Layla dan Majnun (bahasa Arab: لیلی و مجنون, translit. Layla wa Majnūn, bahasa Indonesia: Layla dan si Gila) adalah sebuah cerita asmara karangan sastrawan Persia asal Azerbaijan ternama: Nezami. Cerita ini mengisahkan seorang pemuda bernama Qais yang jatuh cinta kepada Layla. Akan tetapi, ayah Layla tidak menyetujui hubungan asmara mereka berdua dan berusaha menikahkan Layla dengan seorang saudagar kaya. Kisah ini secara sekilas mirip dengan cerita Romeo dan Juliet karangan William Shakespeare, sehingga beberapa tokoh barat seperti Lord Byron, menyebutnya sebagai "The Romeo and Juliet of the East".[1] Akan tetapi, umur cerita ini jauh lebih tua daripada cerita Romeo dan Juliet.
Cerita ini sebenarnya juga bukan karya orisinal dari Nezami sendiri, melainkan Nezami menyadurnya dari beberapa kisah yang berasal dari Tanah Arab. Meski begitu, cerita ini tetaplah masyhur sebagai karangan dari Nezami sendiri karena berjasa mengenalkan kisah ini kepada publik dan menulisnya dalam sebuah buku. Kisah ini pun kemudian banyak diterjemahkan ke bahasa lain selain bahasa Arab seperti bahasa Persia, Turki, dan India.[2]
Cerita singkat
Qais dan Layla jatuh cinta satu sama lain ketika mereka berdua masih muda. Namun dengan seiring waktu, ayah Layla tidak merestui hubungan asmara mereka berdua. Qais pun ditinggal pergi Layla karena ayah Layla tidak merestuinya. Layla kemudian dinikahkan oleh ayahnya kepada seorang saudagar kaya yang berasal dari suku Thaqif di kota Ta'if. Mendengar berita tentang pernikahan Layla, Qais pun patah harapan dan pergi meninggalkan rumahnya untuk menuju hutan belantara. Oleh karena perbuatannya itu, Qais disebut oleh masyarakat setempat sebagai Majnun alias gila.
Meskipun Layla dinikahkan oleh seorang saudagar kaya, ia tidak dapat merasakan kebahagiaan. Dalam hati kecilnya, Layla ingin menikahi Qais, meski kenyataan berkata lain. Setelah hidup bersama suaminya yang tinggal di Arab utara, Layla kemudian meninggal dalam keadaan menanggung kerinduan kepada Qais. Qais pun mendatangi pusara Layla dengan keadaan sangat bersedih. Tak berapa lama setelah kematian Layla, Qais pun menyusulnya pergi ke alam baka. Qais pun dimakamkan di dekat Layla, sebagai tanda cinta yang tak terpisahkan meskipun tragis.[3]