Hubungan antara Oman dan Kenya bermula pada abad ke-17 ketika Mombasa dan kota-kota pesisir lainnya diduduki oleh Kesultanan Oman.[1] Mombasa dan kota-kota pesisir lainnya diduduki antara tahun 1698 dan 1728, setelah itu Mombasa diduduki selama satu tahun oleh Portugis dan 1729–1824 di mana Mombasa ditaklukkan oleh Inggris dan sekali lagi antara tahun 1826 dan 1887 di mana wilayah tersebut ditaklukkan oleh Inggris lagi. Jalur pesisir Kenya diduduki oleh Oman selama total 186 tahun.[2]
Kota-kota pesisir di Kenya masih memiliki jejak arsitektur dan budaya dari Oman. Beberapa penduduk kota-kota ini dapat melacak leluhur mereka. Mombasa, adalah kota terbesar kedua di Kenya dan arsitektur serta budaya Oman terlihat jelas di kota tersebut.[3]
Kenya dan Oman saat ini menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1976. Pada tahun 1977, duta besar Oman pertama menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Kenya, Kenyatta. Kedutaan Oman ditutup pada tahun 1986 dan dibuka kembali pada tahun 2013.[4]
Kedutaan Besar Kenya di Muskat dibuka pada tahun 2011 oleh Menteri Luar Negeri Moses Wetangula.[4]
Kerjasama pembangunan
Kenya dan Oman sedang menyusun nota kesepahaman dan perjanjian kerjasama untuk meningkatkan kerjasama di bidang perdagangan, pendidikan, budaya, pariwisata, olahraga, bisnis, investasi dan tenaga kerja.[3]
Nota kesepahaman ini juga akan menetapkan kerangka kerja untuk menjadikan Mombasa dan Muskat sebagai kota kembar.[3]
Perdagangan
Ekspor Kenya ke Oman mencapai KES. 1,2 miliar (EUR. 11,5 juta). Impor Kenya dari Oman mencapai KES. 1,5 miliar (EUR. 14,2 juta).[4]
Ekspor utama Kenya ke Oman meliputi: minyak yang diperoleh dari mineral bitumen, garam logam, teh dan mate, daging, bahan nabati, kopi dan pengganti kopi, obat-obatan, buah-buahan dan kacang-kacangan.[4]
Ekspor utama dari Oman ke Kenya meliputi: minyak bumi, batu, peralatan mesin, mineral mentah, aluminium, pompa, kapal dan perahu. Oman merupakan pasar potensial untuk barang-barang Kenya lainnya seperti produk daging, kacang-kacangan, teh, kopi dan bunga.[4]