Hermann von de Wall atau lengkapnya Hermann Theodor Friedrich Karl Emil Wilhelm August Casimir von de Wall[1] (lahir 30 Maret 1807 di Jerman; meninggal 2 Mei 1873) adalah bahasawan, pekamus, peneliti dan penulis berkebangsaan Belanda. Ia pertama kali menginjakkan kaki di Hindia Belanda pada 25 Februari 1829 sebagai seorang sersan kavaleri pasukan Belanda. Akan tetapi kemudian ia menunjukkan ketertarikannya terhadap dunia kebahasaan. Ia adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah perkembangan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.[2]
Karya paling masyhurnya adalah kamus dwibahasa Melayu-Belanda dan Belanda-Melayu. Kamus ini adalah tugas barunya sebagai pegawai pemerintahan, menggantikan Lenting dan Schaap (1830-an) serta Roorda van Eysinga (1840-an) yang tidak berhasil melakukannya. Dalam perjalanan merekam kata-kata Melayu, ia banyak menyalin naskah-naskah penting berbahasa Melayu sehingga hari ini kita masih bisa menjumpai salinannya di Perpustakaan Nasional, seperti Syair Nyamuk dan Lalat,Hikayat Muhamad Hanafiah dan Hikayat Nakhoda Muda. Selain menyalin naskah, sumber kamusnya juga adalah penutur bahasa Melayu, salah satunya adalah Raja Ali Haji.[2]
Pada tahun 1860-an, kamus Melayu-Belanda keluaran pertama akhirnya terbit sebanyak 3.050 eksemplar di Hindia Belanda. Tetapi kamus keluaran pertama ini hanyalah sebagian kecil dari jerih payahnya selama dua puluh tahun. Sementara itu, naskah kamus peninggalan de Wall versi yang lebih lengkap diterbitkan pada 1877 dengan disunting oleh H.N. van der Tuuk, yang juga seorang ahli bahasa terkemuka di abad ke-19.[2]
Karya
Selain kamus Belanda-Melayu dan Melayu-Belanda, de Wall juga banyak melahirkan karya lainnya, yakni:[2]
De vormveranderingen der Maleische taal (Perubahan bahasa Melayu, 1864)
Ontwerp van een Maleisch woordenboek en Maleische spraakkunst (rancangan kamus Melayu-Belanda)
Transcriptie van een Maleistalig handschrift getiteld Sijarah Melayu geschreven door Tengku Said, in opdracht van H. von de Wall, assistent-resident Sukadana; met aantekeningen van Roolvink (Transkripsi Sejarah Melayu yang ditulis Tengku Said atas perintah H. von de Wall, Asisten Residen Sukadana, dan diberi catatan oleh Roolvink)
Pantoen-pantoen Melajoe (1877) yang ditulis bersama Ibrahim Hadji
Nog iets over de zoogenaamde Angka Imālah en de woorden Nẹtijasa en Arakijan (Tentang angka dan kata-kata arkais, 1865)
Hikajat Poetri Djohar Manikam (pengerjaannya dilanjutkan oleh anaknya AF. Von Dewall, 1909-1911)
Hikajat Soekarna dan Soekarni diatoerkan dengan menoeroet Hikajat Serangga Bajoe jang bernama djoega Hikajat Ahmad dan Mohammad (diteruskan anaknya, 1908).
Sementara itu, karya-karya yang dihasilkan selama di Borneo:[2]
Derde reis van den Gezaghebber der Oostkust van Borneo 24 Mei 1848 – 2 Augustus 1849 (catatan perjalanan menyusuri pedalaman Kalimantan)
Ruw ontwerp eener organisatie der Ooster-Afdeeling van Borneo (gambaran kasar struktur masyarakat pedalaman Kalimantan, 1850)
Borneo, Westkust: Sambas, Pontianakh, Mampauwa, Landakh (gambaran pantai barat Kalimantan: Sambas, Pontianak, Mampawa, dan Landak, 1850-1857)
Opstand der Chinezen van Menteradoe, Westkust Borneo 1853-1854 (pergolakan masyarakat Tionghoa di Menteradoe, Kalimantan Barat)
Inlichtingen omtrent de politieke toestand van Landakh : ingewonnen op mondelinge last van de waarnemend Resident in de Westerafdeeling van Borneo (situasi politik di Landak, Kalimantan, 1854).
Ada juga buku-buku yang diterbitkan berdasarkan karyanya, di antaranya:
Surat-Surat Raja Ali Haji Kepada Von de Wall oleh Jan Van Der Putten dan al Azhar (2007)[3]
Katalog naskah Melayu H. Von de Wall oleh Ahmad Budi Wahyono[4]