Perguruan Silat (PS) Mustika Kwitang, atau sering disebut Silat Kwitang saja, adalah sebuah perguruan aliran silat Betawi (Betawi: maen pukulan), yang awalnya berkembang di daerah Kampung Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.[1] Ilmu beladiri perguruan ini merupakan perpaduan antara pencak silat lokal dan kuntao.[2] Perguruan Mustika Kwitang didirikan pada tahun 1945 oleh H. Muhammad Djaelani (Mad Djaelani),[3][4] yang mempelajari ilmu beladiri tersebut dari keluarganya sendiri.[1]
Sejarah
Terdapat berbagai versi mengenai sejarah terbentuknya ilmu beladiri perguruan di Kampung Kwitang ini. Pada pertengahan abad ke-19, Kampung Kwitang banyak dihuni oleh orang Betawi, orang Tionghoa, dan orang Arab.[1] Umumnya, berbagai versi cerita menyebutkan bahwa ilmu kuntao yang mempengaruhi Silat Kwitang diajarkan oleh seorang ahli beladiri, sinshe, dan pedagang tembakau keturunan Tionghoa, yang menurut peneliti beladiri G.J. Nawi bernama Tjung Tang Kiam.[1][5] Tang Kiam adalah salah seorang pembantu dan murid Kam Siok, seorang pendekar kuntao Tit Kun asal Hokkian (Tiongkok selatan), yang datang ke Batavia pada tahun 1840.[1]
Keberadaan Tang Kiam sebagai ahli kuntao kemungkinan telah memancing para pendekar Betawi menantangnya berduel.[1][2] Menurut cerita turun-temurun, kakek dari Mad Djaelani adalah pendekar Betawi yang berhasil mengalahkan Tang Kiam, yang lalu mengajarkan ilmu kuntao kepadanya.[1] Kakek dari Mad Djaelani memiliki ilmu silat (maen pukulan) Pangeran Papak, serta ilmu kebatinan dan wirid.[1] Ilmu gabungan silat dan kuntao yang tersebut kemudian dinamakan Silat Kwitang, yang kemungkinan adalah modifikasi dari nama Tang Kiam, atau dari nama propinsi Guangdong menurut logat Hokkian Amoy (Kúiⁿ-tang).[1][2][6]
Mad Djaelani mempelajari ilmu silat gabungan tersebut dari keluarganya, yang kemudian pada masa revolusi fisik (1945-1949) mengajarkan kepada cucunya H. Muhammad Zakaria[3] dan mendirikan Perguruan Silat Mustika Kwitang.[7] Setelah Mad Djaelani wafat pada tahun 1969, Zakaria meneruskan sebagai guru utama perguruan ini.[3]
Pada tahun 1973, PS Mustika Kwitang telah bergabung dalam perkumpulan aliran-aliran pencak silat Betawi yang dinamakan "Persatuan Pencak Silat Putra Betawi" (disingkat Putra Betawi).[7] Putra Betawi kemudian menjadi salah satu dari 9 "Perkumpulan Historis" menurut Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), dan mulai mengirimkan kontingen silat sejak Pekan Olahraga Nasional VIII tahun 1973.[7] Muhammad Zakaria sempat mempertontonkan kemampuan silatnya kepada Masatoshi Nakayama dan Donn F. Draeger, ketika para pakar beladiri tersebut berkunjung ke Indonesia.[1][3][8] Draeger kemudian mengulasnya dalam bukunya yang terkenal, "Weapons and Fighting Arts of Indonesia".[8]
Saat ini Silat Kwitang telah tersebar di berbagai tempat di Indonesia dan di mancanegara.[1][3]
Jurus-jurus
Silat Kwitang memiliki ciri-ciri antara lain kuda-kudanya sedang, gerakannya atraktif dan enerjik, serta pukulan-pukulannya cepat, keras, dan bertenaga.[1] Tangkisan terhadap serangan lawan cenderung dilakukan dengan mengadu kekuatan tangan.[1]
Jurus dasar tangan kosong
Berikut ini jurus-jurus dasar tangan kosong Silat Kwitang, sbb.:[7]
- Gerakan pukulan menyamping
- Gerakan pukulan lurus ke arah perut dan tangkisan pukulan ke arah perut
- Gerakan pukulan lurus ke arah muka dan tangkisan ke arah muka
- Gerakan pukulan menyamping dan tangkisan tendangan (Lok Bee)
- Gerakan menangkap pukulan lawan membalas dengan pukulan menyamping
- Gerakan menangkap pukulan lawan dan membalas dengan sikutan dan pukulan
- Pukulan menyamping dan tangkisan tepis serta menyikut
- Tangkapan pukulan dan mematahkan
Jurus inti tangan kosong
Berikut ini jurus-jurus inti tangan kosong Silat Kwitang (diajarkan setelah menguasai jurus dasar), sbb.:[7]
- Jurus Tembak (pukulan beruntun)
- Jurus Piong
- Jurus Gelombang 1
- Jurus Gelombang 2
- Jurus Gelombang 3
- Jurus Gelombang 4
- Jurus Gelombang 5
- Jurus Gelombang 6
- Jurus Naga Berenang
Jurus senjata
Berikut ini jurus-jurus senjata Silat Kwitang (diajarkan setelah menguasai jurus dasar dan inti), sbb.:[7][8]
- Jurus Pisau 2
- Jurus Golok
- Jurus Toya
- Jurus Koleam (Tombak)
- Jurus Taichu (Trisula)
Lihat pula
Referensi