Harry Albert Poeze (lahir 20 Oktober 1947) adalah sejarawan, penulis, dan peneliti berkebangsaan Belanda. Ia dikenal karena meneliti secara mendalam mengenai Tan Malaka, pahlawan Nasional Indonesia.
Harry lahir di Loppersum pada 20 Oktober 1947. Ia diterima berkuliah di Jurusan Ilmu Politik Universitas Amsterdam pada 1967. Ia mulai menunjukan ketertarikan pada Tan Malaka saat menyusun skripsinya pada 1971. Ia berusaha meneliti berbagai macam arsip, tokoh, dan tempat yang memiliki keterkaitan dengan Tan Malaka. Setelah lulus sarjana pada 1972, ia kembali meneliti tentang Tan Malaka dalam disertasi doktoralnya selama 4 tahun hingga lulus pada 1976.[1]
Pada 1976, Harry langsung datang ke Indonesia untuk meneliti Tan Malaka. Setelah berpuluh tahun meneliti, pada September 2009 timnya berhasil menemukan makam Tan Malaka di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur.[2]
Harry juga bekerja di Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV, Lembaga Ilmu Bahasa, Negara dan Antropologi Kerajaan Belanda). Ia menjabat Kepala Departemen Publikasi KITLV pada 1981 yang kini menjadi KITLV Press. Pada 2010, ia menjadi penerbit senior di sana. Saat ini ia telah pensiun dan menjadi peneliti senior di KITLV.[3]
Harry adalah anggota Partij voor de Arbeid (PvdA, Partai Buruh Belanda) sejak 1965 dan ia mengaku berideologi sosial-demokrat. Pada 1971, ia terpilih sebagai anggota Dewan Kota Castricum. Ia memegang posisi itu hingga 1982 dan juga menjabat wethouder atau asisten walikota.[1]
Sejarawan Asvi Warman Adam menilai bahwa karya Harry berjudul Verguised en vergeten; Tan Malaka, de linkse beweging en de Indonesische Revolutie, 1945-1949 adalah biografi terbesar dalam sejarah Indonesia karena ditulis dalam tiga jilid dengan total 2.194 halaman.[4]
Rujukan
|
---|
Umum | |
---|
Perpustakaan nasional | |
---|