Imperator Caesar Nerva Traianus Divi Nervae filius Augustus (sebagai kaisar)
Trajanus (Marcus Ulpius Nerva Traianus, lahir 18 September 53 – meninggal 8 Agustus 117 M) adalah Kaisar Romawi dari tahun 98 hingga 117 M. Ia dikenal sebagai salah satu kaisar terbesar dalam sejarah Romawi, yang memimpin kekaisaran mencapai wilayah terluasnya dan dikenal atas pembangunan infrastruktur serta reformasi pemerintahan. Trajanus merupakan kaisar kedua dari Dinasti Nerva–Antoninus, setelah diadopsi oleh pendahulunya, Kaisar Nerva.
Kehidupan Awal dan Karier Militer
Trajanus lahir di Italica, dekat Hispania Baetica (sekarang Spanyol), dari keluarga asal Italia. Ayahnya, Marcus Ulpius Traianus, adalah gubernur yang dihormati dan komandan militer yang terkenal, yang turut mempengaruhi masa depan Trajanus sebagai seorang tentara dan pemimpin.
Trajanus mulai meniti karier militernya di bawah pemerintahan Kaisar Vespasianus dan menunjukkan bakatnya dalam berbagai kampanye militer. Prestasinya yang luar biasa dalam militer menarik perhatian kaisar-kaisar berikutnya, termasuk Domitianus dan Nerva. Ketika Nerva menjadi kaisar pada 96 M, ia menghadapi tantangan untuk mempertahankan stabilitas kekaisaran dan memilih Trajanus sebagai ahli warisnya. Pengangkatan Trajanus sebagai kaisar bersama pada 97 M memperkuat transisi kekuasaan dari Nerva ke Trajanus.
Pemerintahan (98–117 M)
Kebijakan Dalam Negeri
Trajanus dikenal karena mengembangkan program sosial dan ekonomi yang menguntungkan bagi rakyat Romawi. Ia memperluas kebijakan kesejahteraan yang disebut alimenta, yang menyediakan bantuan pangan dan pendidikan untuk anak-anak miskin di Italia. Trajanus juga menempatkan perhatian besar pada peningkatan infrastruktur kekaisaran. Ia memperbaiki jalan, jembatan, pelabuhan, dan membangun berbagai monumen seperti Kolom Trajanus, yang memperingati kemenangannya dalam Perang Dacia.
Perang Dacia
Salah satu pencapaian militer terbesar Trajanus adalah kemenangannya dalam dua perang besar melawan Dacia, wilayah yang sekarang merupakan bagian dari Rumania modern. Perang Dacia pertama berlangsung pada 101–102 M, yang menghasilkan kekalahan sementara bagi Raja Dacia, Decebalus. Namun, setelah pemberontakan kembali, Trajanus memimpin pasukannya dalam kampanye militer kedua pada 105–106 M yang berakhir dengan penaklukan penuh Dacia. Kekayaan dari penaklukan ini, terutama emas dan perak dari tambang-tambang Dacia, membantu mendanai pembangunan publik yang masif di Roma.
Perluasan Kekaisaran
Trajanus juga memperluas wilayah kekaisaran ke Timur dengan melancarkan kampanye militer melawan Kerajaan Parthia. Pada 113 M, ia meluncurkan ekspedisi besar ke Timur, yang berhasil menaklukkan Armenia dan Mesopotamia. Ia mendirikan provinsi baru di wilayah tersebut dan mencapai Teluk Persia, menjadikannya kaisar Romawi pertama yang mencapai wilayah sejauh itu. Namun, ekspansi ini terbukti sulit dipertahankan setelah kematiannya.
Kebijakan Keagamaan
Trajanus bersikap toleran terhadap berbagai agama di kekaisaran, termasuk agama-agama lokal di provinsi-provinsi yang baru ditaklukkan. Namun, ia juga memperkuat kontrol negara atas praktik-praktik keagamaan. Terhadap komunitas Kristen, meskipun tidak melakukan penganiayaan besar-besaran, Trajanus memberlakukan kebijakan yang lebih keras jika ada laporan resmi tentang praktik-praktik agama Kristen yang dianggap subversif terhadap otoritas negara.
Karya Pembangunan
Trajanus meninggalkan warisan besar dalam bidang pembangunan infrastruktur. Di Roma, ia membangun Forum Trajanus, sebuah kompleks perbelanjaan dan pemerintahan yang megah. Kompleks ini meliputi Kolom Trajanus yang dihiasi dengan relief yang menggambarkan kisah Perang Dacia. Trajanus juga menyelesaikan pembangunan jalan-jalan besar, akuaduk, dan pelabuhan. Salah satu pencapaian teknis terbesar pada masanya adalah Jembatan Trajanus di atas Sungai Donau, yang merupakan salah satu jembatan terpanjang yang dibangun pada zaman kuno.
Kematian dan Warisan
Trajanus meninggal pada 8 Agustus 117 M di Selinus (sekarang Gazipaşa, Turki) saat dalam perjalanan kembali dari kampanye militernya di Timur. Sebelum kematiannya, Trajanus mengadopsi keponakannya, Hadrianus, yang kemudian menjadi penerusnya. Di bawah Hadrianus, Kekaisaran Romawi mengalami stabilisasi, dan Hadrianus memilih untuk mempertahankan wilayah Romawi tanpa melakukan ekspansi lebih jauh.
Trajanus dikenang sebagai salah satu kaisar terbaik dalam sejarah Romawi. Ia sering disebut sebagai "optimus princeps" (pangeran terbaik), sebuah gelar yang diberikan oleh Senat Romawi sebagai penghormatan atas kepemimpinannya. Di bawah pemerintahannya, Kekaisaran Romawi mencapai puncak kejayaannya baik dalam hal wilayah, kekayaan, dan kemajuan infrastruktur.