Exile on Main St. adalah album studio dari band rock Inggris, The Rolling Stones. Rilisan pertama album ini dikemas sebagai album ganda pada 12 Mei 1972 oleh Rolling Stones Records dan menjadi album kesepuluh yang dirilis di Inggris Raya. Rekaman album dimulai pada tahun 1969 di Inggris di antara sesi rekaman Sticky Fingers[1] dan dilanjutkan pada musim panas 1971 di sebuah vila sewaan di Prancis Selatan bernama Nellcôte disaat para anggota band menjadi "pengasingan pajak" oleh pemerintah Inggris.
Para anggota band bekerja dengan Studio Mobil Rolling Stones, sesi rekaman berlangsung selama berjam-jam hingga larut malam karena tidak terorganisir dengan baik. Proses rekaman selesai dengan sesi overdub di Sunset Sound Recorders, Los Angeles dengan tambahan pemain seperti pianis Nicky Hopkins, saksofon Bobby Keys, drummer Jimmy Miller dan pemain terompet Jim Price. Musik yang dihasilkan bernuansa blues, rock and roll, swing, country dan gospel, sedangkan liriknya berisi tentang hedonisme, seks dan waktu.
Exile on Main St. banyak berisi lagu-lagu utama dalam konser Stones dan menduduki peringkat #1 Tangga Album di enam negara, termasuk Britania Raya, Amerika Serikat dan Kanada. Album ini melahirkan lagu-lagu hit seperti "Happy", lagu langka yang dinyanyikan oleh gitaris Keith Richards, "Sweet Virginia" lagu balad bernuansa country dan singel sepuluh besar dunia "Tumbling Dice". Album remastered dirilis di Eropa pada tanggal 17 Mei 2010 yang berisi bonus 10 lagu baru.[2] Album remastered ini juga menempati posisi yang tinggi saat dirilis, menempati urutan #1 di Inggris dan #2 di Amerika Serikat.
Awalanya album ini mendapatkan beragam tanggapan sebelum akhirnya mendapat pujian dan ulasan positif di tahun 1970-an. Album ini dianggap kritikus sebagai karya terbaik Rolling Stones dan puncak dari serangkaian album band yang sangat sukses, setelah rilisnya Beggars Banquet (1968), Let It Bleed (1969) dan Sticky Fingers (1971).[3] Pada tahun 2003, Exile on Main St. menempati ranking ke-7 dalam 500 album terbaik sepanjang masa versi majalah Rolling Stones, mempertahankan peringkatnya pada tahun 2012 dan menjadi album tertinggi milik mereka dalam daftar. Pada tahun 2012, album ini masuk ke dalam Grammy Hall of Fame, menjadikannya album keempat Stones yang masuk kesana.
Rekaman
Exile on Main St. ditulis dan direkam antara 1969 hingga 1972. Mick jagger berkata "Setelah kontrak kami selesai dengan Allen Klein, kami tidak ingin memberinya daftar lagu untuk album ini," seperti yang terpaksa mereka lakukan untuk "Brown Sugar" dan Wild Horses" dari album Sticky Fingers (1971). Banyak trek lagu direkam antara 1969 hingga 1971 di Olympic Studios dan kediaman Jagger di Stargroves Country House di Inggris sambil sesi rekaman Sticky Fingers.[1]
Saat musim semi 1971 Rolling Stones banyak mengeluarkan uang untuk membayar pajak mereka dan akhirnya keluar dari Britania Raya sebelum pemerintah bisa menyita aset mereka. Jagger menetap di Paris bersama pengantin barunya Bianca Jagger dan gitaris Keith Richards menyewa sebuah villa, Nellcôte, di Villefranche-sur-Mer pinggiran kota Nice. Para personel lain menetap di selatan Prancis. Dikarenakan tidak adanya studio rekaman yang memadai untuk melanjutkan rekaman album, basement villa Richards diubah menjadi studio dadakan menggunakan alat dari truk rekaman mereka sendiri.
Nellcôte
Rekaman baru dimulai dengan sungguh-sungguh pada pertengahan Juni. Bassis Bill Wyman menyebut para anggota band bekerja sepanjang malam, setiap malam dari pukul delapan hingga tiga dini hari selama sisa bulan itu. Wyman mengatakan, "Tidak semua orang hadir setiap malam. Bagiku ini menjadi hal yang membuatku frustasi selama periode tersebut. Untuk dua album kami sebelumnya kami telah bekerja dengan baik dan mendengarkan produser Jimmy Miller. Di Nellcôte segalanya menjadi berbeda dan butuh beberapa saat untuk memahaminya." Saat periode ini Richards mulai kecanduan heroin tiap hari. Heroin senilai ribuan poundsterling mengalir melalui mansion tiap minggunya, bersama dengan pengunjung seperti William S. Burroughs, Terry Southern, Gram Parsons, John Lennon, dan Marshall Chess, putra dari musisi blues terkenal Leonard Chess, yang baru saja direkrut sebagai Presiden dari label rekaman baru Rolling Stones.[4] Parsons diminta untuk meninggalkan Nellcôte di awal Juli 1971 akibat dari perilakunya yang menjengkelkan setelah kecanduan heroin dan upaya Richards untuk membersihkan rumahnya dari para pengguna narkoba atas tekanan Kepolisian Prancis.[5]
Kecanduannya terhadap narkoba membuat Richards sering absen dari sesi rekaman yang dilanjutkan di basementnya, sedangkan Jagger dan Wyman sering tidak hadir karena bermacam-macam alasan. Hal ini membuat band sering melakukan rekaman dalam bentuk yang berbeda-beda. Contoh penting adalah salah satu lagu Richards paling terkenal, "Happy". Rekaman dilakukan di basement, Richards pada tahun 1982 berkata, "'Happy' adalah lagu yang aku buat karena aku datang duluan dalam sesi rekaman. Disana ada Bobby Keys dan Jimmy Miller. Kami lagi 'gak ada pekerjaan dan tiba-tiba saja aku mengambil gitar dan memainkan riff-nya. Jadi kami memainkannya dan langsung direkam. Kami memotong trek originalnya dengan saksofon bariton, alunan gitar dan iringan drum dari Jimmy Miller, dan sisanya tinggal merapihkan beberapa bagian. Saat itu kami hanya sedang jamming sore dan semuanya berkata, 'Wow, yeah, work on it'".
Pondasi band untuk sesi rekaman Nellcôte terdiri dari Richards, Keys, Mick Taylor, Charlie Watts, Nicky Hopkins, Miller (drummer yang mumpuni yang mempunyai hak cipta di lagu "Happy" dan "Shine a Light" karena absennya Watts),[1] dan Jagger ketika ia hadir. Bill Wyman tidak terlalu menyukai suasana villa Richards dan sering tak menghadiri sesi rekaman Prancis. Meskipun Wyman dikreditkan hanya dalam delapan lagu di perilisan album, ia berkata pada majalah Bass Player bahwa kredit tersebut tidak benar dan sebenarnya ia bermain lebih dari itu. Bagian bass yang lain dikreditkan pada Taylor, Richards dan pemain sewaan Bill Plummer. Wyman mencatat dalam biografinya Stone Alone bahwa ada perpecahan antara personel band menjadi grup yang bebas menggunakan narkoba (Richards, Miller, Keys, Taylor dan engineer Andy Johns) dan mereka yang tidak mau ikut-ikutan (Wyman, Watts dan Jagger).[4]
Los Angeles
Pengerjaan dasar lagu ("Rocks Off", "Rip This Joint", "Casino Boogie", "Tumbling Dice", "Happy", "Turd on the Run", "Ventilator Blues" dan "Soul Survivor") dimulai di basement Nellcôte dan dibawa ke Sunset Sound Recorders di Los Angeles, dimana overdubs (gabungan backing vokal, vokal utama dan semua alat musik) ditambahkan sepanjang sesi rekaman yang sibuk antara Desember 1971 hingga Maret 1972. Meskipun Jagger sering absen pada sesi Nellcôte,[4] ia mengambil alih sesi rekaman kedua di Los Angeles, mengatur bagian keyboardis Billy Preston dan Dr. John hingga sesi cadangan untuk merekam lapisan overdub. Suntingan akhir lagu bernuansa gospel seperti "Tumbling Dice", "Loving Cup", "Let It Loose" dan "Shine a Light" diinspirasi oleh Jagger, Preston dan Watts yang mengunjungi gereja Evangelikalisme.[1]
Musik dan Lirik
Menurut Bill Janovitz, dalam catatannya dalam "33⅓ book series", Exile on Main St. adalah "album yang memiliki variasi halus yang tampaknya tak terbatas di rock and roll – bentuk yang tampaknya hanya didominasi pada musik dasar dengan gitar."[6] Pengamat musik John Perry menulis bahwa Rolling Stones mengembangkan gaya hard rock yang modern di album itu "tetapi berakar kepada rock n roll era 1950-an dan swing di era 1930-an".[7] Stephen Erlewine, penulis untuk Allmusic, menggambarkan Exile on Main St. sebagai album yang membosankan dan tak ada kejutan" ditambah "serangkaian musik yang gelap dan padat" yang mencakup gaya rock and roll, blues, country dan gospel.[8] Penulis Rolling Stone Richard Gehr membandingkan album ini seperti "musik penjahat" dan mengamati bahwa album ini dipengaruhi musik yang kuat dari Amerika latin dalam eksplorasi rock 1950-an, soul-nya Afrika-Amerika dan gospel.[9]
Meskipun Exile sering dianggap sebagai cerminan visi Richards akan suara rock yang mentah dan berakar, Jagger sudah mengekspresikan kebosanannya terhadap rock and roll di beberapa interview saat album dirilis.[4] Pandangan Jagger soal musik rock di album Exile saat itu dianggap akademisi musik Barry J. Faulk sebagai "sinyal akhir dari upaya Stones untuk menghidupkan kembali musik rock ala Amerika".[10] Ditambah produktivitas Richards yang terganggu akibat kecanduan heroin, rilisan album-album berikutnya – sebagian besar ditangani oleh Mick Jagger – akan bereksperimen dengan genre musik lain, menjauh dari akar rock seperti Exile on Main St.[4]
Menurut Robert Christgau, Exile on Main St. mengembangkan tema hedonistik yang telah dieksplorasi dalam album sebelumnya seperti Sticky Fingers. Seperti yang ia tulis, "Album itu adalah tumpukan dari tema-tema lama – seks sebagai kekuatan, seks sebagai cinta, seks sebagai kepuasan, jarak, kegilaan – di atas obsesi terhadap era yang lebih dari pantas untuk pria berusia di atas 30 tahun yang masih berkomitmen pada apa yang dulunya dianggap musik remaja."[11]
Rilis dan Tanggapan
Exile on Main St. pertama dirilis pada 12 Mei 1972 sebagai double-album oleh Rolling Stones Records. Ini adalah album studio kesepuluh di Britania Raya.[12] Didahului singel "Tumbling Dice" yang mencapai chart lagu peringkat #5 di Inggris dan #7 di Amerika Serikat , Exile on Main St mendapatkan sukses komersil yang besar, mencapai peringkat #1 di seluruh dunia saat band memulai Konser Amerika Serikat 1972 mereka. Dalam tur Amerika Serikat pertama setelah tiga tahun, mereka banyak menampilkan lagu dari album baru mereka. Lagu Richards, "Happy" dirilis sebagai singel kedua untuk memanfaatkan konser mereka; mencapai peringkat #22 di Amerika Serikat pada bulan Agustus.[13]
Exile on Main St tidak diterima dengan baik oleh banyak kritikus saat itu, yang menemukan kualitas lagu yang tidak konsisten.[14] Dalam ulasanya pada Juli 1972 di Rolling Stone, Lenny Kaye berkata album tersebut memiliki "fokus yang ketat pada komponen dasar dari musik Stones seperti yang telah kita tahu," termasuk blues yang berdasarkan musik rock dengan "suasana yang tak jelas". Namun, ia menambahkan bahwa kualitas lagu yang tidak merata berarti "album Stones yang hebat di masa depan masih akan datang".[15] Richard William dari Melody Maker justru lebih antusias dan menganggap ini album terbaik mereka, ia menulis "ini mungkin akan mengambil tempat dalam sejarah" dan melanjutkan "benar-benar tidak setuju dengan cibiran dan tuduhan dari mereka yang tak suka. Sekali dan untuk semua, ini menjawab semua pertanyaan tentang kemampuan mereka sebagai band rock and roll."[16] Dalam daftar album akhir tahun untuk Newsday, Chirstgau menempatkan album ini menjadi yang terbaik tahun 1972 dan berkata, "masterpiece yang usang ini" menandai puncak dari musik rock tahun ini dan "eksplorasi kedalaman baru dari studio rekaman, membakar suara Mick dibawah lapisan sinis dan kebencian".[17]
Saat album Exile dirilis, Jagger berkata, "Album baru ini benar-benar gila. Banyak sekali lagu-lagu yang berbeda. Ini sangat rock and roll, tahu. Aku tidak ingin jadi kayak gini. Aku orang yang lebih suka eksperimen dalam grup, lebih bereksperimen. Bukan hal yang sama terus menerus. Sejak aku meninggalkan Inggris, aku telah memiliki hal yang ingin dilakukan. Aku tidak menentang rock and roll, tapi aku benar-benar ingin percobaan. Album baru sangat nge-rock dan itu bagus. Maksudku, aku bosan dengan itu. Semua orang tahu tanah atau asal muasal mereka, tapi kau juga harus belajar kemana-mana. Kau juga harus mempelajari langit."[1]
Setelah rilis Exile on Main St, Allen Klein menggugat Rolling Stones akibat melanggar kesepakatan karena lima lagu dalam album itu dibuat saat Jagger dan Richards masih dibawah kontrak dengan perusahaannya, ABKCO: "Sweet Virginia", "Loving Cup", "All Down the Line", "Shine a Light" dan "Stop Breaking Down" (ditulis oleh Robert Johnson tapi digubah ulang oleh Jagger dan Richards). ABKCO memperoleh hak penerbitan atas lagu-lagu tersebut, memberikan pembagian royalti dari Exile on Main St, dan bisa merilis album lagu Rolling Stones lainnya.[18]
Kritikus kemudian menilai kembali Exile on Main St dengan baik,[14] dan di akhir tahun 1970-an album ini dianggap sebagai album terbaik Rolling Stones.[27] Dalam sebuah review ulang, Janovitz menyebut ini "the greatest, most soulful, rock & roll record ever made" dan menambahkan "mungkin ini menjadi elemen penting rock and roll hingga tahun 1971, jika tidak lebih". Kemudian ia menulis "rekaman rock and roll terbaik sepanjang masa", dengan tidak menyertakan album The Beatles atau Pet Sounds, yang ia tulis sebagai "lagu-lagu pop yang brilian".[28] Dalam tanggapannya terhadap album ini, Richards berkata, "Ketika (Exile) keluar, album itu tidak laku dalam penjualannya, dan isinya juga banyak disensor secara keseluruhan. Tapi dalam beberapa tahun orang yang me-review album itu mengatakan itu adalah kumpulan omong kosong dan memujinya sebagai album sialan terbaik di dunia."[29]
Pada tahun 2003, "Exile bukan salah satu album favoritku, meskipun aku pikir rekaman itu memiliki perasaan-perasaan tertentu. Aku tak terlalu yakin seberapa bagus lagu-lagunya, tapi jika disatukan memang menjadi bagus. Namun, ketika aku mendengarkan Exile menurutku album itu memiliki beberapa mix terburuk yang pernah kudengar. Aku ingin me-remix rekaman, bukan karena vokalnya saja, tapi karena secara umum menurutku musiknya jelek. Waktu itu Jimmy Miller sedang kecanduan hingga tak bisa menyelesaikan tugasnya. Aku harus menyelesaikan sendiri seluruh rekamannya, karena jika tidak, cuma ada pemabuk dan pecandu saja disana. Tentu saja pada akhirnya aku yang bertanggung jawab, tapi rekaman itu tidak bagus dan tak ada kerja sama yang baik dari semuanya." Jagger juga tidak paham kenapa banyak penggemar Rolling Stones memberikan pujian terhadap album yang menurutnya tidak banyak menghasilkan hit.[30] Dari 18 lagu dalam album, hanya "Tumbling Dice", "Happy" dan "All Down the Line" yang sering dinyanyikan dalam konser. "Sweet Black Angel", "Ventilator Blues" dan "Stop Breaking Down" masing-masing hanya sekali ditampilkan secara langsung, sedangkan "Shake Your Hips", "Casino Boogie", "Turd on the Run", "I Just Wanna See His Face", "Let It Loose" dan "Soul Survivor" tak pernah dimainkan sama sekali.[31]
Richards juga berkata , "Exile adalah album ganda. Karena ini album ganda jadi kau akan mencapai area-area yang berbeda, dan Stones benar-benar terasa seperti exiles (buangan). Awalnya kami tidak berniat untuk membuat album ganda; kami hanya pergi ke selatan Prancis untuk membuat album dan pada saat kami selesai kami berkata, 'Kami ingin mengeluarkan semuanya.' Intinya adalah bahwa Stones telah mencapai titik di mana kami tidak lagi harus melakukan apa yang diperintahkan kepada kami. Saat itu Andrew Loog Oldham meninggalkan kami, kita telah menghabiskan waktu bersama, banyak hal telah berubah dan aku tak lagi tertarik untuk mencapai peringkat #1 di tangga lagu setiap saat. Yang ingin aku lakukan adalah hal yang bagus — jika bagus, mereka akan mendapatkan respon dengan sendirinya."[29]
^Goodman, Fred (2015). Allen Klein: The Man Who Bailed Out the Beatles, Made the Stones, and Transformed Rock & Roll. Boston, New York: Houghton Mifflin Harcourt. hlm. 235–236. ISBN978-0-547-89686-1.
^"ザ・ローリング・ストーンズ-リリース-ORICON STYLE-ミュージック" [Highest position and charting weeks of Exile on Main St by The Rolling Stones]. oricon.co.jp (dalam bahasa Japanese). Oricon Style. Diakses tanggal 8 May 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)