sebelah utara berbatasan dengan desa Jati Kulon dan Getas Pejaten
sebelah timur berbatasan dengan desa Loram Kulon
sebelah selatan berbatasan dengan desa Jetis Kapuan
sebelah barat berbatasan dengan desa Jati Wetan
Administratif
Luas tanah desa Tanjungkarang 152.729 Ha, berupa:
Tanah sawah 83.761 Ha
Tanah kering 14.204 Ha
Perkebunan 22.798 Ha
Sisanya berupa jalan dan sungai.
Sejarah
Tanjungkarang dahulunya merupakan Pelabuhan Transit di tepi Selat Muria. Pada saat itu, selat muria masih dalam, dan lebar, jalan pintas perdagangan. Pelabuhan Tanjung Karang adalah pelabuhan transit penghubung ke pelabuhan Demak, Jepara dan Juwana. Komoditas utama ekspor Pelabuhan Tanjung Karang adalah kayu yang berasal dari muria, yang juga digunakan sebagai salah satu material pembangunan Masjid Agung Demak.
Etimologi
Letaknya Desa sangat strategis, karena dahulu tempat tersebut dijadikan “pelabuhan” bagi pedangan-pedagang Cina dan “pelabuhan” tersebut dari batu “karang” dan batu padas ( putih). Karena “pelabuhan” adalah tanjung yang dibuat dari batu karang, maka hingga sekarang dinamakan “TANJUNG KARANG”
Jumlah Penduduk desa Tanjungkarang 4.378 orang terdiri 1.204 KK, Mata pencahariannya:
Buruh industri: 773 orang
Burung Bangunan: 456 orang
Pedagang: 264 orang
Sosial Agama
Tempat peribadatan
Masjid: 3
Gereja: 1
Klentheng: 1
Pemeluk agama
Islam: 3.990 orang
Kristen Protestan: 221 orang
Kristen Katolik: 117 orang
Budha: 50 orang
Sikap toleransi yang baik terjadi antar pemeluk agama yang ada di desa Tanjung Karang.
Desa Tanjung Karang terkenal dengan makanan khasnya yaitu Lentog Tanjung.