Ia lahir di Almodóvar del Campo, di Provinsi Ciudad Real. Orang tuanya Alfonso de Ávila, seorang keturunan converso Yahudi, dan Catalina Xixón (atau Gijón), adalah pasangan yang kaya dan saleh.[2][3][4] Pada usia 14 tahun, pada tahun 1513, ia dikirimkan ke Universitas Salamanca untuk belajar hukum; namun mengundurkan diri pada tahun 1517 tanpa mendapatkan gelar.[5]
Kembali ke rumah, Ávila menghabiskan tiga tahun berikutnya dengan mempraktikkan kesalehan yang taat. Kesuciannya membuat terkesan seorang biarawan Fransiskan yang sedang melakukan perjalanan melalui Almodóvar, yang kemudian menyarankannya untuk melanjutkan studinya dengan mendaftar ke Universitas Alcalá de Henares (yang dipindahkan ke ibu kota negara pada abad ke-19 dan berganti nama menjadi Universitas Complutense Madrid). Di sana ia mempelajari filsafat dan teologi, dan beruntung karena pengajarnya adalah seorang biarawan Dominikan ternama, Domingo de Soto. Tampaknya Ávila menerima gelar sarjana di Alcalá, tetapi keluar sebelum menyelesaikan persyaratan untuk mendapatkan gelar praktisinya.[5]
Kedua orang tuanya meninggal ketika Ávila masih menjadi mahasiswa, dan setelah ditahbiskan pada musim semi 1526, ia merayakan misa pertamanya di gereja tempat mereka dimakamkan. Kemudian ia menjual kekayaan keluarganya dan memberikan hasilnya kepada orang miskin. Setelah meninggalkan keduniawian, ia melihat panggilan untuk menjadi misionaris asing dan bersiap untuk pergi ke Meksiko. Karena itu ia pergi ke Seville untuk menunggu keberangkatan ke Hindia pada bulan Januari 1527 dengan biarawan Dominikan, Julián Garcés, yang ditunjuk sebagai Uskup Tlaxcala pertama. Selama menunggu di Seville, devosinya yang luar biasa besar dalam merayakan Misa, dan kemampuannya dalam katekese dan berkhotbah, menarik perhatian Hernando de Contreras, seorang imam setempat, yang kemudian memberitahukannya kepada Uskup Agung Seville dan Inkuisitor Agung, Alonso Manrique de Lara. Uskup agung melihat dalam diri imam muda ini sebuah kekuatan untuk membangkitkan iman di Andalusia, dan setelah berulang kali dibujuk, Yohanes berhasil diyakinkan untuk membatalkan perjalanannya ke Amerika.[5]
Pada tahun-tahun awal setelah tahun 1526, Yohanes tampaknya tinggal di sebuah rumah kecil di Seville bersama dengan imam lain, mungkin Contreras, dan para murid berkumpul di sekelilingnya, dalam kehidupan persaudaraan yang akrab. Atas permintaan adik salah satu murid tersebut, Sancha Carrillo, maka mulai tahun 1527 Yohanes menulis Audi, filia (Dengar, Putri), sebuah karya yang ia terus kembangkan dan perbaiki hingga kematiannya.[5]
Rasul dari Andalusia
Khotbah pertama Yohanes disampaikan pada tanggal 22 Juli 1529, dan segera membuatnya terkenal. Selama sembilan tahun tugas misionernya di Andalusia, umat memadati gereja dalam semua khotbah-khotbahnya. Namun, seruannya yang kukuh akan reformasi dan kecamannya terhadap perilaku aristokrasi, membuatnya diadukan ke kantor Inkuisisi di Seville pada tahun 1531, dan dipenjara pada musim panas tahun 1532. Ia dituduh melebih-lebihkan tentang bahaya kekayaan dan menutup gerbang surga bagi orang kaya.Tuduhan tersebut dibantah dan ia dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan pada tahun 1533.[6]
Pada sekitar akhir tahun 1534 atau awal tahun 1535, Yohanes dari Ávila dipindahkan (incardinasi) ke Keuskupan Córdoba, di sini ia mendapatkan sebuah penghargaan (benefice) kecil. Kota ini menjadi basis untuk mengarahkan murid-muridnya dan berkarya di sekitar Andalusia, berkhotbah dan mendirikan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di kota-kota di sekitarnya seperti Granada, Baeza, Montilla dan Zafra. Diperkirakan bahwa selama di sini ia menerima gelar Master of Sacred Theology, mungkin di Granada pada sekitar tahun 1538.
Hal yang istimewa adalah Universitas Baeza, yang dididirkan pada tahun 1538 dengan sebuah bulla kepausanPaus PaulusIII.[7] Ávila melayani sebagai rektor,[8] dan kemudian universitas tersebut menjadi sebuah model untuk seminari-seminari dan sekolah-sekolah Jesuit.[6]
Ávila tinggal di Granada sejak tahun 1538-9, di sini tampaknya beberapa komunitas mulai terbentuk. Begitu juga selama tahun 1546-1555, Yohanes tinggal dengan sekitar 20 orang murid di Cordoba, sehingga tampak bahwa ia bermaksud untuk memulai semacam landasan formal untuk imam-imam apostolik. Namun, pendirian dan perkembangan Yesuit yang cepat membuat ide ini tidak berjalan. Sejak awal tahun 1551, ketika kesehatan Ávila mulai menurun, ia mulai aktif mendorong murid-muridnya yang mau, untuk bergabung dengan Yesuit (tampaknya total sekitar 30 orang bergabung).[5]
Wafat
Ávila terus sakit sejak awal tahun 1551. Ia menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya dengan setengah pensiun di kota Montilla, di Provinsi Córdoba. Ia meninggal
di sana pada tanggal 10 Mei 1569, dan sesuai keinginannya, dimakamkan di kota itu, di dalam gereja Yesuit Inkarnasi, yang sekarang menjadi tempat suci untuk memperingati Yohanes dari Ávila.[9]
Karya
Pada tahun 1970 karya Ávila diterbitkan dalam bahasa Spanyol, dibuat dalam enam jilid. Terdiri atas dua suntingannya dari Audi, filia, 82 khotbah dan persekutuan, beberapa komentar alkitab, 257 surat (sejak 1538 hingga wafatnya), beberapa pembahasan mengenai reformasi dan pembahasan-pembahasan kecil lainnya. Yohanes menulis surat kepada pejabat-pejabat gereja yang berkonsultasi dengannya, seperti Pedro Guerrero, Uskup Agung Granada, dan dua Uskup Agung Valencia yang di kemudian hari dikanonisasi, yaitu Juan de Ribera dan Thomas of Villanova. Ia juga menulis surat kepada St. Ignatius Loyola, St. Yohanes de Deo dan Teresa Ávila.
Edisi modern
Karya-karya St. Yohanes dari Ávila dikumpulkan di Madrid pada tahun 1618, 1757, 1792 dan 1805; sebuah terjemahan bahasa Prancis oleh d'Andilly diterbitkan di Paris pada tahun 1673; dan sebuah terjemahan Bahasa Jerman oleh Schermer dalam enam jilid diterbitkan di Regensburg antara tahun 1856 dan 1881.
Audi, filia, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1620.[10] Sebuah terjemahan modern diterbitkan oleh seorang akademisi Amerika Joan Frances Gormley pada tahun 2006.
Sejumlah surat-surat pilihan, dberi judul Surat-surat Rohani (Spiritual Letters), diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1631, sebuah edisi faksimile yang dicetak pada tahun 1970.[11]
Pengaruh
Reputasi kekudusan Ávila, dan usaha-usahanya dalam reformasi klerus, yaitu membangun sekolah dan kampus, dan juga katekisasi awam, telah menjadi inspirasi bagi banyak reformis. Ia sangat dihormati oleh kalangan Yesuit.[6] Perkembangan mereka di Spanyol tak lepas dari persahabatan dan dukungannya terhadap Serikat Yesus.[6]
Paus Benediktus XVI memberinya gelar Pujangga Gereja pada Pesta St. Perawan Maria Ratu Rosario, tanggal 7 Oktober 2012.[12] Paus Benediktus XVI mengumumkan dua Pujangga Gereja baru di hadapan puluhan ribu umat di Lapangan St. Petrus.[13] Dalam homilinya, Paus Benediktus XVI mengatakan bahwa St. Yohanes dari Ávila "sangat ahli mengenai Alkitab, dianugerahi dengan semangat misi yang berapi-api. Ia tahu bagaimana menembus dengan cara yang unik, misteri penebusan Kristus bagi manusia. Seorang umat Tuhan, yang menyatukan doa yang terus menerus dengan tindakan kerasulan. Ia mengabdikan dirinya untuk mewartakan dan lebih sering menerima sakramen, memusatkan komitmennya dalam meningkatkan pembentukan calon imam, kaum religius dan awam, dengan tujuan untuk reformasi Gereja yang berbuah.”[14]
Referensi
^Some authorities, following Luis de Granada, give 1500 as the date of Avila's birth.