Romanisasi pos[1] adalah suatu sistem transliterasi nama-nama tempat di Tiongkok yang dikembangkan oleh Kantor Pos Kekaisaran pada awal tahun 1900-an. Sistem ini umum digunakan sampai tahun 1980-an, ketika sebagian besarnya digantikan oleh Hanyu Pinyin.
Untuk kota-kota besar dan tempat-tempat lainnya yang sudah menerima nama-nama Eropa secara luas, ejaan tradisional dipertahankan.[2] Berkenaan dengan nama tempat lain, kantor pos merevisi kebijakan beberapa kali. Ejaan yang diberikan bisa mencerminkan pelafalan lokal, pelafalan Nanjing, atau pelafalan Beijing. Meskipun argumen berdasarkan pelafalan dibuat untuk setiap opsi, menggunakan romanisasi pos untuk menentukan segala bentuk pelafalan bahasa Mandarin dibatasi oleh fakta bahwa sistem tersebut menghilangkan semua tanda hubung, diakritik, dan apostrof, untuk memfasilitasi transmisi telegraf.[3]
Pada sebuah konferensi yang diadakan pada tahun 1906 di Shanghai, kantor pos memilih sebuah sistem romanisasi yang dikembangkan oleh Herbert Giles yang disebut "daftar suku kata Nanking".[3] Meskipun dialek Beijing telah berfungsi sebagai standar nasional sejak pertengahan abad ke-19, sistem yang diadopsi didasarkan pada pelafalan Nanjing. Sistem ini berhubungan dengan berbagai romanisasi tradisional yang digunakan pada abad ke-18 ketika dialek Nanjing dianggap baku. Administrator yang ditunjuk Prancis menjalankan kantor pos pada saat itu, dan mereka mencari sebuah alternatif yang lebih sedikit diinggriskan dibanding Wade-Giles.
Sejarah
Sebuah dekret kekaisaran yang dikeluarkan pada tahun 1896 memberi nama baru untuk Pos Bea Cukai Maritim, mereorganisasi instansi ini menjadi dinas pos nasional, dan mendirikan Kantor Pos Kekaisaran. Pada tahun 1899, Robert Hart, sebagai inspektur jenderal pos, meminta kepala kantor pos untuk mengajukan romanisasi untuk distrik-distrik mereka.
Meskipun Hart meminta transliterasi "menurut pelafalan lokal", kebanyakan kepala kantor pos enggan untuk menggunakan leksikografer dan hanya mencari aksara yang relevan dalam kamus. Ejaan yang mereka ajukan umumnya mengikuti sistem yang dibuat oleh Thomas Francis Wade, sekarang disebut sistem Wade-Giles. Sistem ini telah dikembangkan pada tahun 1867 dan didasarkan pada pelafalan Beijing. Sistem ini menjadi metode standar romanisasi bahasa Tionghoa setelah Herbert Giles menerbitkan sebuah kamus yang menggunakan sistem ini pada tahun 1892.[4]
Kantor pos menerbitkan sebuah konsep peta romanisasi pada tahun 1903.[5]
Kecewa dengan peta berbasis Wade tersebut, Hart membuat upaya lain untuk mempromosikan lokalisme pada tahun 1905. Dia mengarahkan para kepala kantor pos untuk mengajukan romanisasi "tidak seperti yang diarahkan oleh Wade, tetapi menurut ejaan lokal yang diterima atau biasa." Para misionaris setempat dapat dikonsultasikan, saran Hart. Namun, sistem Wade mencerminkan pelafalan di sebagian besar wilayah yang dilayani oleh kantor pos, setidaknya di daerah-daerah berbahasa Mandarin.[n 1]
^Peta ini menunjukkan di mana berbagai dialek bahasa Tionghoa dipertuturkan. Baik Wade-Giles maupun Pinyin didasarkan pada bahasa Mandarin Utara, yang ditunjukkan dengan warna merah. Meskipun bahasa ini sering disebut "dialek Beijing," kedua sistem ini menghilangkan fitur bahasa yang bersifat lokal pada Beijing.
Referensi
Kutipan
^Postal Romanization. Taipei: Directorate General of Posts. 1961. OCLC81619222.
^Harris, Lane J. (2009). "A "Lasting Boon to All": A Note on the Postal Romanization of Place Names, 1896–1949". Twentieth-Century China. 34 (1): 96–109. doi:10.1353/tcc.0.0007.