Artikel ini perlu dikembangkan dari artikel terkait di Wikipedia bahasa Inggris. (November 2024)
klik [tampil] untuk melihat petunjuk sebelum menerjemahkan.
Lihat versi terjemahan mesin dari artikel bahasa Inggris.
Terjemahan mesin Google adalah titik awal yang berguna untuk terjemahan, tapi penerjemah harus merevisi kesalahan yang diperlukan dan meyakinkan bahwa hasil terjemahan tersebut akurat, bukan hanya salin-tempel teks hasil terjemahan mesin ke dalam Wikipedia bahasa Indonesia.
Jangan menerjemahkan teks yang berkualitas rendah atau tidak dapat diandalkan. Jika memungkinkan, pastikan kebenaran teks dengan referensi yang diberikan dalam artikel bahasa asing.
Sejarah Lingkungan menjadi topik baru dalam perkembangan studi sejarah selama beberapa dekade terakhir, khsusunya seirng dengan menguatnya isu lingkungan pada awal abad 21. Dalam perfektif historiografi, Sejarah Lingkungan merupakan sebuah tema tertentu yang kedudukannya sama seperti keragaman tema sejarah lain, seperti sejarah agraria, sejarah teknologi, sejarah seni dan berbagai tema lian baik yang berangkat dari sebuah fenomena maupun kurun waktu tertentu. Sebagai ilmu yang bertautan erat dengan ilmu-ilmu sosial, studi sejarah dalam perkembangannya juga akan terpengaruh isu yang mengemuka dimasyarakat, hal ini tidak dapat dilepaskan dari sifat dasar nya untuk berusaha menjelaskan sebuah peristiwa yang memiliki makna sosial bagi manusia.[1] Pehamanan tersebut kemudian tidak dapat kita lepaskan pada peran seorang sejarawan yang pertama-tama berusah mempekenalkan tema ini yaitu Peter Boomgaard, karya nya yaitu Children of the Colonial State: Population Growth and Economic Development in Java, 1795–1880[2] dan Southeast Asia: An Environmental History[3] menjadi sumbangan penting yang bersifat reflektif untuk melihat lingkunga sebagai sebuah fenomena historis.
Dibandingkan tema lain, sejarah lingkungan memang menjadi sebuah isu baru dalam beberapa dekade terakhir, dalam wacana yang lebih segar Sejarah lingkungan merupakan bagian dari ilmu sejarah yang mengkaji hubungan manusia dengan lingkungantempat tinggalnya atau bisa dikatakan interaksi manusia dengan habitatnya. Sejarah lingkungan memangdianggap penting namun dalam penulisan sejarah lingkungan (Historiografi Lingkungan) belum banyak dikembangkan. Kebanyakan fokus historiografi adalah terkait dengan hubungan manusia secara horizontal atausesama manusia. Seperti hubungan antara komunitas atau kelompok dalam isu-isu sosial, politik dan ekonomi. Padahal dalam membangun kesadaran manusia akan lingkungannya sangat penting. Karena manusia denganlingkungannya secara tidak langsung telah terjadi interaksi yang tidak disadari oleh manusia. Sejak tahun1990-an Sejarah lingkungan telah memiliki disiplin otonom sendiri yang merupakan sebuah pembaharuandalam mengkaji masa lampau yang berkaitan dengan hubungan atau interaksi manusia dengan lingkungannya.[4] Berangkat dari pemahaman tersebut studi terkiat sejarah lingkungan di Indonesia kemudian menjadi menarik terkait dengan banyak faktor, mulai dari keragaman hayati yang kaya di Indonesia, serta berbagai faktor yang terkait dengan kehidupan manusia berangkat dari lingkunganya mulai dari seputar sejarah rempah-rempah dan dinamika kehidupan manusia dalam berangam konflik, hingga bencana alam.
Sejarah Lingkungan dalam Historiografi Indonesia
Sejarawan Indonesia menjadi salah satu kelompok intelektual dengan keterbukaan yang beragam terhadap berbagai tema baru dalam kajian sejarah. Khususnya terkiat dengan isu sejarah lingkungan yang semakin menguat beberapa tahun terkahir. Tema sejarah lingkungan kemudian dalam banyak perfektif menyajikan pandangan yang menarik, seperti bagaimana cara kita memahami kearifan lokal tentang bagaimana manusia menemuka kedudukan nya menjadi bagian dari alam, hal ini kemudian banyak terkiat dengan cara memahami kembali cara hidup masyarakat adat seperti suku Samin, Suku Punan Batu[5], hingga berbagai masyarakat adat lain. Disamping itu menguatnya isu sejarah lingkungan juga menjadi jembatan yang penting antara akademisi sejarawan dan aktivis lingkungan untuk kembali menguatkan tuan ilmu pengetahuan pada tugas kemanusiaan. Gairah pada tema ini kemudian terus menguat dibuktikan dengan penyelenggaraan kembali sebuah konfrensi dengan sub tema lingkungan yang dalam konteks ini terkiat dengan lingkungan dan kebijakan publik.
Referensi
^Kuntowijoyo, Kuntowijoyo (1994). Motodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana. ISBN979-8120-36-1.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Boomgaard, Peter. Children of the Colonial State: Population Growth and Economic Development in Java, 1795–1880. Free University Press.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Boomgaard, Perter (2007). Southeast Asia: An Environmental History. ABC-CLIO.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Nawiyanto (2012). Pengantar Sejarah Lingkungan. Jember: UPT Penerbitan UNEJ. ISBN9786029030143.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)