Penulis asal Inggris Hadi Sidomulyo menulis bahwa menurut seorang petugas di Banyu Biru, di Keboncandi pernah ditemukan sejumlah arca yang sebagiannya dihancurkan penduduk setempat, dan sisanya dipendam kembali. Tidak diketahui sebab kelakuan tersebut, dan tidak diketahui nasib dari arca yang dipendam kembali.
Di Keboncandi ada Masjid Tiban yang dikatakan salah satu masjid tertua di kabupaten Pasuruan. Seperti sering halnya, boleh jadi masjid ini dibangun di atas tempat kerohanian, bahkan tempat kekuasaan yang lebih kuno. Oleh karena itu Hadi berpendapat bahwa ada kemungkinan Keboncandi adalah desa yang dulu dimiliki Gajah Mada.
Di Sebelah Barat Masjid Tiban sekitar 300 m terdapat perkuburan yang bernama "Makam Mbah Sakar". Di salah satu makam terdapat sebuah batu panjang yang bertampang seperti menhir (batu tegak dalam kebudayaan megalitik). Ada juga sebuah lapik arca, sisa dari arca yang ditemukan.
Menurut Hadi, peninggalan Keboncandi mungkin berkaitan dengan desa "Tunggilis" yang disebut dalam Nagarakertagama karya Mpu Prapanca (1365). Di sebelah utara, 1 km dari Keboncadi, ada desa yang namanya Tenggilisrejo.
Sumber
Gomperts, A., "In the footsteps of Hayam Wuruk", IIAS Newsletter No. 39, Leiden, 2005