). Kelompok ini merupakan kelompok yang sama, yang telah mendirikan sekatan jalan di Menteng, Jakarta Pusat bulan lalu, untuk mencari orang Malaysia.,[13][14]
Daftar universitas Indonesian di mana para mahasiswanya telah membakar bendera Malaysia