Ginseng (Panax) adalah spesies terna berkhasiat obat yang termasuk dalam suku Araliaceae. Ginseng tumbuh di wilayah belahan bumi utara terutama di Siberia, Manchuria, Korea, dan Amerika Serikat. Jenis ginseng tropis dapat ditemukan di Vietnam, yaitu Panax vietnamensis. Nama "ginseng" diambil dari bahasa Inggris, yang dibaca mengikuti lafal Bahasa Kantonis, jên shên, dalam bahasa Mandarin dibaca "ren shen", "人蔘" (duplikat manusia), karena bentuk akar yang menyerupai manusia.
Ginseng digunakan dalam pengobatan tradisional. Akar tanaman ini dapat memperbaiki aliran dan meningkatkan produksi sel darah merah, serta membantu pemulihan dari penyakit.
Di Indonesia terdapat juga tumbuhan yang memiliki khasiat sama dengan ginseng yaitu ginseng Jawa atau som jawa, Talinum paniculatum Gaertn. dan kolesom, Talinum triangulare Wild. Di dalam pengobatan tradisional akarnya dicampur dengan berbagai jenis obat dan yang paling terkenal dalam bentuk campuran anggur. Kajian mengenai khasiat dan kegunaannya telah dilakukan untuk menjadikan kolesom sebagai ginseng Indonesia.
Sejarah
Salah satu teks tertulis pertama yang membahas penggunaan ginseng sebagai ramuan obat adalah Shen Nong Pharmacopoeia , yang ditulis di Tiongkok pada tahun 196 Masehi. Dalam Kompendium herbal Materia Medica tahun 1596, Li Shizhen menggambarkan ginseng sebagai "tonik yang unggul". Namun, ramuan tersebut tidak digunakan sebagai obat "penyembuhan segalanya", tetapi lebih khusus lagi sebagai tonik bagi pasien dengan penyakit kronis dan mereka yang sedang dalam masa pemulihan.
Penguasaan ladang ginseng di Tiongkok dan Korea menjadi isu pada abad ke-16.
Panax schinsen
Panax schinsen atau ginseng korea adalah jenis ginseng yang berasal dari Korea.[1]
Orang Korea menyebut ginseng sebagai insam.[2] Di Korea, Panax schinsen liar yang tumbuh di hutan-hutan lebat pegunungan dinamakan sansam (ginseng gunung). Sansam adalah ginseng liar, sementara insam adalah ginseng yang dibudidayakan.[2]
Walau kapan pertama kali ginseng dibudayakan di Korea tak diketahui, namun kualitasnya sudah diketahui sejak lama.[2] Salah satu produknya dikenal dengan nama goryeo insam (ginseng goryeo/ginseng korea).
Ginseng korea berkualitas baik dikarenakan ditanam pada tanah subur dengan iklim yang mendukung.[2] Sejak lama orang Korea menghargai ginseng dan berusaha keras memilikinya.[2] Seseorang yang mencari ginseng liar di gunung dan menjualnya dinamakan sinamani (penggali ginseng liar).[2]
Karena menganggap sansam adalah hadiah dewa gunung (sansin), sebelum menggali ginseng mereka berdoa terlebih dahulu kepada dewa gunung dan berhati-hati dalam berkata dan bertindak.[2] Jika menemukan sansam, mereka akan berteriak "sim bwatda" (saya sudah menemukannya), lalu melakukan ritual kepada dewa gunung sebelum menggalinya dengan hati-hati.[2]
Dalam mitologi Korea, sansam adalah obat penyembuh yang dihadiahkan dewa.[2] Ia bahkan hidup dan bisa berbicara.[2] Pada saat ini, insam sudah dibudidayakan secara luas karena khasiatnya bagi manusia, antara lain efektif melawan kanker dan penyakit, sebagai tonik, bahan makanan, minuman kesehatan dan sebagainya.[2]
Penggunaan
Ginseng dapat dimasukkan dalam minuman energi atau teh herbal dalam jumlah kecil atau dijual sebagai suplemen makanan .
Makanan atau minuman
Akarnya paling sering tersedia dalam bentuk kering, utuh atau diiris. Dalam masakan Korea , ginseng digunakan dalam berbagai banchan (lauk pauk) dan guk (sup), serta teh dan minuman beralkohol . Teh dan minuman keras yang mengandung ginseng , yang dikenal sebagai insam cha (secara harfiah berarti "teh ginseng") dan insam-ju ("minuman keras ginseng") dikonsumsi. Daun ginseng juga digunakan untuk menyiapkan makanan dan minuman. Daunnya digunakan untuk membuat sup Asia, dikukus dengan ayam atau dikombinasikan dengan jahe, kurma, dan daging babi, atau dimakan segar.