Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
Hanya Yohanes yang menyebutkan bahwa pintunya dikunci, dan "perasaan"nya (takut kepada orang-orang Yahudi untuk menindas mereka setelah pemimpin mereka dieksekusi), namun "fungsi"nya adalah untuk menunjukkan 'unsur keajaiban dari kemunculan Yesus',[3] bahwa Yesus yang bangkit 'tak lagi terikat oleh kondisi lingkup normal'.[2] Pintunya bukan ditutup namun dikunci (pengucapan Yunani: κεκλεισμένων, kekleismenōn).[4]
Kata Damai sejahtera bagi kamu (bahasa Yunani Kuno: Εἰρήνη ὑμῖν, Eirēnēhymin[5]) adalah kata sambutan Yahudi tradisional yang umum[6] yang masih dipakai sampai saat ini (shalom alekem atau שלום לכםshalom lekom;[5] contoh 1 Samuel 25:6[4]),[3] yang juga dikatakan oleh Yesus dalam Yohanes 20:19–26.[4] Namun, Yesus disini menyatakan damai yang sebelumnya Ia janjikan kepada para murid (Yohanes 14:27; Yohanes 16:33), menyebabkan peralihan cepat perasaan mereka dari "takut" (ayat 19) menjadi "bersukacita" (ayat 20).[7]
Jumlah murid yang hadir tak dijelaskan, meskipun Tomas sendiri dikatakan tidak hadir dalam ayat 24, dan Yudas Iskariot telah hengkang, namun beberapa murid lainnya yang kurang memiliki hubungan juga bisa saja hadir.[3]
^ abcKöstenberger, Andreas J. (2004). John. Baker Exegetical Commentary on the New Testament. Volume 4 (edisi ke-illustrated). Baker Academic. hlm. 572. ISBN9780801026447.
^ abKesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Jn20_21g