Paradise Road adalah film Amerika Serikat produksi tahun 1997 bergenre perang yang menceritakan sebuah grup yang terdiri dari wanita Inggris, Amerika Serikat, Australia, dan Belanda yang dipenjarakan oleh Jepang di Sumatra. Film ini disutradarai oleh Bruce Beresford, dibintangi oleh Glenn Close sebagai Adrienne Pargiter, Frances McDormand sebagai Dr. Verstak, Pauline Collins sebagai Margaret Drummond, Julianna Margulies sebagai Topsy Merritt, Jennifer Ehle sebagai Rosemary Leighton Jones, Cate Blanchett sebagai Susan McCarthy, dan Elizabeth Spriggs sebbagai Roberts.
Plot Synopsis
Diangkat dari kisah nyata, Bruce Beresford bercerita tentang orkestra vokal yang diciptakan seorang perempuan di sebuah kamp Jepang, sebuah cerita klasik tentang para perempuan yang bertahan hidup dari kekejaman melalui ketekunan, kekompakan, solidaritas, dan kreativitas. Film dibuka dengan adegan danca di klub kriket di Singapura. Wives dan suaminya, seorang tentara dan sosialita yang sedang menikmati malam dengan berdansa, persembahan, dan percakapan. Adegan memperlihatkan kebahagiaan tapi kemudian tidak berlanjut karena diketahui, terjadi perang di luar pintu. Paradise Road dijadikan latar cerita saat Perang Dunia II, dan tentara Jepang menyerang Singapura. Ketika bom meledak, di sisi kanan luar klub, dapat diketahui bahwa tentara Jepang telah melampaui garis pertahanan. Para wanita dan anak-anak segera berkumpul dan disembunyikan dengan perahu penyelamat. Beberapa jam berlalu, perahu tersebut diledakkan oleh pesawat udara Jepang dan para perempuan melompat keluar untuk menyelamatkan hidup mereka.
Tiga orang perempuan, Adrienne Pargiter istri petani teh, Rosemary Leighton-Jones seorang model dan Susan Macarthy, seorang perawat asal Australia berenang ke pantai. Tempat mereka mendarat adalah Pulau Sumatra. Mereka ditemukan oleh seorang perwira Jepang, Kapten Tanaka, dan diantar ke sebuah desa terpencil. Mereka kemudian dibawa ke sebuah penjara di tengah hutan. Tiga perempuan itu bertemu kembali dengan seorang anak dan satu perempuan yang berada di atas perahu. Di kamp penjara, para perempuan dari semua bangsa termasuk Belanda, Inggris, Irlandia, Purtugis, Tiongkok, dan Australia. Mereka berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Ada biarawati, perawat sosialita, dan ibu rumah tangga. Mereka dipaksa untuk kepada para perwira Jepang dan disuruh hormat bendera. Para wanita itu harus bertahan dalam siksaan. Ada di antaranya yang berpikir positif, itu akan segera berakhir dan suami mereka menjemput. Meskipun demikian, oleh kondisi yang brutal menyebabkan para wanita itu menderita sakit, dan ada sebagian yang meninggal.
Pengasingan dan pemenjaraan itu sudah berlangsung selama dua tahun. Adrienne Pargiter, seorang lulusan Akademi Musik Royal Academy dan Daisy ‘Margaret’ Drummond seorang misionaris, memutuskan untuk menyusun sebuah komposisi orkestra vokal untuk meringankan beban pikiran. Sebagian dari perempuan itu mencemaskan hidup mereka karena perwira Jepang itu, terutama Sersan Tomiashi ‘The Snake,’ yang terkenal sangat keras dan suka melarang pertemuan, baik sosial maupun keagamaan. Orkestra akhirnya ditampilkan di kamp itu bahkan para perwira sempat berhenti untuk mendengarkannya.
Perang berakhir dan wanita bersukacita untuk kebebasan mereka. Film ini ditutup dengan adegan tampilnya orkestra vokal yang menyuguhkan lebih dari 30 karya pada tahun 1943-1944. Pada tahun 1997, banyak dari korban yang masih hidup selama pembuatan film dan memberikan kontribusi untuk inspirasi untuk Paradise Road.[1][3][4][4][5][6][7][8][9]
Pemeran
Referensi
Bibliography
Pranala luar