Girsang Sipangan Bolon adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan ini sebelumnya bernama Kecamatan Parapat, tetapi pada tahun 1960 diubah menjadi Girsang Sipangan Bolon.
Kawasan ini terletak di tepian Danau Toba dengan Kota Parapat yang menjadi ikonnya dan menjadi destinasi wisata, juga menjadi salah satu pintu gerbang menuju Pulau Samosir.
Setelah Indonesia merdeka, Girsang, Sipangan Bolon, Parapat, Tigaraja dan Sibaganding sekitarnya dibentuk menjadi satu kecamatan yang dinamai Kecamatan Parapat yang terdiri dari tiga puluh satu kepala kampung, karena pada waktu itu ada peraturan khusus yang mengatakan bahwa setiap dua puluh lima rumah tangga dapat dibentuk menjadi satu kepala kampung.
Setelah terbentuk Kecamatan maka masyarakat memilih langsung Anggarajim Sinaga menjadi Asisten Wedana, dikarenakan beliau adalah pejuang utama dari daerah ini untuk melawan Belanda. Namun meskipun Anggarajim Sinaga terpilih menjadi Asisten Wedana, beliau tidak sempat melaksanakan tugasnya karena faktor kesehatan yang tidak mengizinkan, sehingga jabatan tersebut langsung dipangku oleh Walter Sinaga atas unjukan partai agar pemerintahan jangan terhenti. Setelah pemerintahan berjalan dengan lancar dan baik, Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun menggabung tiga puluh satu nagori (desa) yang ada menjadi lima, antara lain: Girsang, Sipangan Bolon, Parapat, Tigaraja dan Sibaganding.
Pada tahun 1960 nama Kecamatan Parapat diubah namanya menjadi Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, berdasarkan sejarah yaitu wilayah Girsang Sipangan Bolon adalah Landschap Tanah Jawa, sedangkan Parapat adalah distrik Dolok Panribuan, dimana Landschap lebih besar dari Distrlk. Pada tahun 1980 untuk meningkatkan kinerja pemerintahan, tiga nagori (desa) di wilayah Kecamatan Girsang Sipangan Bolon diangkat statusnya menjadi kelurahan, adapun ketiga kelurahan tersebut adalah: Tigaraja, Parapat, dan Girsang.
Pemerintahan
Kecamatan Girsang Sipangan Bolon terdiri dari 3 Kelurahan dan 3 Nagori: