Karlovy Vary (pelafalan Ceko: [ˈkarlovɪ ˈvarɪ] simakⓘ; bahasa Jerman: Karlsbad) adalah sebuah kota yang terletak di wilayah Bohemia barat di Republik Ceko. Kota yang terletak sejauh 130 km di sebelah barat kota Praha ini berada di pertemuan sungai Ohře dan Teplá. Kota ini dinamai dari Kaisar Romawi Suci dan Raja Bohemia Karl IV yang merupakan pendiri kota ini pada tahun 1370. Kota ini dikenal akan sumber air panasnya. Secara keseluruhan terdapat 13 sumber air panas utama dan 300 sumber air yang lebih kecil. Maka dari itu, kota ini merupakan kota spa yang paling banyak dikunjungi di Republik Ceko.[2]
Pada zaman dahulu, sebagian besar penduduk kota ini merupakan penutur bahasa Jerman. Setelah kekalahan Austria-Hungaria dalam Perang Dunia I pada tahun 1918, wilayah Bohemia menjadi bagian dari negara Cekoslowakia seperti yang diatur oleh Perjanjian Saint-Germain-en-Laye (1919). Penduduk berbahasa Jerman di Karlovy Vary menolak perjanjian ini dan mengadakan demonstrasi damai pada tanggal 4 Maret 1919, tetapi pada akhir bulan tersebut demonstrasi menjadi ricuh dan enam demonstran tewas dibunuh oleh pasukan Ceko.[3]
Pada tahun 1938, wilayah Cekoslowakia yang dihuni oleh orang-orang Jerman (dikenal dengan nama Sudetenland) menjadi wilayah Jerman Nazi sesuai dengan ketentuan Perjanjian München. Salah satunya adalah Karlovy Vary (diganti lagi namanya menjadi Karlsbad). Seusai Perang Dunia II, sebagian besar penduduk kota ini diusir karena mereka adalah orang Jerman. Wilayah mereka disita tanpa kompensasi dan nama kota ini diganti lagi menjadi Karlovy Vary.
Semenjak berakhirnya rezim komunis di Cekoslowakia pada tahun 1989 dan jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, jumlah bisnis Rusia di Karlovy Vary meningkat pesat.
Catatan kaki