Pendidikan menengah di Taiwan merujuk kepada sistem pendidikan Taiwan di sekolah menengah pertama (usia 7-9) dan sekolah menengah keatas (usia 10-12). Pendidikan sekolah menengah pertama adalah kompulsori di Taiwan. Anak-anak dan orang muda yang berusia 6 sampai 15 tahun selama sembilan tahun diberi pendidikan kompulsori.[1] Menurut hukum, setiap orang yang menyelesaikan pendidikan dasarnya harus masuk sekolah menengah pertama selama tiga tahun, dengan pengecualian bagi orang yang sekolah di rumah dan orang yang memiliki kekurangan secara fisik atau psikis.
Sejarah
Kekaisaran Jepang
Sejarah pendidikan menengah di Taiwan telah ada sejak zaman kekuasaan Jepang. Pada 1896, pemerintah kolonial Taiwan mengimplementasikan kebijakan Sistem Direksi Sekolah-Sekolah, yang merupakan sistem penyekolahan modern pertama dengan rujukan dari sistem Barat dalam sejarah pendidikan di Taiwan.[2] Jepang kemudian membuat tiga revisi terhadap kebijakan pendidikan di Taiwan dan menggunakan pendidikan untuk mempromosikan militerisme dan loyalitas Kekaisaran Jepang.[3]
Taiwan menggunakan sistem kalender Minguo. Satu tahun sekolah terdiri dari dua semester, yang semesternya dimulai pada awal September setiap tahun dan dijalankan sampai akhir Januari atau awal Februari. Semester musim semi dimulai pada pertengahan Februari dan berakhir pada awal Juni.[5]
Mata pelajaran
Di sekolah menengah pertama, mata pelajaran yang diberikan meliputi sastra, matematika, bahasa Inggris, IPA, teknologi, IPS, ekonomi rumah dan kerajinan, seni dan pendidikan fisik. Bahasa yang digunakan pada sekolah menengah pertama dan keatas adalah Mandarin pada setiap tingkat.[6]
Pelajar
Menurut Statistik Pendidikan Republik Tiongkok (中華民國教育統計), Taiwan memiliki 932 sekolah menengah keatas, 844,884 pelajar dan 880 guru waktu penuh di setiap sekolah, pada tahun akademik ke-101 (Agustus 2012 sampai Juli 2013).[7]
Pendidikan orang asli dan non-Taiwan
Untuk pendidikan orang asli, terdapat 72,652 pelajar orang asli di sekolah menengah pertama pada tahun akademik ke-101. Lima kelompok pertama dalam istilah populasi pelajar adalah: Amis (26,113), Atayal (13,410), Paiwan (12,946), Bunun (8,113) dan Truku (4,600). Pada tahun akademik tersebut, terdapat 41,525 pelajar yang merupakan imigran baru; yang dibedakan berdasarkan pada kewarganegaraan (non-negara RT) orangtuanya, tiga negara pertamanya adalah: Republik Rakyat Tiongkok (16,221), Vietnam (10,690) dan Indonesia (8,099), dimana mereka meliputi 84.30% dari seluruh jumlah pelajar imigran baru.[8] Untuk orang Taiwan perantauan, terdapat 206 pelajar yang kembali ke Taiwan yang masuk sekolah menengah pertama pada tahun akademik ke-98 (Agustus 2009 sampai Juli 2010), yang utamanya tinggal di Indonesia (60), diikuti dengan Amerika Serikat (29).[7]