Luigi Di Maio (pelafalan dalam bahasa Italia: [luˈiːdʒi di ˈmaːjo]; lahir 6 Juli 1986) adalah seorang politikus Italia yang awalnya berkiprah sebagai salah satu pendiri "Teman Beppe Grillo" yang merupakan pendahulu Gerakan Bintang Lima pada tahun 2007.[1] Ia lalu terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Italia pada tahun 2013 dan lalu diangkat sebagai Wakil Presiden Dewan Perwakilan Italia. Semenjak 23 September 2017, ia menjadi pemimpin Gerakan Bintang Lima.[2] Di bawah kepemimpinannya, partai tersebut menjadi partai dengan perolehan suara dan kursi terbesar dalam pemilihan umum Italia 2018, walaupun koalisi partai tengah-kanan-lah yang menjadi kekuatan politik terbesar di parlemen.[3] Namun, tidak ada partai yang berhasil memperoleh suara mayoritas.[4] Setelah proses negosiasi yang alot selama berbulan-bulan, partai Gerakan Bintang Lima akhirnya bersekutu dengan Lega yang merupakan partai terbesar di koalisi tengah-kanan, dan kemudian mereka menominasikan profesor hukum perdata Giuseppe Conte sebagai calon perdana menteri pada tanggal 21 Mei 2018. Namun, cobaan kembali muncul setelah Presiden Italia Sergio Mattarella menolak pengangkatan Paolo Savona sebagai Menteri Ekonomi dan Keuangan karena ia dianggap terlalu anti-euro.[5] IConte awalnya sempat mundur, tetapi Di Maio dan Salvini kemudian memutuskan untuk menjadikan Giovanni Tria sebagai Menteri Ekonomi dan Keuangan yang baru pada tanggal 31 Mei 2018. Pemerintahan Conte pun diresmikan pada tanggal 1 Juni 2018 dan Luigi Di Maio diangkat sebagai Wakil Perdana Menteri dan juga Menteri Pembangunan Ekonomi, Buruh dan Kebijakan Sosial.
Kehidupan awal
Luigi Di Maio dilahirkan di Avellino pada tahun 1986; ia merupakan anak sulung dari tiga saudara laki-laki. Ayahnya yang bernama Antonio adalah seorang wiraswasta properti dan anggota dewan lokal untuk partai neo-fasis Gerakan Sosial Italia, sementara ibunya berprofesi sebagai guru bahasa Italia dan Latin.[6][7]
Di Maio mengambil jurusan teknik di Universitas Napoli Federico II, tetapi ia lalu pindah jurusan ke fakultas hukum. Ia tidak pernah menyelesaikan kuliahnya, tetapi ia merupakan salah satu pendiri organisasi mahasiswa di kedua fakultas tersebut.[8][9]
Catatan kaki
Pranala luar