Netflix adalah layanan streaming videoover-the-top berbasis di Amerika Serikat. Layanan ini menawarkan beragam film dan acara televisi, termasuk produksi orisinal dan yang diperoleh dari pihak lain, yang mencakup berbagai genre dan tersedia dalam banyak bahasa secara internasional.[4]
Logo keempat sekaligus yang digunakan saat ini sejak 2014
Diluncurkan sebagai bisnis penyewaan melalui pos
Netflix didirikan oleh Marc Randolph dan Reed Hastings pada tanggal 29 Agustus 1997 di Scotts Valley, California. Hastings, seorang ilmuwan komputer dan matematikawan, merupakan salah satu pendiri Pure Software, yang diakuisisi oleh Rational Software pada tahun yang sama dengan nilai $750 juta. Akuisisi ini menjadi yang terbesar dalam sejarah Silicon Valley saat itu.[8] Randolph, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur pemasaran untuk Pure Software setelah Pure Atria mengakuisisi perusahaan tempat ia bekerja, ia juga turut mendirikan MicroWarehouse, sebuah perusahaan penjualan komputer melalui pos, dan pernah menjadi wakil presiden pemasaran di Borland.[9][10] Hastings and Randolph Ide Netflix muncul saat Hastings dan Randolph sering melakukan kegiatan berbagi tumpangan dari Santa Cruz, California, ke kantor pusat Pure Atria di Sunnyvale.[11]Patty McCord, yang kemudian menjadi kepala Sumber Daya Manusia juga merupakan bagian dari kelompok berbagi tumpangan ini.[12] Randolph, yang terinspirasi oleh Amazon, ingin mencari kategori produk besar yang bisa dijual secara daring dengan model yang serupa. Mereka sempat mempertimbangkan dan menolak VHS karena biaya penyimpanan dan kesulitan pengiriman yang tinggi.[9] Ketika DVD diperkenalkan di Amerika Serikat pada awal tahun 1998, mereka menguji ide menjual atau menyewakan DVD melalui pos dengan mengirimkan sebuah cakram padat ke rumah Hastings di Santa Cruz.[9] Setelah cakram tersebut tiba dengan selamat, mereka memutuskan untuk memasuki industri penjualan dan penyewaan video rumahan yang kala itu bernilai $16 miliar.[9][11] Hastings sering menyebut bahwa ide mendirikan Netflix terinspirasi oleh pengalamannya dikenai denda $40 oleh toko Blockbuster karena terlambat mengembalikan salinan film Apollo 13.[11] Hastings menginvestasikan $2,5 juta ke dalam Netflix dari hasil penjualan Pure Atria.[13][11] Netflix diluncurkan sebagai situs web penyewaan dan penjualan DVD pertama dengan 30 karyawan dan 925 judul yang tersedia, yang merupakan hampir semua DVD yang saat itu diterbitkan.[11][14][15] Randolph dan Hastings sempat bertemu dengan Jeff Bezos, saat itu Amazon menawarkan untuk mengakuisisi Netflix dengan harga antara $14 dan $16 juta. Meski Randolph sempat mempertimbangkan tawaran tersebut, Hastings, yang memegang 70% saham perusahaan menolaknya.[16][17]
Netflix awalnya mengadopsi model penyewaan per-DVD, tetapi kemudian memperkenalkan konsep langganan bulanan pada bulan September 1999.[18] Model penyewaan per-DVD dihentikan pada awal tahun 2000, memungkinkan perusahaan untuk fokus pada model bisnis penyewaan dengan biaya tetap tanpa batas waktu, tanpa biaya keterlambatan, pengiriman, penanganan, atau biaya per-judul.[19] Pada September 2000, selama masa gelembung dot-com dan ketika Netflix mengalami kerugian, Hastings dan Randolph menawarkan untuk menjual perusahaan ke Blockbuster seharga $50 juta. Namun, tawaran tersebut ditolak oleh CEO Blockbuster, John Antioco, yang menganggapnya sebagai lelucon, dengan mengatakan, "Histeria dot-com benar-benar berlebihan."[20][21] Meski mengalami pertumbuhan pesat pada awal tahun 2001, dampak berkelanjutan dari runtuhnya gelembung dot-com dan serangan 11 September membuat perusahaan menunda rencana penawaran saham perdana (IPO) dan memutuskan untuk memberhentikan sepertiga dari 120 karyawannya.[22]
Pada akhir tahun 2001, pemutar DVD menjadi hadiah populer selama musim liburan. Hal ini menyebabkan peningkatan permintaan terhadap layanan berlangganan DVD dari Netflix, sebagaimana diungkapkan oleh Patty McCord.[23] Netflix melaksanakan penawaran saham perdana (IPO) pada tanggal 29 Mei 2002, dengan menjual 5,5 juta lembar saham biasa seharga $15.00 per lembar.[24] Pada tahun 2003, Netflix memperoleh hak paten dari Kantor Paten dan Merek Dagang AS yang melindungi model layanan penyewaan langganannya, termasuk beberapa ekstensi layanan tersebut.[25] Pada tahun itu, Netflix mencatat laba pertamanya sebesar $6,5 juta dari total pendapatan $272 juta. Pada tahun 2004, laba meningkat menjadi $49 juta dengan pendapatan yang melampaui $500 juta.[26] Tahun 2005 Netflix memiliki koleksi 35.000 judul film berbeda dan mengirimkan 1 juta DVD setiap hari.[27]
Di tahun 2004, Blockbuster memperkenalkan layanan penyewaan DVD serupa, memungkinkan pelanggan untuk memilih film melalui situs web dan mengembalikannya di toko fisik.[28] Pada tahun 2006, layanan Blockbuster mencapai dua juta pelanggan, menarik sebagian bisnis dari Netflix, meskipun jumlah pelanggan Netflix masih lebih banyak. Netflix menurunkan biayanya pada tahun 2007.[26] Meskipun sering diklaim bahwa Netflix "membunuh" Blockbuster di pasar penyewaan DVD, kenyataannya, beban utang dan perselisihan internal menjadi faktor utama yang merugikan Blockbuster.[28]
Pada 4 April 2006, Netflix mengajukan gugatan pelanggaran paten terhadap Blockbuster di Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Utara California. Netflix mengklaim bahwa layanan langganan penyewaan DVD daringBlockbuster melanggar dua paten yang dimiliki oleh Netflix. Penyebab utama tuntutan hukum tersebut adalah tuduhan bahwa Blockbuster melakukan pelanggaran dengan meniru "antrian dinamis" DVD Netflix, yang tersedia untuk setiap pelanggan. Ini termasuk metode Netflix dalam memanfaatkan preferensi peringkat dalam antrian untuk mengirim DVD kepada pelanggan, serta metode yang memungkinkan antrian untuk diperbarui dan disusun ulang.[29] Penyebab kedua dari tindakan hukum tersebut berkaitan dengan dugaan pelanggaran terhadap model layanan penyewaan berlangganan Netflix, serta metode komunikasi dan pengiriman yang mereka gunakan.[30] Kedua perusahaan akhirnya menyelesaikan perselisihan mereka pada 25 Juni 2007, namun detail kesepakatan dirahasiakan.[31][32][33][34]
Pada 1 Oktober 2006, Netflix mengumumkan Netflix Prize, sebuah hadiah sebesar $1.000.000 untuk pengembang algoritma rekomendasi video yang dapat mengalahkan algoritma mereka sebelumnya, Cinematch, dalam memprediksi peringkat pelanggan lebih dari 10%. Pada 21 September 2009, hadiah ini diberikan kepada tim "BellKor's Pragmatic Chaos."[35] Cinematch, diluncurkan pada tahun 2000, sebuah sistem yang merekomendasikan film kepada pengguna, termasuk film-film yang mungkin belum mereka kenal sebelumnya.[36][37]
Pada Januari 2007, Netflix meluncurkan layanan media aliran, memperkenalkan video atas permintaan melalui internet. Saat itu, hanya 1.000 film yang tersedia untuk aliran, dibandingkan dengan koleksi 70.000 judul film dalam format DVD.[41] Awalnya, Netflix mempertimbangkan untuk menawarkan film secara daring, tetapi baru pada pertengahan dekade 2000-an, peningkatan kecepatan data dan biaya lebar pita memungkinkan pelanggan untuk mengunduh film dari internet. Konsep awalnya adalah "wadah Netflix" yang bisa mengunduh film semalaman untuk ditonton pada hari berikutnya. Pada tahun 2005, Netflix telah memperoleh hak atas film-film tersebut dan merancang wadah serta layanannya. Namun, dengan melihat popularitas layanan aliran seperti YouTube yang berkembang meski tanpa konten definisi tinggi, Netflix memutuskan untuk membatalkan penggunaan perangkat keras dan beralih ke konsep aliran.[42]
Pada Februari 2007, Netflix mencapai tonggak sejarah dengan pengiriman DVD ke-miliar, mengirimkan salinan film Babel kepada seorang pelanggan di Texas.[43][44] Pada April 2007, Netflix merekrut pendiri ReplayTV, Anthony Wood, untuk mengembangkan "Pemutar Netflix," yang memungkinkan konten aliran diputar langsung di televisi.[45] Hastings kemudian menghentikan proyek ini, mendorong produsen perangkat keras lain untuk menyertakan dukungan Netflix bawaan, yang kemudian diluncurkan sebagai produk Roku.[46][47][48]
Pada Januari 2008, semua pelanggan penyewaan cakram diberikan akses ke aliran tanpa batas dan tanpa biaya tambahan. Tindakan ini merupakan respons terhadap peluncuran Hulu dan layanan penyewaan video baru dari Apple.[49][50][halaman dibutuhkan] Pada Agustus 2008, setelah basis data Netflix mengalami kerusakan yang menghentikan pengiriman DVD selama tiga hari, perusahaan memindahkan semua datanya ke Amazon Web Services.[51] Pada November 2008, Netflix mulai menawarkan penyewaan Blu-ray kepada pelanggannya dan menghentikan penjualan DVD bekas.[52] Pada tahun 2009, layanan aliran Netflix mengambil alih pengiriman DVD.[53]
Pada 6 Januari 2010, Netflix mencapai kesepakatan dengan Warner Bros. untuk menunda penyewaan rilis baru selama 28 hari setelah DVD tersedia untuk dijual, sebagai upaya membantu studio dalam menjual salinan fisik. Kesepakatan serupa tercapai dengan Universal Pictures dan 20th Century Fox pada 9 April.[54][55][56] Pada Juli 2010, Netflix menandatangani kesepakatan untuk melakukan aliran film dari Relativity Media.[57] Pada Agustus 2010, Netflix mencapai kesepakatan lima tahun senilai hampir $1 miliar untuk menayangkan film-film dari Paramount, Lionsgate dan Metro-Goldwyn-Mayer. Kesepakatan ini meningkatkan biaya pengeluaran tahunan Netflix, menambah sekitar $200 juta per tahun. Dalam enam bulan pertama tahun 2010, Netflix menghabiskan $117 juta untuk aliran, naik dari $31 juta pada tahun 2009.[58] Pada 22 September 2010, Netflix diluncurkan di Kanada, memasuki pasar internasional pertamanya.[59][60] Pada November 2010, Netflix mulai menawarkan layanan aliran mandiri yang terpisah dari penyewaan DVD.[61]
Pada tahun 2010, Netflix mengakuisisi hak atas seri Breaking Bad, yang diproduksi oleh Sony Pictures Television, setelah musim ketiganya. Langkah ini diambil saat ahli siar AMC mempertimbangkan pembatalan seri tersebut. Sony mendorong Netflix untuk merilis Breaking Bad tepat waktu untuk musim keempat, yang mengakibatkan peningkatan signifikan jumlah penonton di AMC. Hal ini terjadi karena pemirsa baru yang menonton episode-episode sebelumnya di Netflix, dan jumlah penonton pada musim kelima meningkat dua kali lipat. Breaking Bad dianggap sebagai seri pertama yang mendapat "pengaruh Netflix."[62]
Pada Januari 2011, Netflix mengumumkan perjanjian dengan beberapa produsen untuk menyertakan tombol Netflix pada perangkat pengendali jarak jauh yang kompatibel, seperti pemutar Blu-ray.[63] Pada Mei 2011, Netflix menjadi sumber lalu lintas aliran Internet terbesar di Amerika Utara, menyumbang 30% lalu lintas pada jam-jam sibuk.[64][65][66][67]
Pada 12 Juli 2011, Netflix mengumumkan pemisahan paket langganannya menjadi dua paket terpisah: satu untuk layanan aliran dan satu lagi untuk penyewaan DVD.[68][69] Biaya untuk aliran ditetapkan seharga $7,99 per bulan, sementara penyewaan DVD ditawarkan dengan harga yang sama.[70] Pada 11 September 2011, Netflix memperluas jangkauannya ke Amerika Latin.[71][72][73] Pada 18 September 2011, Netflix mengumumkan rencana untuk mengubah layanan penyewaan DVD menjadi anak perusahaan independen bernama Qwikster, memisahkan layanan penyewaan DVD dari aliran.[74][75][76][77][78] Pada tanggal 26 September 2011, Netflix mengumumkan sebuah kesepakatan penting dengan DreamWorks Animation, yang memungkinkan Netflix untuk menayangkan film-film dan serial animasi dari studio tersebut.[79] Namun, pada 10 Oktober 2011, Netflix memutuskan untuk mempertahankan layanan DVD dengan nama Netflix dan mempertahankan kedua paket tersebut sebagai merek bersama, mengikuti ketidakpuasan pelanggan atas pemisahan layanan tersebut.[80][81]
Pada Oktober 2011, Netflix dan The CW menandatangani kesepakatan produksi multi-tahun.[82] Pada 4 Januari 2012, Netflix meluncurkan layanannya di Inggris dan Irlandia, memulai perluasan jangkauannya ke Eropa.[83] Pada Februari 2012, Netflix mencapai kesepakatan multi-tahun dengan The Weinstein Company.[84][85] Pada Maret 2012, Netflix mengakuisisi nama domain DVD.com.[86] Pada tahun 2016, layanan penyewaan DVD melalui posnya berganti nama menjadi DVD.com, A Netflix Company.[87][88] Pada April 2012, Netflix mengajukan permohonan kepada Federal Election Commission (FEC) untuk membentuk komite aksi politik (PAC) bernama FLIXPAC.[89] Tujuannya adalah untuk terlibat dalam isu-isu seperti netralitas net, batas pita lebar, UBB dan VPPA".[90][91] Pada Juni 2012, Netflix menandatangani kesepakatan dengan Open Road Films.[92][93]
Netflix di Indonesia
Layanan Netflix di Indonesia hadir pada Januari 2016, pengguna dapat menggunakan layanan Netflix dengan cara membuat akun dan berlangganan.[94]
Telkom Group memutuskan untuk memblokir Netflix per 27 Januari 2016 pada pukul 00.00 WIB. Dengan demikian, pengguna Indihome, WiFi.id, dan Telkomsel secara otomatis tidak bisa mengakses layanan Netflix. Hal tersebut dilakukan karena saat itu Netflix belum memiliki izin dan isi konten Netflix belum sesuai dengan undang-undang yang ditetapkan di Indonesia.
Hal itu juga didukung oleh Mastel (Masyarakat Telematika Indonesia) karena Netflix yang datang secara tiba-tiba dan tidak mendukung aturan. Namun, pihak Smartfren dan XL Axiata justru tidak sependapat dan pengguna operator ini masih bisa mengakses layanan Netflix.[95]
Setelah 4 tahun berlalu, pada 7 Juli 2020, pihak Telkom membuka kembali layanan Netflix di Indonesia dengan aturan yang ditetapkan antara lain, sepakat untuk tidak menayangkan konten-konten terlarang yang mengandung pornografi anak, terorisme, dan melanggar Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), serta konten yang mendiskreditkan kelompok masyarakat tertentu dan patuh terhadap Self Regulatory Code for Subscription Video on Demand Industry in ASEAN.[96]
Seiring dengan meningkatnya popularitas dan cakupan pasarnya di dekade 2010-an, Netflix menerima berbagai kritik dari berbagai kelompok dan individu. Beberapa pelanggan mengeluhkan kenaikan harga langganan setelah pemisahan layanan penyewaan DVD dan aliran, kebijakan yang kemudian dibatalkan oleh perusahaan. Meningkatnya produksi konten aliran oleh Netflix memicu desakan untuk membatasi konten kekerasan grafik dan menyediakan panduan pemirsa mengenai isu-isu seperti sensasionalisme dan promosi ilmu semu. Netflix juga dikritik oleh para pendukung hak penyandang disabilitas karena dianggap menyediakan takarir tertutup yang kurang memadai.[97]
Banyak organisasi media dan pesaing mengkritik Netflix karena cenderung merilis data peringkat dan jumlah pemirsa program orisinalnya secara selektif. Perusahaan ini juga dikritik karena sering mengklaim jumlah penonton yang membanggakan tanpa menyediakan data pendukung atau menggunakan metode estimasi yang dipertanyakan.[98] Pada Maret 2020, beberapa lembaga pemerintah meminta Netflix dan layanan aliran lain untuk membatasi layanan mereka mengingat peningkatan penggunaan pita lebar dan konsumsi energi. Menanggapi hal ini, Netflix mengumumkan pengurangan laju bit aliran di Eropa, yang mengurangi lalu lintas Netflix di jaringan Eropa sekitar 25%. Langkah serupa juga diterapkan di India.[99]
Pada Mei 2022, salah satu pemegang saham Netflix, Imperium Irrevocable Trust, menggugat perusahaan atas tuduhan pelanggaran undang-undang sekuritas Amerika Serikat.[100]
^"Top Websites Ranking". Similarweb. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-10. Diakses tanggal 2021-12-01.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^O'Brien, Jeffrey M. (December 1, 2002). "The Netflix Effect". Wired. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 5, 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Levinthal, Dave (April 7, 2012). "Netflix forms PAC". Politico. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 16, 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)