Talokwohmojo adalah desa di kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa dusun; Talok, Temuwoh, Karangmojo dan Canggah. Sebagian besar wilayahnya berupa persawahan, tetapi sayang lahan tersebut hanya produktif di musim hujan saja. Bahkan di musim kemarau, seperti sebagian besar wilayah di Kab. Blora, selalu dilanda kekeringan. Namun jika dibandingkan dengan desa-desa di sekitarnya, di musim kemarau desa ini tergolong murah air. Di desa ini pula ada tambang minyak, bekas peninggalaan Belanda yang sampai sekarang sumber minyak tersebut masih aktif, meskipun hanya kecil. Bahkan tahun 2005 sempat pula dilaksanakan pengeboran minyak, meskipun belum beroperasi secara maksimal.
Geografi
Desa ini terletak kurang lebih 5 km di sebelah barat daya dari kecamatan Ngawen, dengan batas-batas wilayah meliputi:
Perbatasan di sebalah selatan berupa sungai yang mengalir dari timur ke barat. Sungai ini sering dijadikan warga untuk memandikan ternak dan mengairi tanaman di musim kemarau. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian petani. Sebagian lagi pedagang, dan ada yang merantau ke kota-kota besar, bahkan ada yang sampai ke luar pulau Jawa. Selain tani dan perantauan para penduduk juga bermata pencaharian ternak, semisal ternak ayam, kambing dan sapi. Tidak ada yang ternak kerbau disana.
Jika ingin menuju Desa Talokwohmajo dari ibu kota provinsi Jawa Tengah, Semarang, masih kearah timur sekitar 100 km. 50 km pertama menuju Purwodadi yang ibu kota kabupaten Grobogan. Dari Purwodadi dapat langsung menuju Blora dan turun di pertigaan Trembulrejo. Dari pertigaan Trembulrejo, ke arah selatan lebih kurang 1 km untuk sampai ke desa Talokwahmojo.
Pendidikan
Di Desa Talokwohmojo terdapat jenis pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal semisal TK, SD/MI, SMP/MTs/MA, sedangkan pendidikan non formal semisal Pondok Pesantren yang terletak di dukuh Talok, atau biasa disebut Talok Pondokan. Selain mengkaji kitab-kitab agama, di pondok ini juga terdapat pendidikan formal. Di sana juga sebagai basis pendidikan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah yang didirikan pertama kali oleh K.H. Zainal Abidin pada tahun 1900. Sekarang menjadi penggemblengan Tarekat terbesar dan disinyalir sebagai pondok pesantren pertama dan tertua di Kab. Blora.