Igor Anatolyevich Kirillov (bahasa Rusia: Игорь Анатольевич Кириллов; 13 Juli 1970 – 17 Desember 2024) adalah seorang letnan jenderal dan Kepala Pasukan Pertahanan Nuklir Rusia. Ia memimpin pasukan pertahanan radiologi, kimia, dan biologi militer Rusia sejak 2017. Kirillov dikenal karena klaimnya tentang dugaan laboratorium biologi negara-negara Barat, dan kemungkinan hubungannya dengan penyebaran penyakit menular termasuk Covid-19.
Dia mengeklaim bahwa Amerika Serikat berencana menyediakan senjata biologis ke Ukraina, dan ini akan mencakup penargetan pasukan Rusia dengan nyamuk yang terinfeksi malaria. Pada 17 Desember 2024, Igor Kirillov dan asistennya tewas, ketika bom yang dipasang di sebuah skuter meledak saat keduanya meninggalkan sebuah gedung di tenggara Moskow sekitar dini hari waktu setempat.[1]
Pembunuhan
Kirillov dibunuh dalam sebuah ledakan di Moskwa pada tanggal 17 Desember 2024 sekitar pukul 6:12 pagi MSK. Dia dibunuh bersama seorang asisten yang namanya diberikan oleh pihak berwenang Rusia sebagai Ilya Polikarpov (Илья Поликарпов)[2] saat mereka meninggalkan kompleks perumahan di sepanjang area Ryazansky Prospekt. Ledakan tersebut disebabkan oleh ledakan alat peledak yang ditanam di sebuah skuter listrik, yang cukup kuat untuk memecahkan jendela di sebuah bangunan di seberang jalan.[3][4][5] Menurut media pemerintah Rusia, alat peledak tersebut mengandung bahan peledak dengan jumlah yang kurang lebih sama dengan yang digunakan pada Pengeboman Metro Moskwa 2010 yang menewaskan 40 orang dan melukai 80 orang.[6] Alat peledak tersebut mengandung sekitar 300 gram setara TNT.[7][8]