Akibat dari pengaruh pemimpin agama di Arab Saudi, perdebatan antara elit politik dan badan keolahragaan, dan diskriminasi sistemik terhadap olahraga wanita di Arab Saudi, menyebabkan tim nasional ini tidak dapat dibentuk pada waktu yang lama.[4] Pembentukan tim nasional wanita yang diakui FIFA pernah dilarang dengan undang-undang pada tahun 2008.[5] Diskriminasi sistemik terus eksis dengan sedikit perubahan hingga kematian Raja Abdullah pada tahun 2015.[6]
Dengan naik tahtanya Raja Salman pada tahun 2015, diskusi mengenai pembenahan sepak bola kembali meningkat. Anaknya, Muhammad bin Salman, adalah figur utama di ujung tombak reformasi sepak bola di Arab Saudi, termasuk mereformasi sepak bola wanita.[7] Pemerintah Arab Saudi membolehkan wanita untuk mendatangi pertandingan sepak bola sejak 2017, selangkah lebih maju untuk pembentukan tim nasional wanita.[8]
Pada 11 Agustus 2021, SAFF menunjuk Monika Staab, pelatih asal Jerman, sebagai pelatih kepala pertama untuk tim nasional yang baru dibentuk.[12] Arab Saudi memainkan laga pertama mereka pada Februari 2022, bertanding pada pertandingan persahabatan di Malé, Maladewa.[13] Debut mereka pada 20 Februari mengalahkan Seychelles dengan skor 2–0.[3] Dengan debut sukses tersebut, Lamia bin Bahian, staf tinggi di SAFF, mengumumkan perancangan jangka panjang terhadap tim nasional yang akan berpartisipasi pada Piala Dunia Wanita FIFA dengan tujuan utama menjadi tim terbaik di kawasan Semenanjung Arab dan Asia Barat.[14]
^"FIFA tunjuk wasit internasional perempuan pertama Arab Saudi". Antaranews. 6 Januari 2022. Tim nasional putri pertama Arab Saudi, yang dilatih oleh veteran Jerman Monica Stapp, mengalahkan Seychelles 2-0 dalam laga perdananya pada Februari tahun lalu.