Hubungan media adalah aktivitas yang dilakukan oleh individu ataupun profesi humas suatu organisasi untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang (balance).
Hubungan media banyak dikaitkan dengan konteks pemberitaan yang tidak berbayar atau publisitas positif.
Dalam profesi humas hubungan media juga sering kali dipahami sebagai penanganan krisis dengan memberitakan tentang hal-hal positif tentang perusahaan saat perusahaan sedang dilanda berita negatif. Pada saat krisis cara terbaik penanganan hubungan media oleh humas adalah dengan mengakui dan memperbaiki kesalahan dengan menginformasikan usaha-usaha ke depan. Dalam hal ini baik media massa maupun humas dalam posisi saling memanfaatkan dan saling diuntungkan (simbiosis mutualisme).
Contoh pemanfaatan media massa untuk kepentingan organisasi dan publisitas positif adalah liputan berita saat Fraksi PDIP DPR mengembalikan total uang insentif legislasi sebesar Rp 3,4 miliar.[1] Perhatikan bahwa hal ini bisa dilakukan tanpa liputan berita, namun dengan diliput berita maka kejadian ini menimbulkan citra positif untuk organisasi dan di saat yang sama media massa mendapatkan berita.
Tujuan
- Untuk memperoleh pengetahuan kebudayaan di Indonesia sebanyak mungkin.
- Untuk memperoleh tempat dalam pemberitaan budaya di Indonesia dan berimbang mengenai ha-hal yang menguntungkan kebudayaan di Indonesia.
- Untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat mengenai kebudayaan di Indonesia.
- Untuk melengkapi data/ informasi yang berkaitan dengan budaya di Indonesia serta cara kita melestarikan budaya Indonesia.
- Untuk mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi oleh rasa saling percaya dan menghormati sesama budaya di Indonesia.
Manfaat
- Membagun pemahaan mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dan media massa.
- Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghormati dan menghargai kejujuran serta kepercayaan.
- Penyampaian/perolehan informasi yang akurat, jujur, dan mampu memberikan pecerahan bagi publik.
Untuk menjalankan hubungan dengan media, kegiatan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut;[2]
- Press Conference. Pertemuan yang diselenggarakan oleh perusahaan dengan mengundang wartawan/pekerja media untuk menyampaikan pesan tertentu. Pesan yang disampaikan dalam press conference dapat berupa; berita terbaru, klarifikasi kasus, penemuan/peluncuran produk atau jasa baru, dsb.
- Press Visit. Aktivitas kunjungan media yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara mengunjungi kantor media untuk lebih mengenal para pekerja media. Kegiatan ini juga memiliki tujuan untuk lebih memudahkan akses bertemunya wartawan/pekerja media dengan para pimpinan perusahaan untuk mendapatkan publikasi secara personal.
- Press Briefing. Aktivitas untuk memberikan instruksi kepada media yang akan meliput acara secara khusus.
- Press Workshop. Pelatihan yang diberikan oleh perusahaan kepada media menggenai topik-topik yang baru.
- Media Monitoring. Aktivitas yang dilakukan perusahaan/organisasi untuk memantau berita/isu yang terdapat di dalam media.
- Media Clipping. Aktivitas mengumpulkan berita-berita penting dari media massa yang diarsipkan sebagai bahan informasi oleh perusahaan.
- Press Gathering[3]. Acara pertemuan antara pers dengan organisasi dengan suasana santai dan menghibur. Kegiatan ini berfungsi untuk membangun hubungan dengan media secara lebih intensif dan personal. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk membangun hubungan interpesonal yang lebih optimal antara perusahaan dan pekerja media.
Referensi