Garin Nugroho Riyanto (lahir 6 Juni 1961) merupakan seorang sutradara, penulis skenario, dan produserfilm asal Indonesia.[1] Nama Garin Nugroho mulai dikenal luas setelah film bernama Cinta dalam Sepotong Roti (1990).[2] Lalu, film keduanya, Surat untuk Bidadari (1992) membawa namanya ke panggung film internasional.[2] Garin Nugroho juga peduli pada masalah lingkungan hidup.[3] Hal tersebut setidaknya tercermin dalam filmnya yang bertema lingkungan, yaitu Under The Tree.[3] Ia juga mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bernama SET pada tahun 1987.[4] LSM tersebut bertujuan untuk membuat bahasa yang baru, menciptakan spirit penciptaan, dan membuat komunitas.[4] Dari LSM tersebut lahir sutradara muda, seperti Riri Riza.[4]
Setelah selesai menempuh pendidikan sekolah menengah di Semarang, Garin Nugroho pergi ke Jakarta untuk belajar film di Fakultas Sinematografi Institut Kesenian Jakarta, IKJ (selesai pada 1985). Pria kelahiran Yogyakarta ini merasa tidak cukup hanya belajar film, ia juga mengikuti pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (selesai 1991).
Garin memulai karir sebagai sutradara lewat produksi film dokumenter. Namanya mulai ‘beredar’ setelah film cerita panjang pertamanya, Cinta dalam Sepotong Roti (1990), langsung mendapat penghargaan Film Terbaik di Festival Film Indonesia 1991. Film keduanya, Surat untuk Bidadari (1992), membawa Garin ke dunia panggung film internasional. Sejak itu, namanya melejit dan merambah ke berbagai festival film internasional. Pada Perayaan 250 tahun Mozart (2006), Garin terpilih menjadi salah satu dari enam ‘innovative directors’ dunia untuk membuat film, yang kemudian melahirkan Opera Jawa. Di akhir tahun 2006, ia ikut mendirikan Jogja-NETPAC Asian Film Festival.[5]
Dalam perfilman Indonesia, Garin Nugroho memulai kariernya sebagai kritikus film dan pembuat film dokumenter.[6] Ia telah menyelesaikan sedikitnya dua puluh film (dokumenter, film pendek, dan film panjang).[4] Pada Perayaan 250 Tahun Mozart, ia terpilih sebagai salah satu dari enam sutradara inovatif dunia untuk membuat film yang kemudian melahirkan Opera Jawa.[2] Di bidang musik, ia sempat membuat video klip January Christy, Titi DJ, Krakatau (grup musik), Katon Bagaskara, Paquita Widjaya, Edo Kondologit, dan Gong 2000.[1] Salah satu karya video klipnya, "Negeri di Awan" (dinyanyikan oleh Katon Bagaskara), berhasil mendapat Trofi Visia pada final Video Musik Indonesia Periode II 1994/1995.[4]