Ding (鼎) adalah wadah atau kaldron dari zaman prasejarah dan Tiongkok kuno yang berdiri tegak di atas kaki penyangganya dilengkapi dengan penutup dan dua pegangan yang berhadapan. Ding merupakan salah satu objek perunggu paling penting yang digunakan dalam ritual Tiongkok di masa kuno. Biasanya dibuat dalam dua bentuk: bundar dengan tiga kaki dan empat persegi panjang dengan empat kaki yang dinamakan "fangding". Ding digunakan untuk memasak, wadah penyimpanan dan persembahan ritual untuk para dewa atau leluhur.
Temuan paling awal adalah ding keramik pada masa pra-Shang di situs Erlitou,[1] tetapi ding lebih dikenal berasal dari Zaman Perunggu, khususnya setelah Dinasti Zhou tidak terlalu menggunakan anggur merah Tiongkok dalam ritual seperti yang sering dilakukan oleh raja-raja Shang.[2] Pada zaman Zhou, ding mendapat tempat istimewa dan dianggap sebagai simbol otoriatas dalam acara ritual.[3] Jumlah ding yang diizinkan untuk dimiliki para bangsawan Tiongkok bervariasi sesuai dengan peringkat gelarnya masing-masing, misalnya Sembilan Ding yang dimiliki oleh raja-raja Zhou merupakan simbol dari kekuasaan mereka atas seluruh Tiongkok tetapi ding tersebut hilang pada zaman kaisar pertama Shi Huangdi akhir abad ke-3 SM.[4] Setelah itu otoritas kekaisaran diwakili oleh Segel Kekaisaran yang diukir dari Heshibi (cakram giok dengan lubang di tengahnya) tetapi segel yang sakral itu juga hilang pada masa Lima Dinasti setelah runtuhnya Dinasti Tang.
^Chen, Jianming; Jay Xu; Fu Juliang (2011). Along the Yangzi River: Regional Culture of the Bronze Age from Hunan. New York: Art Media Resources, Ltd. hlm. 23–24. ISBN978-0-9774054-6-6.