Pembelit lidah (bahasa Inggris: tongue twister) adalah frasa atau susunan kata-kata yang memiliki kemiripan dalam bunyi sehingga sulit diucapkan secara cepat dengan benar. Kemiripan bunyi dalam pembelit lidah di antaranya disebabkan adanya aliterasi (pengulangan bunyi konsonan awal, misalnya: buaya, biawak, buaian), asonansi (pengulangan bunyi vokal), dan konsonansi (pengulangan bunyi konsonan akhir). Kadang-kadang pembelit lidah disusun dari homofon, dan sering kali disusun hingga mengandung rima.[1]
Fungsi
Pembelit lidah, yang hanya terdiri dari beberapa kata, dimaksudkan untuk diucapkan berulang-ulang secepat mungkin. Kalimat-kalimat panjang yang menjadi pembelit lidah hanya perlu diucapkan sekali, namun secepat mungkin dan tanpa salah.
Pembelit lidah dapat digunakan untuk membantu mengembangkan kemampuan berbicara, terapi berbicara, membantu menghilangkan aksen, dan sebagai permainan untuk orang yang merasa tertantang untuk bisa mengucapkannya.[2] Di kalangan anak-anak, permainan pembelit lidah populer untuk saling memperlihatkan kemahiran berbicara. Anak-anak senang bila terjadi keseleo lidah yang mengakibatkan terucapkannya kata-kata tabu.
Pembelit lidah dikenal dalam berbagai bahasa di dunia. Dalam bahasa Inggris misalnya, fonem s [s] dan sh [ʃ] yang bunyinya mirip menyebabkan kesulitan artikulasi, misalnya: She sells seashells on the seashore (Dia menjual cangkang kerang di tepi pantai). Salah satu pembelit lidah dalam bahasa Prancis, Un chasseur sachant chasser sait chasser sans son chien de chasse (Seorang pemburu yang tahu cara berburu tahu cara berburu tanpa anjing berburunya) juga disebabkan kemiripan fonem s [s] dan sh [ʃ]. Menurut Guinness Book of World Records, pembelit lidah tersulit dalam bahasa Inggris adalah The sixth sick sheik's sixth sheep's sick.
Pembelit lidah dalam pelbagai bahasa
- Bahasa Indonesia : Ular melingkar-lingkar di atas pagar atau Kakak, kok kuku-kuku kaki kakak-kakak ku kok kaku-kaku kak?
- Bahasa Jawa : Lor ril ana regol marep ngalor
- Bahasa Madura : Bâḍâ bâḍḍhâna beḍḍhâ' bheḍḍhâ (ada wadahnya bedak bedah)
- Bahasa Sunda : Kuring dagang karung lamun karung kuring kurang tarang kuring kerung (saya menjual karung jika karung saya kurang, dahi saya berkerut)
Referensi
Lihat pula
Pranala luar