Membandingkan kemudahan penggunaan dan cakupan dari Scopus dan Web of Science (WOS), sebuah studi pada tahun 2006 menyimpulkan bahwa "Scopus mudah dinavigasi, bahkan oleh pengguna pemula. Kemampuan untuk mencari ke depan maupun ke belakang dari sebuah rujukan tertentu akan sangat membantu periset. Aspek multidisipliner juga memungkinkan periset untuk mencari riset di luar disiplin ilmunya dengan mudah" dan "Satu keunggulan WOS atas Scopus adalah kedalaman cakupan, karena basis data WOS mundur hingga tahun 1945, sementara Scopus hanya mundur hingga tahun 1966. Namun, Scopus dan WOS melengkapi satu sama lain karena tidak ada basis data yang lengkap."[2]
Scopus juga menyediakan profil penulis, yang mencakup afiliasi, jumlah publikasi dan data bibliografinya, referensi, dan rincian jumlah rujukan yang telah diterima oleh tiap publikasinya. Scopus memiliki fitur notifikasi yang memungkinkan penggunanya untuk melacak perubahan profil, serta fasilitas untuk menghitung h-index dari penulis. Pada tahun 2016, sebuah situs web gratis, Scopus CiteScore,[3] diperkenalkan. CiteScore menyediakan data rujukan untuk lebih dari 25.000 judul aktif, seperti jurnal, prosiding konferensi, dan buku di Scopus, serta menyediakan alternatif dari faktor dampak. Scopus juga menyediakan fitur pencarian apabila dibutuhkan untuk mencari jurnal yang tersedia dengan berbagai filter. Scopus dapat menelusuri jurnal berdasarkan bidang kelimuan, judul jurnal, penulis, hingga jenis quartil.
ID Scopus dari penulis dapat diintegrasikan dengan akun ORCID.[4]
Pada tahun 2018, Scopus mulai menampilkan sebagian informasi mengenai status akses terbuka dari publikasi, dengan menggunakan data Unpaywall.[5]
Seleksi konten dan dewan penasehat
Karena Elsevier adalah pemilik Scopus dan juga merupakan salah satu penerbit jurnal ilmiah internasional terkemuka, sebuah Dewan Penasehat dan Seleksi Konten pun didirikan pada tahun 2009 untuk mencegah potensi konflik kepentingan dalam pemilihan jurnal yang akan dimasukkan ke dalam basis data, serta untuk memelihara kebijakan cakupan konten yang transparan dan terbuka, tidak peduli siapa penerbitnya.[6] Dewan tersebut beranggotakan ilmuwan dan pustakawan. Walaupun begitu, kritik mengenai dugaan konflik kepentingan tetap muncul.[7]
Dewan tersebut bertanggung jawab atas pemasukan dan pengeluaran judul di Scopus. Sejak tahun 2004, dewan tersebut telah memasukkan 41.525 judul dan mengeluarkan 688 judul.[8] Kebijakan reevaluasi tersebut diklaim didasarkan pada empat kriteria, yakni kekhawatiran publikasi, keburukan performa, keanehan performa, dan kurasi berkelanjutan. Sejak tahun 2016, dewan tersebut telah mengevaluasi 990 judul yang diterbitkan oleh 539 penerbit, dan akhirnya membuat 536 judul tidak lagi diindeks.[9] Walaupun begitu, riset tetap menunjukkan pemasukan jurnal predator.[10][11]
Artikel ini memerlukan pemutakhiran informasi. Harap perbarui artikel dengan menambahkan informasi terbaru yang tersedia.
Berdasarkan Scimago Journal Rankings, hingga 2016[update], Nature mencatatkan h-index tertinggi, yakni 1011,[12] dan CA - A Cancer Journal for Clinicians[13] mencatatkan SJR tertinggi, yakni 39.285, dan CiteScore 2016 tertinggi (89,23 di persentil ke-99). Scimagojr.com menyediakan peringkat negara berdasarkan total dokumen yang diterbitkan, dokumen yang dapat dirujuk, rujukan, rujukan sendiri, rujukan per dokumen, dan h-index. Menurut situs web tersebut, hingga 2019[update], Amerika Serikat (h-index : 2222) berada di peringkat pertama, Britania Raya (h-index : 1373) berada di peringkat kedua, dan Jerman (h-index : 1203) berada di peringkat ketiga, berdasarkan h-index nasional.[14]
Referensi
^Kulkarni, A. V.; Aziz, B.; Shams, I.; Busse, J. W. (2009). "Comparisons of Citations in Web of Science, Scopus, and Google Scholar for Articles Published in General Medical Journals". JAMA. 302 (10): 1092–6. doi:10.1001/jama.2009.1307. PMID19738094.
^"Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 July 2021. Diakses tanggal 21 July 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Singh Chawla, Dalmeet (8 February 2021). "Hundreds of 'predatory' journals indexed on leading scholarly database". Nature. doi:10.1038/d41586-021-00239-0. PMID33558751Periksa nilai |pmid= (bantuan).Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Nature". scimagojr.com. Diakses tanggal 2018-07-04.