Ekologi perilaku

Penguin berkawanan di Antarktika.

Ekologi perilaku adalah sebuah studi mengenai dasar evolusioner dari perilaku hewan parena tekanan-tekanan ekologi.[1] Ekologi perilaku berasal dari etologi setelah Niko Tinbergen menguraikan empat pertanyaan yang harus dibahas saat mempelajari perilaku hewan: apa saja sebab terdekat, ontogeni, nilai bertahan hidup dan filogeni dari suatu perilaku?

Jika suatu organisme memiliki suatu ciri yang memberinya suatu keuntungan selektif (dalam kata lain, memiliki kepentingan adaptif) pada lingkungannya, maka seleksi alam akan "memilih"nya. Kepentingan adaptif merujuk kepada ekspresi sebuah ciri yang mempengaruhi kecocokan, yang diukur dari kesuksesan reproduktif suatu individu. Ciri adaptif adalah ciri yang memproduksi lebih banyak salinan dari gen suatu individu pada generasi selanjutnya. Ciri maladaptif adalah ciri yang memproduksi lebih sedikit. Sebagai contoh, jika suatu burung yang dapat berkicau lebih keras dapat memikat lebih banyak kawin, maka kicauan keras adalah ciri adaptif dari spesies tersebut, karena burung yang lebih berisik kawin lebih banyak daripada yang kurang berisik. Hal tersebut "mengirim" lebih banyak gen yang berhubungan dengan kicauan berisik ke generasi-generasi selanjutnya. Sebaliknya, jika burung dengan kicauan keras lebih sering memikat predator, maka kemungkinan besar gen tersebut tidak akan diturunkan, karena kehadirannya pada lungkang gen lebih jarang.

Individu selalu berada pada kompetisi dengan lainnya untuk sumberdaya yang terbatas, seperti makanan, teritori dan kawin. Konflik dapat terjadi antara predator dan mangsa, diantara saingan kawin, dan diantara anggota keluarga.

Referensi

  1. ^ Verhaltensökologie: Über die Evolution sozialen Verhaltens. Klett-Themendienst Nr. 83, Juni 2018.

Strategi Solo vs Squad di Free Fire: Cara Menang Mudah!